DBvsAG - 12

161 17 2
                                    

Rose menghela napasnya bosan. Jam sudah menunjukan tengah hari, namun mengapa masih terasa lama. Sejak tadi yang ia lakukan hanyalah rebahan, rebahan, dan rebahan. Ia menyesal sudah membuat keributan. Namun ya itu semua untuk sahabatnya.

"Arghhhh bosennnnnnnn," keluhnya yang sudah kesekian kali.

Sejak tadi dirinya tak henti menatap jam dinding. Ia berada di apartemennya, yang baru ia beli sekitar enam bulan yang lalu. Baginya mau di apartemen atau di rumah sama saja. Mama dan papanya selalu pergi untuk perkerjaan. Di rumah juga ia hanya ditemani pelayan.

Roseane Katrine ini anak tunggal. Ia tak memiliki saudara. Baik itu kandung ataupun sepupu. Nasib punya keluarga yang anak tunggal semua.

"Gini amat sih jadi anak yang keluarganya tunggal semuaaaa. Ngga ada sepupu!" kesalnya.

"Bisa ngga sih mama sama papa kasih gua adek! Atau kalau engga adopsi anak lah. Biar ngga suntuk hari guaaaa."

"Ini juga jam lama banget. Daritadi jam segituuuu terus. Curiga gua jangan jangan waktu hari ini diperlambat."

"Pengen keluar tapi ntar gua ketauan. Astagaaaa aku harus eotteokeeee!"

Karena bosan, Roseane Katrine memutuskan untuk berjalan keluar menuju ruang tamu.

"Aku kesal dengan waktu yang terus bergerak melambat, hingga aku hanya bisa memandang kebosananku disini. Aku kesal dengan waktu yang bergeraknya lambat, cepatlah buru. Hingga ku bisa menikmati hariku."

Rose menyanyikan lagu Celengan Rindu-Fiersa Besari, namun ia sengaja mengubah lirik yang mendeskripsikan kebosanannya.

"Inginku percepatan waktu yang sering, bergerak melambat saat ku tunggu. Memandang kebosanan ku disini, seperti saat ini, saat'ku menunggu."

"Ku'mohon, cepatlah waktu, memecahkan celengan bosanku. Melihatku rebahan, mengelilingi rumah, menikmati waktu yang bergerak melambat."

"Hingga kejamnya waktu, melambat sekali, buatku nunggu. Lalu aku kembali, menabung rasa bosan. Terus mengirim doa. Agar aku tak bosan."

"Bosen banget anjriittttttt."

Entah sudah berapa kali ia mengomel. Netranya melirik ke jam dinding di ruang tv nya.

"Astagaaaa masih jam dua belas lebih lima belas???? Ampunn ampunnnn bosennnnnnnnnnnnnn."

"Seseorang tolonglah guaaaaa."

"Huhhhh bosennn bosennnn bosennnnnnn."

Rose mohon percepatlah waktu. Rose ingin jalan-jalan. Rose ingin bertemu Angel Girl's. Rose ingin keluar dari kebosanan ini. Adakah yang bersedia membantunya?

***

"Maaf teman-teman saya terlambat dua jam."

Pak Surya memasuki kelas setelah dua jam free time. Lisa mendesah kesal. Mengapa pak guru ini harus masuk kelas sih, batin Lisa.

"Bapak tidak akan lama kok, tenang," ujar Pak Surya.

"Jangan hanya bicara ku tak perlu kata-kata'tuk mengerti yang kau ucapkan."

"Lalisa saya mendengar anda. Harap diam atau anda akan keluar dari kelas."

Refleks Lisa langsung kicep. Duh apakah suaranya setoa itu. Perasaan dia sudah pelan menyanyikannya. Namuan ternyata masih terdengar.

Sekelas menahan tawanya mendengar Pak Surya yang menegur Lisa. Terlebih saat melihat wajah Lisa.

"Maaf, Pak, saya hanya bernyanyi karena disuruh Yuju."

Devil Boy's vs Angel Girl's | 97L [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang