Halo, luv. Kalian bisa panggil aku lia💘
Dilarang keras salah lapak. Menyebutkan judul, nama tokoh yang tidak berada di lapak ATLAS!!!
Selamat membaca
.
.
.
[38. Jangan Berubah, Ya?]
_AtlasDikka_
“Gokil udah kelar aja.”
Helaan napas lega berasal dari semua murid kelas sebelas ips 1, kantaran test selama dua minggu ini telah selesai. Mereka tinggal menunggu hasil dan akan naik ke kelas dua belas untuk melanjutkan perjalanan mereka selangkah lagi.
“Lo langsung pulang, At?”
Atlas menggeleng. “Mau nemenin Alika jalan. Kenapa?”
“Nggak sih. Tadinya mau ngajakin kalian ke rumah.”
“Nanti gue yang ke rumah.” Bintang ikut nimbrung.
Atlas merogoh saku celananya untuk mengambil kunci motor. “Nanti gue nyusul."
Cowok itu segera menuju parkiran setelah mendapat anggukan kepala dari dua orang temannya. Ia berusaha agar Alika tidak menunggunya terlalu lama. Rencana jalan mereka kali ini memang sudah direncanakan mereka dari lama, tapi karena masih ada test mereka memilih untuk menunda.
“Udah lama nunggu, ya?”
Cewek yang memakai cardigan untuk melapisi seragam BinRa menggeleng. Setelah itu mereka langsung pergi dari sekolah dan menuju tempat yang sudah mereka rencanakan sebelumnya. Di sepanjang perjalanan tidak henti-henti kedua remaja itu mengobrol asik sampai tanpa sadar sesekali tertawa yang tentu membuat pusat perhatian orang yang ada di jalan.
Sekitar dua puluh menit mereka tiba.
“Atlas itu ciki gue!”
“Minta!”
Alika merengut kesal. Walau begitu ia membiarkan ciki miliknya masih tetap di tangan Atlas dan memilih untuk mengambil makanan yang lain di dalam tas. Setelah itu mereka terlihat menikmati suasana yang cukup teduh dengan pemandangan danau di depan mata.
Beberapa kali mereka membahas tentang sekolah, pertemanan bahkan masa-masa kecil mereka. Tidak heran jika mereka terlihat asyik dengan dunia mereka sendiri.
“Lo bawa buku?” tanya Alika saat Atlas menyodorkan buku ke arahnya.
Atlas menarik kembali buku itu sebelum diambil oleh Alika. “Kita tulis apapun tentang kita di buku ini. Bahkan lo bisa nulis keinginan lo di sini."
Sepertinya Alika terlihat tertarik dengan ide Atlas, apalagi mengingat hobinya yang suka menulis puisi membuatnya suka untuk menulis semua hal di buku khusus. Jujur, awalnya ia tidak pernah terpikir Atlas akan melakukan hal ini.
“Apapun?"
Atlas mengangguk membenarkan. "Anggap aja lagi bikin kontrak pacaran sama gue."
Cewek itu memukul lengan Atlas cukup keras yang mampu membuat cowok itu meringis nyeri.
“Gue mau lo kabari gue. Nggak perlu se detail itu, cukup lo bilang mau kemana dan sama siapa," ujar Alika setelah berpikir apa yang ingin ia tulis.
Atlas segera menuliskan permintaan Alika pada buku itu. “Setiap ada kesempatan gunain buat belajar bareng?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLAS DIKKA[HIATUS]
Teen FictionCover by pinterest. Atlas Dikka Samudra. Alika Maharini. Simple, ini adalah kisah Atlas dan beberapa orang terdekatnya yang penuh drama. "Hidup emang gak pernah adil, kan?" Kenal dengan seorang perempuan, Alika Maharini membuatnya semakin tahu cara...