bab 05

182 50 144
                                    

Halo, luv. Kalian bisa panggil aku lia💘

Dilarang keras salah lapak. Menyebutkan judul, nama tokoh  yang tidak berada di lapak ATLAS!!!

Selamat membaca

.

.

.

[05. Ketakutan test]

_AtlasDikka_

Koridor kelas sudah mulai dipadati oleh siswa SMA Bintang Raya mengingat lima belas menit lagi bel masuk berbunyi. Kaki lebar itu melangkah santai dengan mengabaikan sapaan dari beberapa siswa lainnya, hanya datar dan tangan ditenggelamkan ke dalam saku celana.

“At! Lo dari mana dah?”

Atlas menelan permen yupi yang ada di dalam mulutnya. “Kelas sebelah.”

“Si Bintang nggak masuk anjir. Tumben banget tuh anak.”

Sedikit terkejut. “Kenapa?”

“Nggak tau. Nggak ada surat izin juga.”

Seorang Bintang Rivan Putra absen tanpa surat izin? Tampaknya hal itu tidak dapat dipercaya. Atlas bahkan Guruh tau betul bagaimana sifat anak itu, remaja yang tidak mungkin melewatkan presensi begitu saja. Walau terkadang suka membolos tetapi anak itu tidak mungkin absen tanpa keterangan.

“Lo serius?”

“Ngapain gue boong?”

Atlas mengembuskan napas kasar. “Oke.”

“Kok lo panik? Kenapa?” tanya Guruh keheranan.

Atlas menggeleng kuat. "Nggak."

“Maksud—

"Nanti gue jelasin." Cowok itu menyela.

_AtlasDikka_

“Pertanyaan terakhir. Ada yang bisa menyebutkan dampak revolusi bagi dunia internasional?”

Acungan tangan muncul dari bangku tengah. “Di bidang ekonomi dampaknya adalah beralihnya kehidupan perdagangan,” jawab salah satu siswi IPS 1 yang berkaca mata.

“Dari?”

“Dari pantai beralih ke daerah pedalaman.” Atlas menyahut.

Bu Nadia tersenyum. “Yang lain?”

Acungan tangan muncul kembali dari bangku belakang. “Di bidang politik akan mengakibatkan menyebarnya paham liberalisme.” Guruh menjawab.

“Bagus. Yang lain, ada?”

Acungan tangan muncul kembali dari bangku paling belakang. “Di bidang sosial. Adanya pendidikan dan pengajaran yang merata,” jawab Atlas, dari bangku paling belakang.

Bu Nadia tersenyum puas bertepatan dengan itu bel pergantian jam berbunyi. Suara buku yang dibereskan mulai terdengar. Guru itu membereskan peralatannya dan segera melangkah keluar.

“Terima kasih semua. Selamat belajar kembali.”

Semua murid menjawab dengan bersamaan. Setelah itu mereka mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing, beberapa murid cerdas membuka kembali buku dan mempelajari materi-materi selanjutnya dan beberapa murid akan keluar kelas menghibur diri.

Atlas menenggelamkan wajahnya di tumpukan kedua tangannya, mencoba untuk memejamkan mata minimal sampai guru berikutnya hadir.

“Woi bangun!”

ATLAS DIKKA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang