bab 12

121 39 159
                                    

Halo, luv. Kalian bisa panggil aku lia💘

Dilarang keras salah lapak. Menyebutkan judul, nama tokoh  yang tidak berada di lapak ATLAS!!!

Selamat membaca

.

.

.

[12. Cowok Resek]

_AtlasDikka_

Atlas celingukan ke kanan ke kiri, ke arah pintu lalu ke arah jendela, begitu terus sepanjang setengah jam pelajaran. Sudah sejak tadi pagi Bintang masih berada di kamar mandi dan belum kembali juga.

Pikiran Atlas makin ngawur saja. Apakah Bintang tertidur di dalam toilet, apakah dia nyasar dan hal-hal negatif lainnya yang terkesan tidak masuk akal.

Cowok yang menjabat menjadi ketua kelas itu mengetuk-ketukkan jarinya di meja. Pikirannya semakin tidak enak, satu yang ada di pikirannya adalah menyusul temannya itu.

“Woi, si Bintang ke mana?”

Suara bisikan dari Guruh membuat Atlas menoleh ke belakang setelah melirik ke arah guru yang sedang fokus ke papan tulis.

Ia hanya mengangkat bahunya pertanda tidak tahu, Guruh hanya merespon dengan anggukan. Lalu temannya itu kembali fokus pada papan tulis, lumayan kan kalau tiba-tiba otaknya bisa encer dan mengalahkan dua teman dekatnya itu.

Ketukan jarinya di meja semakin kuat. Apa yang Bintang lakukan hari ini adalah meninggalkan kelas? Itu artinya cowok itu...

...bolos?

Lagi?

Waktu itu Bintang bolos dan itu karena dirinya, sekarang apalagi yang menjadi alasan Bintang meninggalkan kelas. Atlas yakin, Bintang tidak benar-benar ke kamar mandi.

Guru yang ada di depan berbalik, namun Atlas tidak menyadarinya. Guru muda itu melirik ke arah anak didiknya yang sejak tadi seperti ada yang dipikirkan.

“Atlas, kamu ada pertanyaan?”

Cowok itu terkejut, buru-buru ia menggeleng. Sial, memikirkan Bintang membuat fokus Atlas terpecah.

“Kalau begitu kamu fokus ya, silakan dikerjakan tugas yang ada di papan.”

“Iya, Bu.”

Atlas kembali fokus pada papan, di situ tertulis lima pertanyaan. Cowok itu menggeleng kecil, bahkan ia tidak sadar jika guru di depannya sudah menulis soal sepanjang itu.

“Ini harus selesai hari ini, Bu?”

Bu Rima menggeleng ketika mendengar pertanyaan dari bangku belakang. Pertanyaan yang lucu bagi setiap guru. “Tidak. Tapi jika sudah selesai bisa langsung diserahkan pada saya.”

Anak berkacamata itu mengangguk paham yang disusul oleh seluruh penghuni kelas, tak terkecuali Atlas.

“At, ini materi halaman berapa anjir? Kok gue ketinggalan mulu.” Guruh bertanya dengan nada berbisik, takut-takut jika Bu Rima memergokinya. Ia menepuk punggung Atlas berulang kali. “Yang mana?”

“Buka buku paket lo halaman 25.”

Guruh mengangguk dan langsung fokus pada materi dan soal yang ada di papan tulis, begitu juga dengan Atlas. Tiba-tiba saja ia melupakan bahwa satu temannya itu belum memasuki kelas.

ATLAS DIKKA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang