bab 28

63 21 94
                                    

Halo, luv. Kalian bisa panggil aku lia💘

Dilarang keras salah lapak. Menyebutkan judul, nama tokoh yang tidak berada di lapak ATLAS!!!

Selamat membaca

.

.

.

[28. Salah Satu Rumah Terbaik]

_AtlasDikka_

“Jangan lupa nanti ada jadwal les habis pulang sekolah.”

Dua orang yang berada di meja makan menoleh ke arah Leon setelah mendengar ucapan dari laki-laki itu. Wulan langsung melirik ke arah putranya yang hanya mengangguk pasrah sebelum akhirnya ia menggeleng kecil melihat keadaan.

“Mas, kalau nanti Atlas yang aku jemput boleh?”

Laki-laki berjas hitam itu berpikir cukup lama sebelum menggeleng tegas.

“Kamu mau nyuruh dia bolos les?”

Wulan mengembuskan napasnya. “Kasian, Mas. Kemarin kan udah.”

“Udah ada jadwalnya. Dia juga gak setiap hari ambil les, gak masalah, kan?”

Baru saja Wulan ingin menjawab pertanyaan dari suaminya, tangan Atlas sudah mendarat di punggung tangannya. Ia melirik ke arah putranya yang menggeleng kecil seraya tersenyum tipis.

“Tenang aja, Yah.”

Wulan menghela napasnya.

“Kamu gak berangkat? Udah mau telat lho.”

Cowok itu akhirnya berangkat setelah mengecek arloji yang ada di tangannya. Segera ia menyalami orang tuanya dan melangkah keluar, sesekali ia menarik napas panjang dan mengembuskannya. Semoga hari ini tidak terasa melelahkan.

Dibukanya pintu rumah, dan–

“Yuhuuuuu Atlas, lo lama banget elah nongolnya.”

–Guruh dan Bintang sudah duduk di motor mereka masing-masing. Terlihat Guruh sedang menyengir sambil melambaikan tangannya pada Atlas yang tampak sedikit terkejut.

“Cepet, kita telat gara-gara nunggu lo.” Bintang berdecih pelan.

Atlas dengan cepat mengeluarkan motornya dari garasi dan langsung mendekat ke arah dua temannya. “Lo kurang kerjaan?”

“Udah dibilang kita gak ngambek sama lo, makanya kita jemput lo,” jawab Guruh santai.

Bintang menggeram kesal. “Berisik lo berdua, gue telat jadinya!”

Setelah itu motor Bintang melaju begitu saja meninggalkan dua temannya yang memandang cowok itu sampai menghilang dari penglihatan. “Punya temen hobi banget ninggalin,” gumam Guruh.

Mendengar itu, Atlas pun tertawa. “Motor yang udah bolak-balik masuk bengkel masih aja lo pake.”

Guruh langsung melihat ke arah motornya yang kemarin sore sudah selesai diservis di bengkel milik tetangganya. “Woalah kudu banget gitu ngejelekin motor gue.”

Atlas mengangguk tanpa ragu. “Hobi.”

Guruh refleks menendang pelan motor Atlas hingga membuat temannya itu sedikit oleng. Sudah tahu jika temannya tidak akan terima dengan perbuatannya, ia segera menancap gas menghindari serangan balik dari Atlas.

ATLAS DIKKA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang