bab 25

90 25 79
                                    

Halo, luv. Kalian bisa panggil aku lia💘

Dilarang keras salah lapak. Menyebutkan judul, nama tokoh yang tidak berada di lapak ATLAS!!!

Selamat membaca

.

.

.

[25. Kecewa]

_AtlasDikka_

Kebijakan moneter

Kebijakan fiskal

Kebijakan nonmoneter

Berulang kali Atlas mengulangi materi pelajaran ekonomi itu, entah itu tentang pengertiannya sampai contoh-contohnya. Dengan earphone di telinganya ia terlihat sangat fokus. Antara fokus mempelajari materi atau fokus mendengarkan

Tidak jauh berbeda dengan Leon yang di sampingnya, laki-laki itu sedang menghadap laptopnya dengan beberapa kertas menumpuk di samping laki-laki itu.

“Ayah liat kamu udah jarang ikut olimpiade dari sekolah. Kenapa gak nyoba ikut lagi?”

“Atlas mau nyoba fokus ke pelajaran aja?” jawab Atlas dengan yakin.

“Nilai kamu turun kan test kemarin? Ayah bisa daftarin kamu ke tempat les.”

Kata-kata Leon satu itu dengan mudah diucapkan, tanpa tersekat.

“Berapa kali ayah mau raguin Atlas?”

Leon mendengus.

“Gak ada yang raguin kamu. Tapi emang faktanya kalau nilai kamu turun.”

Ya ampun...

“Apa semua nilai Atlas gak cukup? Baru sekali lho, Yah. Baru sekali Atlas turun. Gak mau bahas prestasi Atlas aja daripada kesalahan Atlas?”

Leon spontan menghentikan kegiatannya.

“Perusahan ayah butuh kamu, Atlas!”

“Alasan klasik, Yah.”

Cowok itu kelihatan getir. Dengan nadanya yang kelihatan santai ia melanjutkan ucapannya. “Maaf kalau Atlas belum bisa jadi yang kaya Ayah mau.”

Atlas menggeleng, menatap buku yang ada dihadapannya.

“Tapi setidaknya apresiasi Atlas.”

 Cowok itu tidak salah, cowok itu tidak egois. Dia akan selalu mengalah.

“Maaf, Yah.”

ngalah lagi?

“Atlas, udah malem. Belajarnya dilanjut besok aja, sekarang waktunya tidur.”

Wulan mendekat. Sejak tadi ia berdiri di belakang kedua laki-laki itu, mendengarkan semua yang telah mereka bicarakan. Dengan tangan yang membawa secangkir kopi ia berusaha mendekat ke arah dua laki-laki itu.

“Mas, mau lanjut lemburnya dimana?”

Leon tidak menjawab. Dengan cepat laki-laki itu membereskan pekerjaannya dan beranjak pergi. Atlas menatap Leon yang sudah pergi dengan membawa laptop dan beberapa kertas di tangannya. Cowok itu terlihat diam saja.

Sampai akhirnya cowok itu tersenyum tipis ke arah bundanya seolah tidak terjadi apa-apa.

“Ini kopi kalau dianggurin gak baik, Bun. Mending buat nemenin Atlas belajar.”

ATLAS DIKKA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang