𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟐𝟎.🥀 𝐃𝐢 𝐜𝐮𝐥𝐢𝐤

1K 39 0
                                    

Gimana lagi ga?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana lagi ga?

Vote jangan lupa😘

🌹


Ella fokus membuatkannya teh. Sedangkan Tasya sibuk melihat-lihat apartemen Ella sembari melipat tangannya seolah menilai.

Apartemennya sangat rapi dan indah. Apalagi dengan bunga-bunga yang ia tanam di balkon rumah itu. Pasti ini salah satu penyebab Calvin sangat tergila-gila dengan gadis ini. Pikir Tasya dalam hati. Namun Tasya tenang karena dirinya sudah menyiapkan rencana yang akan menjauhkan Calvin dari Ella.

"Ini teh mu," kata Ella sembari menaruh tehnya itu di meja santai yang berada di depan jendela besar dekat balkon.

Tasya langsung pergi kesana, dan menyambar tehnya, walaupun sebenarnya ia tidak tertarik. Mereka duduk di meja itu.

"Ella," panggil Tasya datar sembari menyesap tehnya.

"Ya Tasya?" jawab Ella ramah.

Tasya meletakkan tehnya dan mengalihkan pandangannya ke Ella dan menatapnya serius. "Aku ingin berbicara padamu."

"Bicara apa?" tanya Ella penasaran.

"Ini tentang kau dan Calvin." Tasya berbicara semakin serius.

"Kenapa dengan aku dan Calvin?" tanya Ella, ia sedikit malu kalau hubungan dekatnya ternyata terbongkar dihadapan Tasya yang merupakan rekan kerja Calvin karena Calvin mengecup keningnya tadi.

"Kau mencintainya?" tanya Tasya.

"Eh?" Ella sedikit kaget Tasya menanyakan hal itu. Apa yang harus aku jawab?

Namun sepertinya Tasya tak membutuhkan jawaban Ella dan langsung melanjutkan perkataannya. "Kau tahu? Calvin dan aku sudah di jodohkan," kata Tasya sedikit ada perasaan marah terhadap Ella di dalam kalimatnya tapi ia mengatakannya dengan tenang.

"Hah?" Ella membelalakkan mata tak percaya atas perkataan Tasya itu. Kenapa Calvin tidak memberitahunya? Kenapa Calvin melakukannya?

Ella dipenuhi perasaan berkecamuk dan Sekarang ia merasa seakan menjadi pelakor dalam hubungan mereka.

"Ya kami sudah di jodohkan, dan aku mencintainya. Melihatnya menciummu tadi membuatku merasa sakit dan aku merasa tidak dihargai!" kata Tasya blak-blakan, ia tidak menyembunyikannya.

Ella merasa semakin kaget dan ia merasa tak enak hati. "Ehh ma-maafkan aku Tasya. Aku benar-benar tidak tahu..."

"Makannya itu aku memberitahumu." Tasya memutus penjelasan Ella dengan ketus.

"M-maafkan aku Tasya," ucap Ella sembari tertunduk.

Ella hanya dapat mengatakan itu. Ia merasa bersalah karena tak mengetahui hal ini dan harus menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka. Dada Ella rasanya perih mengetahui hal itu, padahal ia akan menerima Calvin tadi.

𝐈'𝐦 𝐘𝐨𝐮𝐫 𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐨 (𝐄𝐧𝐝)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang