bab 11

136 39 156
                                    

Halo, luv. Kalian bisa panggil aku lia💘

Dilarang keras salah lapak. Menyebutkan judul, nama tokoh  yang tidak berada di lapak ATLAS!!!

Selamat membaca

.

.

.

[11. Perpustakaan]

_AtlasDikka_

Atlas melangkahkan kaki panjangnya menuju ke arah perpustakaan. Jika biasanya ia akan menuju kantin dan toilet atau pun halaman belakang sekolah, hari ini ia memilih untuk menuju ke tempat buku-buku tebal berisi materi itu disimpan.

Jika kalian bertanya ke mana dua teman dekatnya, jawabannya adalah kantin.

Yap! Mereka berdua malas membaca pagi-pagi, Bintang akan belajar di sore hari setelah pulang sekolah dan Guruh akan menerapkan mode belajar dadakan.

Jangan ditiru, Guruh memang kurang waras.

“Atlas, lo mau kemana?” tanya siswi cantik berkacamata, Atlas tidak kenal.

“Lo siapa?” Bukannya menjawab pertanyaan dari siswi itu Atlas justru berbalik tanya.

Jangan salahkan cowok itu, cowok itu tidak kenal dengan perempuan yang ada di depannya. Jadi, wajar jika ia menanyakan nama perempuan itu walau terkesan datar.

Siswi itu tersenyum manis. “Em gue Fira, kelas IPA.”

“Oh.”

Lagi dan lagi Atlas langsung melangkah menjauh, Fira hanya diam tak berkutik. Seharusnya ia tahu jika akan terjadi hal ini padanya, nekat menyapa Atlas harus siap menerima risikonya, yaitu diabaikan.

“Gak jelas,” gumam Atlas saat sudah menjauh dari siswi itu. Cowok itu heran dengan siswi yang masih berani menyapanya, sudah berulang kali diabaikan tetap saja nekat.

Mereka kira Atlas tidak butuh ketenangan apa.

Kejadian seperti ini memang sudah biasa bagi Atlas, bahkan sudah dari ia menduduki bangku kelas sepuluh. Mendapat perhatian lebih dari beberapa siswi dan itu membuat Atlas sedikit terganggu.

Tujuannya ke sekolah adalah belajar bukan mendapat perhatian dari kaum hawa.

Sayangnya, perhatian itu selalu jatuh padanya tanpa ia minta. Tolong siapapun keluarkan Atlas dari keadaan yang memuakkan ini.

Perpustakaan Bintang Raya.

Tempat yang jarang Atlas kunjungi, bukan tanpa alasan tapi biasanya ia hanya bermodal buku-buku yang sudah diberikan oleh sekolah. Namun kali ini, hatinya tergerak untuk memasuki tempat itu.

Sebenarnya ini bukan murni keinginan Atlas, tapi keinginan Leon, ayahnya.

Cowok itu hanya menurut seperti biasanya, gila memang. Atlas juga manusia yang memiliki sisi egois, ia ingin menjadi yang pertama di test ini agar ayahnya melihat usahanya. Namun, seperti manusia pada umumnya Atlas memiliki sifat tidak tega pada nasib orang lain.

Ya! Nasib teman dekatnya, Bintang.

Lucu memang dan terkesan konyol tapi itu faktanya. Ia akan senang jika mendapat posisi pertama, tapi ia juga akan senang jika Bintang mendapat posisi pertama. Karena, itu artinya Bintang aman dari amukan ayahnya.

Memikirkan itu semua membuat Atlas bimbang sendiri. Mana kah yang harus ia pilih?

Kepuasan orang tua atau kebahagiaan teman dekatnya sendiri?

ATLAS DIKKA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang