bab 24

82 28 129
                                    

Halo, luv. Kalian bisa panggil aku lia💘

Dilarang keras salah lapak. Menyebutkan judul, nama tokoh yang tidak berada di lapak ATLAS!!!

Selamat membaca

.

.

.

[24. Mawar Putih]

_AtlasDikka_

"Temen lo makan apa sampe bisa se tolol itu."

Jika kemarin Minggu mereka sama sekali tidak bertemu, hari Senin ini pun Guruh tidak masuk dengan alasan mengantarkan orang tuanya yang akan ke Semarang untuk kembali bekerja di sana, tentunya bersama Rafael yang dibawa ikut oleh mereka.

"Gue jadi pengen ngomong kasar sama temen lo."

Atlas menoleh ketika melihat Bintang yang sudah duduk dengan semangkok bakso dan segelas es di depan cowok itu. "Temen lo juga," jawab Atlas malas.

"Kita cuma bisa jadi patner dia, bukan ngurusin keputusan dia. Biarin dia ambil keputusannya sendiri, biar dia tanggung resikonya sendiri. Tugas kita cuma nemenin dia." Bintang kembali berujar setelah selesai menelan satu buah bakso.

Atlas diam. "Gue tau. Tapi gue gak nyangka aja."

"Gue juga heran sama anak satu itu."

Atlas kembali melanjutkan aktivitas, mengaduk aduk jus mangganya dan kembali meminumnya.

"Atlas!"

Panggilan itu membuat bukan saja yang mempunyai nama menoleh, melainkan Bintang dan orang-orang yang berada di sekitar meja mereka. Atlas mengedarkan pandangannya ke seluruh kantin, mencoba mencari siapa yang tadi memanggilnya.

Sofia ditemani Alika mulai terlihat menghampirinya. Otomatis sudut bibir Atlas memunculkan senyuman. "Si cantik," gumamnya pelan.

Bintang hanya mampu mendengus malas mendengar gumaman temannya itu. Terlalu bucin pikirnya.

"Tumben Guruh gak ngantin. Kenapa?"

Atlas menggeser duduknya, memberi isyarat untuk Alika duduk di sebelahnya. "Kenapa?"

"Hah, kenapa apanya?"

"Kenapa nyariin Guruh." Bukannya menjawab pertanyaan Alika, cowok itu justru balik bertanya.

Sofia yang mengerti kenapa Atlas kesal sontak langsung tertawa. "Makanya sahabat gue pacarin aja, biar kalau cemburu langsung ngomong."

Atlas tidak menjawab.

"Kalem kali natapnya, Lik. Ngeri gue kalau tuh mata loncat," ledek Sofia.

Alika mendengus. "Minimal ngaca ya mbak, itu di samping lo juga suka sama lo tapi gak lo respon."

Anjir ni orang.

"Liat aja ke depan gimana," sahut Bintang datar. "Barangkali kita takdir."

Sofia melirik cowok di sampingnya itu. Terlihat sudut bibir cowok itu terangkat, rasanya ia ingin menghilang sekarang juga.

_AtlasDikka_

"Lo mau pulang apa tetep disini?"

Atlas bertanya pada Alika yang memperlihatkan ekspresi kurang enak ketika ia menarik cewek itu untuk diajak pulang bersama. Cewek itu sejak tadi hanya berdiri tegak di depan gerbang sekolah, bahkan sampai Sofia sudah pulang duluan bersama Bintang.

ATLAS DIKKA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang