bab 09

130 44 153
                                    

Halo, luv. Kalian bisa panggil aku lia💘(ada yang bosen sama openingnya? HAHAHA)

Dilarang keras salah lapak. Menyebutkan judul, nama tokoh  yang tidak berada di lapak ATLAS!!!

Selamat membaca

.

.

.

[09. Hari Senin Yang...]

_AtlasDikka_

Hari Senin adalah hari yang sangat ekstrem untuk beberapa pelajar, atau mungkin semua? Dan tidak beruntungnya, Senin pagi kali ini sangat cerah, matahari menyorotkan sinarnya dengan semangat.

Hari libur Atlas kemarin sama seperti hari libur biasanya, membosankan. Ia hanya menghabiskan waktunya di rumah atau sesekali keluar untuk membeli makanan.  Tidak ada hal yang menarik untuk diceritakan. Dan sekarang, ia harus mengikuti upacara dengan cuaca yang sangat cerah.

“Tumben udah dateng.” Atlas menoleh pada Guruh yang tengah menghampirinya, sepertinya cowok itu baru datang.

“Lagi niat.”

Guruh hanya menganggukkan kepalanya, berjalan ke arah mejanya dan menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya, Atlas yang melihat itu hanya keheranan, ia yakin ada yang dipikirkan Guruh saat ini.

“Kenapa lo?”

Cowok itu mengangguk wajahnya dan menguap. “Ngantuk gue. Semalem begadang.”

Memang benar adanya, Guruh bisa tertidur tenang di jam tiga pagi. Padahal sudah biasa baginya, tapi entah mengapa kali ini ia merasa kelelahan. Memilih diam dan melanjutkan tidurnya di kelas, lumayan lah tidur beberapa menit.

Atlas memasang wajah tidak peduli, ia membiarkan teman dekatnya itu tertidur di atas meja. Cowok itu memilih untuk membuka aplikasi yang ada di ponselnya walau itu dilakukan hanya untuk menghilangkan rasa bosan.

“Lah, tidur dia?”

Fokus Atlas terpecah saat suara berat dari Bintang masuk ke dalam telinganya. Ia melirik sekilas pada cowok itu dan mengangguk membenarkan.

“Mah...”

Atlas dan Bintang saling bertukar pandang.

“Woi! Bangun lo.”

Bukannya bangun Guruh justru semakin bergumam tidak jelas. Terlihat mata cowok itu sedikit mengeluarkan air mata, untung saja kelas sepi jadi tidak ada yang melihatnya sekarang. Jika ada yang melihatnya, tidak bisa dibayangkan betapa malunya Guruh saat bangun.

“Guruh kangen,” ujar Guruh dengan mata yang masih terpejam.

“Heh bangun lo!” Sekarang giliran Bintang yang mengguncang tubuh Guruh, cowok itu sedikit meninggikan suaranya.

Guruh tersentak, matanya mengerjap menyesuaikan cahaya. Sadar jika matanya basah, ia menghapus jejak air matanya. “Anjir mimpi lagi,” umpat Guruh kesal.

Atlas tersenyum tipis. “Kangen banget lo?” pertanyaan itu sedikit ada nada menggoda.

“Kenapa gak lo coba telfon aja.”

Guruh menggeleng membantah. “Chat mereka aja gak dibales apalagi telfon, bisa di blok lagi gue.”

“Tahan banting lah, Ruh. Gitu aja nyerah lo.” Bukan Atlas jika ceplas ceplos.

ATLAS DIKKA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang