DBvsAG - 40

93 10 3
                                    

"Anda tau yang Anda perbuat ini sudah keterlaluan."

Jungkook terdiam mendengar sejuta ceramah dari Bu Ara dan ketiga guru BK lain. Ini memang kesalahannya. Andai saja dia tidak gegabah.

"Pembullyan yang Anda lakukan sudah sunggu terlalu, Jungkook. Boleh saya bertanya?"

Jungkook mengangguk sebagai jawaban.

"Apa kesalahan Eunha terhadap diri Anda?"

Diam. Itu yang mantan kekasih Eunha lakukan. Dia sendiri tak tahu alasan pasti.

"Anda tidak bisa menjawab pertanyaan saya?" tanya salah satu guru BK, Bu Annisa dengan nada yang mengintrupsi.

"Apa yang Anda ingin setelah kejadian ini?"

"Hukum saya, Bu."

Tampak Bu Ara, Bu Annisa, dan dua guru BK lainnya menghela napas kasar. Seharusnya hal seperti ini mendapat sebuah hukuman. Pembullyan bukan termasuk hal sepele yang dapat dibiarkan begitu saja.

Namun mereka semua tak bisa menghukum Tuan Jungkook Alendra. Bukan, bukan karena orangtuanya berpengaruh besar bagi SMA Galaxy. Tapi karena Tuan Jefrian dan Nyonya Soraya. Wali Eunha.

Jefrian dan Soraya hanya tidak ingin memperpanjang masalah. Sudah cukup keduanya memikirkan kondisi si putri bungsu. Mereka tak ingin menambah beban pikiran lagi.

"Seharusnya begitu. Berterimakasih lah pada Tuan Jefrian dan Nyonya Soraya yang menyuruh kami untuk tidak menghukum Anda."

Jungkook menatap keempat guru tersebut tak percaya. Om Jefrian dan Tante Soraya, orangtua Eunha kah?

"Benar. Kedua orangtua Eunha Alea meminta kami untuk tidak menghukum Anda. Lihat Tuan Jefrian dan Nyonya Soraya sangat berhati mulia. Mereka bahkan mengetahui kondisi anaknya jauh dari kata baik, mereka juga mengetahui siapa yang membuat anak mereka seperti ini. Akan tetapi mereka meminta untuk tidak memberikan sedikit hukuman untuk Anda." Perkataan Bu Hania seolah membaca pikiran otaknya.

Apa lagi ini-mengapa harus begini. Mengapa kedua mantan calon mertuanya tidak memberikan hukuman. Rasa bersalah nya kian membesar. Kemarin Jefrian bahkan tidak memukul dirinya, dan sekarang Jefrian dan Soraya tidak mengizinkan guru BK untuk memberikannya hukuman.

Kebaikan mereka tidak sesuai dengan sikapn Jungkook selama ini.

"Silahkan Anda boleh keluar."

"Tapi Bu-"

"Silahkan keluar!"

Jungkook menghela napasnya dalam dan berjalan keluar ruangan BK. Ini masih pukul setengah sepuluh pagi, seharusnya sekarang pelajaran Mam Meyra. Namun dengan kondisinya yang seperti ini membuatnya berpikir jika bolos adalah hal terbaik.

Sejak pagi dia belum mengikuti pelajaran. Padahal hari ini ada ulangan Fisika dan Sejarah. Namun dirinya bodo amat. Toh kalaupun suruh nyusul dia siap-siap saja. Otaknya encer.

Kaki panjangnya membawa Jungkook ke tempat favoritnya. Rooftop. Disini biasanya dia menghabiskan waktu untuk membolos. Perlahan dia mendudukan dirinya di bangku yang tersedia.

"Nha.. Kalau lu sadar lu mau maafin gua? Gua sadar yang gua perbuat selama ini ga bener, Nha. Rasa bersalah gua besar banget. Inikah yang selama ini lu rasain, Nha?"

Jungkook berujar sembari memandangi foto cantik Eunha di ponsel. Foto yang dia ambil diam-diam saat class tour.

"Maaf, Nha..." Satu air mata jatuh dari kelopak kirinya. Penyesalan. Itu yang Jungkook rasakan sekarang.

Jungkook memejamkan netra elangnya bersamaan dengan jatuhnya air mata yang kian menderas. Dia mengingat segala perbuatan yang sudah dilakukannya.

Pluk.

