Halo, luv. Kalian bisa panggil aku lia💘
Dilarang keras salah lapak. Menyebutkan judul, nama tokoh yang tidak berada di lapak ATLAS!!!
Selamat membaca
.
.
.
[29. Membaik]
_AtlasDikka_
Tepat pada jam pelajaran ke lima dan enam kelas IPS 1 tidak ada guru yang hadir. Pantas saja sejak tadi Atlas dan Guruh sudah berada di kantin setelah bosan berjalan jalan mengelilingi sekolah.
Rasanya seperti ada yang kurang kali ini. Dulu, Atlas benar-benar tidak suka jika Bintang dan Guruh debat tapi sekarang ia benar-benar merasa berbeda jika salah satu dari mereka tidak ada.
Matanya menerawang ke depan.
"Lo cemen kalau gak mau nyamperin kita, Tang," gumam Atlas pelan.
Guruh menyadari arah pandang temannya itu, raut wajahnya langsung berubah. Ia melihat Bintang tengah menatap mereka dari arah lain, dalam hati ia berharap agar Bintang bersedia menghampiri mereka dan kembali berkumpul.
"Dia kecewa banget sama gue, Ruh?"
Guruh menoleh ke arah Atlas. "Tenang aja, dia juga bakal kesini."
Atlas yang mendengar itu pun tersenyum kecil ketika Bintang berjalan ke arah mereka. "Gabung sama kita," kata Atlas saat menyadari Bintang justru duduk di meja lain.
"Ternyata masih gak sadar diri." Bintang berdecih pelan.
Atlas dan Guruh kaget mendengarnya.
"Lo pinter, Las tapi masalah gini aja lo gak bisa mikir. Mikir pake otak lo, ini bukan soal gue yang berlebihan. Masalah utamanya itu di lo, Las. Gue mau lo bisa paham mana cewek mana temen lo sendiri. Selama ini lo gak pernah gak nepatin janji sama kita, gue ngelakuin ini supaya lo sadar kalau lo udah terlalu fokus sama Alika belakangan ini daripada kita. Lo mau bilang egois? Lo lebih egois ke diri lo sendiri, lo gak sadar kalau lo capek sama belajar?" terang Bintang panjang lebar.
Bintang terlihat lebih tenang saat ini, tapi siapa yang tahu jika ia sedang menahan emosinya.
"Kenapa lo gak pernah cerita ke gue tentang bokap lo yang maksa lo buat les? Se gak penting itu?"
"Lo ternyata gak paham sama yang gue rasain, Tang." Atlas menundukkan kepalanya dengan tangan yang mengepal erat.
Cowok itu kembali mengangkat pandangannya. "Gue berusaha ngertiin lo yang lagi kecewa sama gue karena gue tau lo paling gak suka sama orang yang gak nepatin janji. Tapi, ternyata lo yang gak pernah ngertiin gue."
"Lo gak tau kalau gue nolak kemauan ayah risiko apa yang bakal gue tanggung. Lo juga gak tau rasanya harus ngertiin semua orang di lingkungan gue, terutama lo sendiri, Tang."
"Gue tahu, nasib lo gak jauh beda dari gue. Tapi apa lo gak bisa memosisikan diri lo? Gue gak cerita ke lo bahkan Guruh karena gue tahu lo berdua punya masalah sendiri-sendiri." Atlas menarik dan mengembuskan napasnya perlahan.
"Gue akui gue salah, tapi apa lo gak bisa maafin gue cuma gara-gara masalah gini doang? Masalah ini gak bakal jadi besar kalau bukan lo yang besar-besar in."
"Gue berusaha buat gak pindah ke luar kota biar kita bisa terus bareng-bareng, makanya gue harus nurutin kemauan ayah kali ini. Tapi yang gue dapet apa, Tang? Justru lo malah salah paham sama alasan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLAS DIKKA[HIATUS]
Teen FictionCover by pinterest. Atlas Dikka Samudra. Alika Maharini. Simple, ini adalah kisah Atlas dan beberapa orang terdekatnya yang penuh drama. "Hidup emang gak pernah adil, kan?" Kenal dengan seorang perempuan, Alika Maharini membuatnya semakin tahu cara...