DBvsAG - 9

166 16 12
                                    

"Jaehyun, aku ingin berbicara padamu."

Jaehyun menoleh kala mendengar suara berat itu. Ia hanya menjawab dengan bahasa alis.

"Aku tunggu kau di taman."

Hoseok berlalu setelah mengucapkan hal itu. Memang keluarga Eunha dan keluarga Jaehyun tinggal bersama. Papa Eunha adalah kakak dari Mama Jaehyun.

Jaehyun ke kamarnya sebentar sebelum menyusul kakak sepupunya.

***

"Sudah menunggu lama?" tanya seorang pria berkulit tan pada gadis yang berkulit putih, bermata sedikit sipit yang duduk di kursi taman.

"Belum, baru beberapa menit gua dateng," jawabnya datar.

Pria berkulit tan itu mendudukan dirinya di kursi sebelah gadis yang selalu menghiasi harinya. Dulu.

"Apa tujuan lu ketemuan sama gua?" tanyanya langsung ke inti.

"Ehem ada beberapa yang mau gue bicarain ma lu."

"Cepat katakan!"

"Okey langsung aja ke inti. Gua ngga percaya kalau Eunha pelakunya."

Gadis itu tersenyum miring. Dari dulu juga bukan dia pelakunya. Dasar bodoh, batinnya.

"Apa yang buat lu yakin?" tak mau langsung percaya begitu saja. Gadis itu ingin pria tan ini benar benar yakin bahwa sahabatnya bukan pelakunya. Ia hanya korban dari segala fitnah ini.

"Pertama waktu itu Eunha ada sama kita semua, ngga mungkin Eunha yang bunuh Nenek Jungkook. Kedua gua pernah bajak handphone nya dan ngga ada keanehan sama sekali. Biasanya kalau pembunuh akan memiliki anak suruhan tapi di handphone dia sama sekali ngga ada."

"Baru sekarang lu percaya? Dari dulu lu kemana aja?"

"Maaf."

"Sayangnya kata maaf lu ngga mempan."

Pria itu menghela napasnya kasar. Memang ini semua kesalahannya dan juga teman-temannya. Namun sejak dulu hingga sekarang tak pernah sekalipun pria ini menuduh atau mengatai Eunha sebagai cewek rendah.

"Gua tau. Maka dari itu gua pengen tau lebih lanjut tentang kebenarannya."

"Napa lu ngga tanya ke orangnya langsung?"

"Gua ngga mau tergesa."

"Ngga mau tergesa lu bilang? Kalau lu ngga mau tergesa, DULU LU NGGA BAKAL IKUT TEMEN TEMEN IBLIS LU ITU. Dan sampe sekarang, SEENGGAKNYA IVY MASIH BERTAHAN, MINGYU ALVARO!" nafasnya naik turun tak beraturan. Dadanya kembang kempis pertanda emosi. Mingyu Alvaro hanya bisa diam. Ia sadar ia salah. Mingyu menggenggam tangan gadis di sebelahnya erat.

"Mina, gua tau gua salah waktu itu. Gua cuma takut gua ngga punya temen lagi kalau gua ngga mihak mereka."

Mina Aresta melepas genggaman Mingyu Alvaro kasar. Kristal bening mulai jatuh dari netra indahnya. Mina menghapus kristalnya kasar. Memalingkan wajahnya, dan berdiri.

"Lu takut ngga akan punya temen? IYA?! LU TAKUT?! HAHA PENGECUT LU!"

"Terus lu anggap gua, Eunha, Naeyeon, Lisa dan yang lainnya ITU APA MINGYU?!"

"Oh, gua tau. Ternyata dari dulu lu ngga pernah anggap gua dan sahabat sahabat gua itu, sebagai temen lu."

"Min, tunggu Mina. Bukan gitu maksud gua."

"Bullshit Gyu. Makasih karna lu ngajak ketemuan gua tau ternyata lu anggap gua sama yang lainnya itu apa."

Mina Aresta maju mendekati Mingyu Alvaro yang berdiri di sampingnya. Telunjuk lentiknya, menunjuk ke arah dada Mingyu dan berucap sambil menggebu, "Musuh."

Devil Boy's vs Angel Girl's | 97L [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang