"Akh, stop it." Rintihnya ketika merasa tamparan terus mendarat di pipi chuby nya.
"Cewek kayak lu gak berhak buat hidup! Lu harus mati!"
"What did I do wrong?"
"Haha! Lu mau tau? Kesalahan lu adalah lu hadir ke dunia dan merusak segalanya! SEGALANYA CEWEK RENDAH!" bentaknya tepat di wajah cantik sang gadis.
"Lu pembunuh. Nenek gua meninggal gara-gara lu. Nyawa harus dibayar dengan nyawa, Eunha Alea." desisnya dingin tepat di telinga Eunha. Membuat sang gadis merinding seketika.
Pria itu bahkan tidak menghiraukan teman-temannya yang terus menggedor pintu menyuruhnya membukakan pintu. Di pikirannya sekarang adalah gadis ini harus mati.
Darah bahkan bercucuran dari hidung sang gadis. Ya. Penyakitnya kambuh. Ini memang salahnya yang nekad untuk tetap sekolah. Padahal kedua kakaknya sudah keras melarangnya. Begitupun dengan sang sepupu yang terus mencegahnya untuk sekolah. Namun Eunha tetaplah Eunha. Si gadis keras kepala.
Rasanya untuk melawan saja dirinya tidak mampu. Dia hanya bisa pasrah dan menyerahkan semuanya pada Tuhan. Jika memang harus pergi sekarang, dia sudah siap. Setidaknya dia sudah menepati sembilan puluh persen dari janjinya.
"Lu harus menderita."
Dengan cekatan pria tersebut mengeluarkan sebuah pisau kecil dari saku seragamnya. Secepat kilat dia hendak menancapkan pisau tersebut. Niatnya hanya di lengan, karna dia sendiri masih tak bisa hidup tanpa sang mantan.
Dengan cepat pula gadis itu menangkisnya. Dia melempar kuat pisau tersebut hingga terpental jauh.
Tepat saat itu juga, pintu berhasil didobrak. Semua mata menatapnya tak percaya. Begitupun dengan dirinya.
Pukulan keras dia rasakan dari teman-temannya. Dia pantas mendapatkan ini.
Dia merasa sekarang dunianya tengah hancur. Hal yang paling dia takuti lagi adalah ketika gadis itu terlihat lemas.
Dia lihat sepupu dari Eunha Alea menggendong dan membawa sang mantan ke rumah sakit.
Tinggalah dirinya berdua dengan pria berkulit albino.
"BRENGSEK LU, JUNGKOOK! LU LIAT GARA-GARA TINDAKAN LU HAMPIR BUAT DIA MATI. GUA TAU LU BENCI SAMA DIA, TAPI GAK GINI CARA LU."
Jungkook diam. Pandangannya kosong. Pikirannya sekarang ada di kemarin, ketika Eunwoo menyuruhnya untuk megikuti apa yang hati Jungkook katakan.
'Gak! Gua gak boleh lakuin itu. Semua rencana yang udah gua susun rapi bisa berantakan!'
"Woy Eunwoo! Lu belum jawab pertanyaan gua!" teriakan Jungkook Alendra seolah menyadarkan dirinya yang melamun.
Jelas saja dia terkejut.
"Sorry."
"Jawab gua jujur, Eunwoo! Lu masih cinta kan sama dia!?" tanya sang sahabat dengan tajam.
Tanpa pikir panjang dirinya menjawab, "gua? Masih cinta sama cewek rendah? Haha! Mimpi! Gua putus sama dia karna gua udah gak cinta sama dia, sekarang ngapain gua malah masih cinta, Kook?"
Dapat dia lihat kini Jungkook terlihat lebih lega. Syukurlah apa yang dia takuti tidak terjadi.
"Syukurlah, kalau gitu sabi gua balikan sama dia."
Eunwoo memincing tak suka. Siapapun tidak ada yang boleh merebut si mantan darinya. Jika dia tak bisa memiliki, maka orang lain juga tak bisa memiliki Eunha.
"Gua gak setuju!"
"Why? Lu udah gak ada harapan sama sekali ke dia, ngapain lu larang gua?"
![](https://img.wattpad.com/cover/282294016-288-k704504.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Boy's vs Angel Girl's | 97L [END]
FanfictionAwalnya mereka bersatu sebagai Ivy, karena ada perselisihan mereka berpisah sebagai Devil Boy's dan Angel Girl's. Meski terlihat saling benci, sebenarnya ada rindu yang dalam di hati mereka masing-masing. Start : 24 Agustus 2021 End : 29 Juni 2022...