Dirasakan bahwa ada yang menyentuh pundaknya. Dia mencoba membuka perlahan netra elang itu. Dengan pemandangan tak percaya dia mengucek kedua matanya berkali-kali.

"E-Eunha..." Jungkook bangkit dari duduknya dan menatap gadis di depannya tak percaya.

"Lu Eunha?!"

Gadis yang dia sebut Eunha tak menjawab. Hanya mengangguk sambil tersenyum manis.

'Cantik banget...' puji Jungkook kagum, dalam hatinya. Terlihat Eunha mengenakan gaun putih, dia mengurai rambut sebahunya, membuat bertebaran terkena angin. Wajahnya tak lagi pucat, kini Eunha sudah terlihat sehat dan sembuh.

Eunha maju selangkah dan menjinjitkan kaki mungil tersebut. Tangannya bergerak untuk menghapus air mata yang menghiasi wajah sang mantan.

"Jangan nangis, gua udah maafin lu."

Jungkook menggeleng tak terima. Bagaimanapun Eunha harus memberikan hukuman untuknya.

"Hukum gua, Nha. Gua siap rela lu hukum. Gua gak mau hidup dengan rasa bersalah ini, Eunha," pinta Jungkook memohon. Bukannya menjawab, Eunha justru memeluk si mantan dengan erat.

"Sampai kapanpun lu gak pernah salah. Gua yang salah."

Perlahan tangan kekar Jungkook terangkat untuk membalas pelukan Eunha. Pelukan yang selama ini dia rindukan.

"Gua gak tau apa yang harus gua lakuin buat nebus rasa bersalah gua ke lu, Eunha."

"Tenang aja, gua udah lupain itu semua. Stop feeling guilty. I hate that."

Jungkook rasa sekarang saatnya dia menepati janjinya. Eunha nya sudah sembuh. Sudah pulih. Jungkook melepas pelukan Eunha dan berlutut dihadapan Eunha.

"Gua tau, lu terlalu sempurna buat gua. Jujur aja semenjak kita putus gua gak pernah ngerasa bahagia, bebas, atau apalah itu. Yang gua rasain tersiksa. Disitu gua sadar kalau lu gak akan pernah lepas dari hati gua sampai kapan pun itu. Sekuat dan sekeras apapun gua berusaha, gua gak bisa lupain lu. Atau kata lainnya gua gamon. Eunha Alea, will you be mine again?"

"Jung-"

Jungkook Alendra menatap Eunha dengan penuh harap. Besar harapan untuk Eunha mau kembali padanya, dan melukiskan sejuta kisah baru.

"Lu mau kan?" tanyanya bersemangat.

Eunha menyuruh Jungkook untuk berdiri. Jujur, Jungkook kecewa. Dia juga sadar kalau kesalahannya sangat besar untuk Eunha kembali padanya.

Tampak Eunha menghela napasnya dalam-dalam sebelum menjawab, "Jungkook maafin gua. Gua bukan yang terbaik untuk lu. Waktu gua udah hampir abis, Kook. Gua pergi ya. Jaga diri lu baik-baik."

"Pergi kemana?! Gua ikut!"

Eunha menggeleng. "Belum saatnya, Jungkook. Waktu lu masih panjang."

"Lu mau kemana sih?!"

"Gua ga kemana-mana. Cuman pindah aja. Lu harus inget kalau gua selalu disisi lu sampai kapan pun."

Eunha mengecup sekilas kening Jungkook yang masih mencerna semua ini.

"I love you, Jungkook Alendra..."

Tepat setelah Eunha mengucapkan kalimat itu, tubuhnya menghilang. Jungkook tak lagi melihat Eunha di hadapannya.

"Eunha? Lu kemana, Nha?! Bercanda lu gak lucu!"

"Lu belum kasih gua jawaban, Eunha. Kemana lu? Sini lu, Eunha! Balik Eunha Balik!!!! Eunha balik! Gua masih cinta, masih sayang sama lu. Lu bilang mau Ivy balik kan? Lu balik sekarang Eunha!!!!"

Tubuhnya merosot ke tanah. Air mata kembali membanjiri wajah tampan Jungkook Alendra.

Hukuman apa ini. Jungkook memang meminta Eunha untuk menghukumnya. Namun bukan hukuman seperti ini yang dia mau.

Sekarang dirinya ingin Eunha. Hanya Eunha.


















*
*
*
Tbc.

Berapa chapter lagi end. Ada yang bisa nebak ending nya bakal gimana?

Devil Boy's vs Angel Girl's | 97L [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang