bab 40

58 23 124
                                    

Halo, luv. Kalian bisa panggil aku lia💘

Dilarang keras salah lapak. Menyebutkan judul, nama tokoh yang tidak berada di lapak ATLAS!!!

Selamat membaca

.

.

.

[40. Sama-sama Beruntung]

_AtlasDikka_

“Dikit lagi rapi nih, kurang ngepel doang.”

Guruh mengusap keringat sebesar biji jagung di dahinya. “Gila capek juga, ya. Ngos-ngos an gue."

“Tapi gapapa deh, demi Mama sama Rafael,” lanjutnya dengan penuh semangat.

Setelah itu ia beranjak dari ruang tamu untuk mengambil lap. Dirinya kali ini sangat bersemangat untuk membersihkan rumah lantaran tadi setelah dirinya pulang dari sekolah untuk mengambil raport ia mendapat kabar bahwa mamanya dan Rafael akan pulang.

Sudah lama sekali ia menahan rindu kepada adik satu-satunya itu. Mendengar kabar bahwa mamanya dan Rafael akan mengunjunginya membuat dirinya senang bukan main. Ia akan membuat rumah menjadi sangat bersih dan banyak makanan, hal itu dilakukan agar mama dan adiknya betah tinggal bersamanya nanti.

Guruh kembali ke ruang tamu dengan membawa lap yang ia dapatkan dari dapur. Namun, begitu terkejutnya dirinya saat ia kembali sampai di ruang tamu.

“Bjir! Lo pada udah dari kapan disini."

Bintang mendengus kesal. "Minimal makasih dulu, udah dibantu ngepel juga."

Cowok itu menggelengkan kepala saat melihat dua temannya datang begitu saja, dan yang lebih mengejutkannya adalah Bintang tengah mengepel lantai dan Atlas tengah memasang gorden baru yang ia tinggal di sofa tadi.

“Lo mau encok gara-gara bersihin rumah sendiri?” Atlas ikut bersuara.

“Ini agak geli sih, tapi gue mau makasih sama lo pada.”

Atlas melirik tajam. "Makan sono gengsi."

Setelah beberapa pekerjaan telah selesai mereka kerjakan, saatnya Guruh menyiapkan beberapa cemilan yang sudah ia masukkan ke dalam toples. Sudah ia duga, bahwa dua temannya akan langsung memakan cemilan yang baru saja ia letakkan di meja ruang tamu.

“Tumben beresin sampe sebegininya.”

Guruh mengangguk. “Mama sama Rafael mau kesini.”

Atlas dan Bintang saling berpandangan, mereka berdua sedikit terkejut dengan apa yang diucapkan temannya. Namun, tidak bisa dipungkiri rasa takut menyelimuti mereka. Mereka takut kali ini orang tua Guruh tidak bisa menepati perkataan mereka seperti kemarin-kemarin.

“Tenang aja, kali ini beneran pulang. Bentar lagi gue yang jemput mereka.” Guruh mengerti akan tatapan itu, tatapan kekhawatiran mereka. “Lo pada mau ikut juga?”

Mereka mengangguk saja, ada perasaan lega di dalam hati keduanya.

Btw, selamat buat lo dua orang. Apalagi Atlas, selamat udah jadi yang pertama lagi. Dan buat lo, Tang, lo keren banget jadi peringkat ke tiga.”

Bintang tersenyum samar. “Kali ini lebih lega aja.”

“Keadaan udah baik-baik aja, ya? Jadi langkah kalian udah nggak berat lagi. Gue harap lo berdua tetep kaya gini sampai kapanpun.”

ATLAS DIKKA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang