bab 23

82 27 89
                                    

Halo, luv. Kalian bisa panggil aku lia💘

Dilarang keras salah lapak. Menyebutkan judul, nama tokoh yang tidak berada di lapak ATLAS!!!

Selamat membaca

.

.

.

[23. Rumah Kedua]

_AtlasDikka_

Setelah kemarin diri Atlas benar-benar keluar dari rumah, akhirnya kemarin malam juga ia pulang dan langsung memeluk bundanya. Menyampaikan kata maaf lewat pelukan erat dan air mata yang memberontak turun.

Siang ini, di ruang tamu rumah yang lumayan luas dipeluk oleh keheningan. Ketiga orang yang ada di ruangan itu hanya menunduk sembari larut ke dalam pikiran masing-masing.

"Gue bakal bener-bener sendirian di rumah."

Atlas menoleh.

"Maksud lo apaan?" Bintang menimbrung.

Guruh tersenyum tipis mendengar pertanyaan itu.

"Mama sama papa udah ada kehidupan masing-masing. Rafael yang bakal ikut mereka, dan gue-

Cowok itu menahan semua rasa emosi di dalam dirinya. Kedua temannya hanya menatapnya dengan datar dengan tangan yang dikepalkan menahan rasa marah.

-gue bener-bener sendirian."

"Lo terima perlakuan mereka, Ruh? Lo goblok apa gimana," marah Atlas.

Guruh terdiam. Lidahnya terasa sangat kelu untuk sekedar menjawabnya, kedua mata cowok itu berkaca-kaca. Sejujurnya ia tidak pernah menyangka kedua orang tuanya akan tega bersikap seperti ini dengannya. Setelah ini ia harus sendiri dan dilupakan oleh orang tuanya, ya?

Cowok itu memejamkan matanya. "Gue lakuin apa aja demi Rafael seneng."

"Lo gak usah jadi orang yang mentingin kebahagiaan orang lain. Lo bakal kesiksa tanpa Rafael disini!"

"Orang tua lo brengsek, Ruh."

Guruh menutup matanya sebentar dengan jemari yang terkepal.

Guruh tertawa miris. "Gimanapun juga mereka tetep orang tua gue, At."

Satu pukulan akhirnya mendarat ke arah Guruh dengan cepat. "BANGUN LO!"

Bintang dengan sigap mendorong Atlas ke belakang, berjaga-jaga jika temannya itu kembali memukul Guruh. "Gak usah kaya bocah lo," tandasnya.

Atlas menatap Guruh yang mulai bangkit dengan tajam, tangannya mengepal kuat-kuat menahan semua emosi di dalam dirinya. "Orang tua mana yang tega ngebuang anaknya, Ruh?"

"Gue nggak ngerasa dibuang, At."

"Munafik!"

Suara ketukan pintu membuat mereka bertiga menoleh ke arah depan sana. Terdapat sepasang kekasih yang tersenyum tipis ke arah mereka bertiga.

Bintang yang sejak tadi memperhatikan Dirga dan Fira diam-diam mengepalkan tangan. "Anjing," umpatnya pelan.

"MAU APA LO BERDUA, HAH?! LO BERDUA TEGA MISAHIN MEREKA."

"LAS! TAHAN DIRI LO."

Bintang seketika memegang bahu Atlas, menyuruh cowok itu untuk mengendalikan emosinya. Dirga dan Fira sedikit terkejut dengan tindakan Atlas tadi, namun mereka memilih diam saja.

ATLAS DIKKA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang