bab 13

110 37 115
                                    

Halo, luv. Kalian bisa panggil aku lia💘

Dilarang keras salah lapak. Menyebutkan judul, nama tokoh  yang tidak berada di lapak ATLAS!!!

Selamat membaca

.

.

.

[13. Ruangan]

_AtlasDikka_

Hari Jum’at datang kembali.

Itu artinya besok Senin sudah mulai test.

Saat ini anak-anak sudah mulai lalu lalang berjalan ke arah mading untuk melihat kertas pembagian ruangan test semester kali ini.

Walau masih tengah semester tapi bagi sebagian murid BinRa test ini bisa dijadikan ajang latihan terlebih dahulu sebelum mengerjakan test akhir semester.

Gugup dan takut bercampur, bahkan sekarang jantungnya berdetak lebih cepat. Wajah bisa santai tapi detak jantung tidak bisa berbohong bukan jika ia sedang gugup, bukan?

Tidak perlu diragukan lagi sebenarnya, tentu saja Atlas bisa mengerjakan test dengan mudah. Namun siapa jamin jika hasilnya akan memuaskan keinginan ayahnya.

Leon selalu ingin putranya menduduki peringkat pertama tanpa terkecuali.

“Udah belajar, At?” tanya Guruh ketika melihat Atlas yang duduk santai di kursinya.

“Yaelah, Ruh, anak otak encer lo tanya in,” celetuk salah satu siswa disertai kekehan.

Guruh tertawa. “Lah iya gue lupa. Mau dia ngerjain sambil salto juga bakal jadi juara.

Atlas hanya menatap datar saat teman-teman di kelasnya membicarakan dirinya, karena terlalu malas meladeni omongan itu ia lebih memilih untuk tidur di atas meja. Namun, telinganya masih dengan tajam mendengarkan omongan teman-temannya.

“Gak usah belajar karna kelas kita punya Atlas dan Bintang! Yoi nggak?” ucap siswi berambut panjang yang sejak tadi hanya mengaca agar penampilannya perfect.

Guruh mencibir. “Enak di lo itu mah!”

“Belajar makanya bukan ngaca mulu." Teman yang lainnya ikutan nimbrung.

Siswi itu menatap sinis teman cowoknya. “Poni gue tuh harus rapi, ini tuh sebagian dari hidup gue tau!”

“Nilai tuh benerin, poni doang yang rapi tapi nilai acak adul!" omel Guruh.

“Mulut anda tidak ramah sekali!"

Atlas diam-diam menarik senyum tipisnya saat mendengar obrolan-obrolan semua temannya itu. Ia menegakkan badannya dan segera keluar dari kelas.

Guruh yang melihat itu pun mengerutkan keningnya. “Woi woi! Mau kemana?”

“Liat pengumuman,” balas Atlas seraya terus melangkah keluar.

Guruh mengangguk dan segera menyusul temannya yang sudah melangkah jauh. “Eh tungguin gue."

_AtlasDikka_

Cowok dengan seragam yang sedikit berantakan menyalakan kran dan membasuh wajahnya dengan air dingin. Sebenarnya dia benar-benar mengantuk akibat semalaman belajar.

Tentu saja dengan Leon yang mengawasinya.

Tentu sudah biasa bagi Atlas mendapat perlakuan ini dari ayahnya, apalagi mendekati waktu test seperti ini. Benar-benar hal yang memuakkan bagi Atlas.

ATLAS DIKKA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang