bab 15

106 35 111
                                    

Halo, luv. Kalian bisa panggil aku lia💘

Dilarang keras salah lapak. Menyebutkan judul, nama tokoh  yang tidak berada di lapak ATLAS!!!

Selamat membaca

.

.

.

[15. Harapan Keluarga Samudra]

_AtlasDikka_

Alika terus menatap datar cowok yang sedang membonceng dirinya, ini semua karena temannya yang sangat menyebalkan itu.

“Lo sih ah!”

Atlas melirik dari kaca spion, suara dengan nada tinggi dari cewek yang di belakang membuatnya terkejut, sepertinya bukan ia saja yang kaget tapi pengendara lainnya juga.

Cowok itu benar-benar ingin memukul Alika jika tidak ingat jika dia adalah seorang perempuan.

“Gara-gara temen lo, Sofia. Untung aja gue mau nebengin lo.”

Alika mendengus. “Gara-gara lo sama Guruh juga kali! Cowok kok takut stok yupinya dicolong.”

Daripada mendengarkan ocehan tidak jelas lebih baik Atlas diam saja, bisa-bisa sampai besok jika debat mereka dilanjutkan.

Atlas juga mengumpat dalam hati jika mengingat ancaman Guruh yang akan mencuri stok yupinya jika tidak mau mengantarkan Alika pulang. Jika saja tadi ia dan Guruh tidak bertemu dua cewek itu pasti sekarang Atlas sudah nongkrong di warung kopi.

Guruh memang kampret, bisa-bisanya melupakan nongkrong bersama dirinya demi untuk pulang bareng Sofia.

Biasanya Atlas memang suka berdua dengan Alika, tapi jika cewek itu sedang kesal dan berakhir mengomel sepanjang perjalanan juga akan membuat telinga Atlas sakit mendengarnya.

“Buruan jalan udah ijo juga lampunya, lo gak liat apa,” ucap Alika. Atlas menghela napas, ingatkan Atlas untuk bersabar sekarang.

Alika kembali mengomel saat Atlas sudah kembali menjalankan motornya. “Harusnya tadi tuh Guruh gak usah sok-sok an nganter Sofia, ujung-ujungnya gue juga yang harus bareng lo. Harusnya gue bareng Sofia tadi.”

“Lo mending diem, Lik.”

Cewek itu memukul punggung Atlas. “Berisik lo, gak usah ngomong gue males!”

“Iiiihhh kenapa sih gue harus pulang bareng lo, kan tadi niatnya gue mau ke mall dulu sama Sofia, kesel deh gue sama Fia!”

Atlas mengembuskan napasnya berat, susah ya kalau ngomong sama cewek. Katanya harus diem tapi dia sendiri yang ngomel dan berisik, untung saja muka Atlas tebal jadi tidak akan malu saat beberapa pengendara menatap aneh ke arah dirinya dan Alika.

“Semoga suara lo gak abis, Lik.”

Alika memukul punggung Atlas begitu saja. “Ngaco!"

_AtlasDikka_

Mood Alika semakin memburuk ketika melihat awan berubah menjadi gelap, tolonglah jangan hujan sekarang. Nanti saja jika ia sudah sampai rumah dengan selamat, biarkan Atlas saja yang terjebak hujan.

Kemudian hujan turun tanpa aba-aba, membuat Atlas menepikan motornya. Alika segera turun dari motor Atlas dan berteduh di bawah pohon yang ada di sampingnya.

“Gimana?”

Alika mengernyitkan dahinya. “Apanya anjir, ngomong kok gak jelas.”

Sensi mulu.

ATLAS DIKKA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang