bab 33

67 26 168
                                    

Halo, luv. Kalian bisa panggil aku lia💘

Dilarang keras salah lapak. Menyebutkan judul, nama tokoh yang tidak berada di lapak ATLAS!!!

Selamat membaca

.

.

.

[33. Janji yang Diharapkan]

_AtlasDikka_

“Jangan lupa pelajarin kisi-kisi yang sudah saya kasih, selamat istirahat. Terima kasih semuanya.”

Atlas mengembuskan napas lega, dengan cepat ia merapikan buku yang ada di mejanya untuk dimasukkan ke dalam tas. Menurutnya pelajaran geografi adalah pelajaran yang cukup melelahkan, apalagi setelah pelajaran Sosiologi harus diserang Geografi.

Menyebalkan.

“Woi mau kemana?”

Atlas tampak berbalik. “Udah tua kepo.”

Bintang sedikit menahan tawanya mendengar jawaban yang dilontarkan Atlas untuk Guruh. "Mampus."

Guruh merengut. “Lo berdua hobi banget nistain gue.” Cowok itu berjalan ke arah pintu kelas mendekati Atlas. “Bareng dong, gue juga mau ke kantin.”

“Gak.”

“Lah, ngapa lo?”

Atlas mengangkat bahunya seakan tidak peduli. "Cara nembak biar nggak ditolak gimana?"

Guruh sedikit terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan temannya itu. Tidak lama setelah itu, cowok itu bertepuk tangan heboh. Akhirnya setelah sekian lama Atlas tidak pernah berbicara tentang wanita, detik ini menjadi pertama kalinya cowok itu bertanya padanya.

Guruh berdehem pelan. “Harus ala-ala cowok mahal sih, At.”

“Tinggal tembak doang ribet.” Bintang menimbrung.

Secara tidak sadar Guruh memukul lengan Bintang. “Lo nggak berpengalaman, Tang. Jadi mending diem daripada sesat.”

“Jamet,” cecar Bintang dengan raut wajah judesnya.

Guruh kembali fokus pada temannya yang terlihat sedang menunggu jawaban darinya. “Harus anti mainstream sih.” Cowok itu terlihat berpikir. “Emang siapa yang bakal lo tembak?”

Atlas merotasi matanya, tanpa menjawab pertanyaan dari Guruh ia langsung melangkahkan kakinya ke arah kelas sebelas ips 2, tempat dimana Alika belajar. Sepertinya bertanya dengan Guruh cuma menghabiskan waktu saja.

Guruh hanya diam melihat temannya yang berjalan bukan ke arah kantin, sontak ia menoleh ke arah Bintang yang sejak tadi hanya berdiri diam di belakangnya. “Tu anak kemana?”

“Lo lupa Alika kelas ips 2?”

Guruh yang semula tidak sadar, langsung tersadar dan tertawa kecil melihat punggung Atlas yang semakin jauh, pantas saja temannya itu menolak ke kantin bareng.

“Lah udah bucin kita yang ditinggalin.”

Bintang menghela napas. “Alay.”

Guruh refleks mendorong tubuh Bintang ke samping lantaran kesal. “Mulut lo kalau nggak pedes kayanya bakal gatel-gatel ya, Tang.”

Daripada meladeni Guruh ngoceh nggak jelas, Bintang pun memutuskan untuk melangkah keluar kelas sebelum jam istirahat selesai. Sudah dipastikan Guruh akan muring-muring sekarang. “Cepet jalan. Mumpung gue pengen traktir orang."

ATLAS DIKKA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang