DBvsAG - 24

120 13 26
                                    

Sampai sekarang Jungkook masih mencari siapa orang baik yang rela mendonorkan ginjal untuknya. Ingin rasanya ia berterimakasih kepada orang tersebut. Bahkan dirinya sudah mencoba untuk menanyakan hal ini ke kedua orang tuanya juga para sahabatnya. Namun tak ada yang mengatakannya. Ia yakin ada yang disembunyikan.

"Siapa ya orang baik itu? Rasanya gua gak asing, kaya dia deket sama gua."

"Tuh cewek mana sih, lama banget!"

Sudah setengah jam Eunha tak juga kembali. Katanya sih ia hanya ke dapur untuk membuat sarapan, namun sampai sekarang tak kunjung kembali. Jungkook mencoba ke dapur mencari Eunha.

Benar saja, Eunha masih berkutat dengan segala peralatan di dapur. Jungkook menarik bibirnya ke atas. Untuk kali ini saja, ia ingin membuat hari dengan Eunha. Seolah-olah hubungan mereka masih tetap sama.

"Eunha?" panggilan mendadak dari Jungkook membuat Eunha terperanjat.

"Lu ngagetin!" kesal Eunha mempoutkan bibirnya. Jungkook terkekeh gemas dan mendudukan dirinya ke kursi makan.

"Nah sarapan udah jadi, maap ye lama. Abis gua bingung isi kulkas lu banyak banget," Eunha berjalan ke arah Jungkook dengan omelet juga bubur ayam untuk Jungkook. Eunha menaruhnya di meja makan dan duduk di depan Jungkook.

"Haha, ya gitu deh sultan bebas," sombong Jungkook membuat Eunha jengah.

"Iya deh yang sultan."

"AHAHA."

"Bahagia aku bila bersamamu~" Eunha mengalunkan nada lembut sambil mengambilkan porsi sarapan sang mantan. Jungkook hanya diam saja dan berusaha menyembunyikan senyumanya.

"Nih selamat makan, Tuan."

"Lu bisa makan sendiri kan ga perlu gua suapin?" tanya Eunha polos membuat Jungkook mengacak rambutnya gemas.

"Gua bukan anak kecil yang perlu disuapin."

"Dih tadi aja minta gua temenin terus pas di UKS juga ga mau gua tinggal," gumam Eunha pelan. Jungkook mendengarnya walau hanya samar.

"Apa lu bilang?" tanya Jungkook sedikit ngegas.

Eunha terkejut dan tersenyum canggung, "ngga, ga papa."

"Oh."

***

Eunwoo Aristo menatap langit-langit di kamarnya. Pikirannya bimbang. Setelah mendengar cerita dari Jaehyun kemarin, dirinya merasa seperti ada batu yang menghantam pikirannya.

Dia heran, mengapa Jaehyun bisa mengetahuinya, padahal itu hal yang sudah sangat ia simpan dengan rapat.

"Gua gak bisa biarin ini terus," pikirannya bertetangan dengan hati. Hatinya memilih untuk mengatakan hal itu. Tapi, pikirannya seolah tidak.

"GUA BINGUNG!" teriaknya membuat seisi rumah terkejut.

"Eunwoo, kau kenapa?" tanya Renata, mamanya dengan berteriak.

"Gak, Ma. Gak papa," balas Eunwoo sedikit keras supaya sang mama dengar.

Eunwoo membuka ponselnya. Hal yang pertama ia lihat adalah fotonya bersama gadis itu. Eunwoo menatapnya sendu. Jempolnya dengan lembut mengusap wajah sang gadis di foto.

"Lu kenapa sembunyiin ini semua dari gua. Lu gak tau kan seberapa khawatirnya gua waktu tau lu sakit itu. Coba aja dulu lu gak donorin ginjal lu buat dia, pasti semua gak akan begini," lirihnya sendu.

"Gua masih sayang sama lu. Andai aja dulu gua gak nglakuin itu, gua yakin semua gak akan begini," tatapannya mulai berkaca.

"Gua bakal bantu lu buat penuhin impian lu. Gua pengen liat seberapa besar perjuangan lu."

Devil Boy's vs Angel Girl's | 97L [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang