bab 26

92 26 115
                                    

Halo, luv. Kalian bisa panggil aku lia💘

Dilarang keras salah lapak. Menyebutkan judul, nama tokoh yang tidak berada di lapak ATLAS!!!

Selamat membaca

.

.

.

[26. Rumit]

_AtlasDikka_

Kepulan asap putih itu keluar dari mulut cowok dengan baju santai warna biru tua. Walaupun tangan memegang rokok, meja kecil yang ada di sampingnya terlihat terdapat banyak bungkus permen yupi yang berserakan.

“Gak sehat.” Leon tiba-tiba datang dari belakang, mengambil rokok dari tangan anaknya itu.

“Kalau masuk ketuk pintu, Yah,” ujar Atlas dengan nada datar.

Leon mendudukkan dirinya di kursi sebelah anaknya.  Kebetulan tadi sehabis hujan, membuat hawa sore semakin sejuk jika dinikmati di balkon kamar.

“Ayah udah putusin kalau bakal nambahin jam belajar kamu buat ganti nilai kamu yang kemarin.” Kalimat itu lolos keluar tanpa tercekat.

“Ngapain harus bilang ke Atlas, Yah? Seandainya kalau Atlas nolak juga nggak bakal boleh.”

Atlas pikir memang tidak perlu lagi percaya atau ber-ekspetasi tinggi pada Leon. Karena semua akan sia-sia. Hari ini contohnya, Atlas sudah mendapat jawabannya.

“Bagus kalau emang kamu paham. Jadi ayah harap kamu bisa membatasi waktu main kamu sama temen-temen kamu, apalagi sama Alika,” jawab Leon.

Atlas membuang napasnya berat. “Kapan Atlas bisa mulai les?”

“Lebih cepat lebih baik.”

Diam.

“Sampai kapan kaya gini, Yah?”

Leon melirik tajam. “Maksud kamu?”

“Kapan Atlas bisa bebas?”

Atlas pikir ini terlalu berlebihan, mendaftarkannya ke tempat les tanpa persetujuan sebelumnya dan selalu meragukan kemampuannya. Ia juga ingin seperti anak pada umumnya, yang bebas jika mendapat peringkat berapa saja.

“Ayah selama ini nggak tau apa tutup mata sama semua yang udah Atlas keluhin?”

Leon yang mendengar kalimat konyol dari anaknya pun mendengus.

“Kalau kamu nolak yang satu ini terpaksa ayah bakal pindahin kamu dari ibu kota. Kamu bisa belajar tentang bisnis disana.”

Laki-laki dewasa itu punya segudang cara agar Atlas benar-benar menuruti kemauannya dengan nada dingin dan tajam. Leon hanya ingin Atlas jadi pintar, dan lebih pintar lagi.

Jadi apa yang sulit?

“Sebentar lagi test akhir, kamu harus lebih berkembang daripada test kemarin.”

Cowok itu mendengus pelan.

“Terserah. Atlas bakal selalu kalah setiap debat sama Ayah.”

Laki-laki dewasa itu tertawa. “Kamu bisa saja bebas, jika kamu pintar. Cari universitas yang jauh dari ayah.” Setelah itu Leon beranjak dari tempat duduknya.

Meninggalkan Atlas yang tiba-tiba terdiam dan mencerna kalimatnya.

_AtlasDikka_

ATLAS DIKKA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang