DBvsAG - 21

120 14 11
                                    

Disinilah Hoseok dan Yerin sekarang. Taman belakang rumah mereka.

"Ada apa, Kak? Apa yang ingin Kakak bicarakan dengan ku?" tanya Yerin lembut.

Hoseok menggeleng, "tidak, aku tak ingin berbicara apapun denganmu. Aku hanya merindukan mu saja."

"Ah begitu..."

Hoseok menarik tangan Yerin menuju bangku. Ia menuntun Yerin hingga terduduk di sebelahnya.

"Sudah lama kita tak seperti ini."

"Iya kak, terakhir saat aku lulus SMA kita menghabiskan waktu bersama."

"Kau benar, tapi tolong jangan bahas itu, Yerin."

Yerin seolah tersadar. Ia tahu Hoseok sangat membenci hari itu. Begitupun dirinya. Hari yang menjadi hari bersejarah bagi mereka berdua.

"Maaf, Kak..." lirih Yerin menundukan kepala.

Keadaan terselimuti oleh hembusan angin. Hening. Tak ada yang berbicara satupun dari mereka.

"Yerin?" panggil Hoseok.

"Iya, Kak ada apa?"

"Eunha sudah menghubungi mu ia pulang jam berapa?"

Yerin tersenyum miris. Benar bukan dugaannya. Apapun itu, Hoseok selalu selalu membicarakan Eunha, Eunha, dan Eunha.

"Belum, dia belum mengabariku," jawab Yerin seadanya. Ia memalingkan pandangannya.

"Eunha sudah memberi mu kabar hari ini?"

"Belum, dia belum mengechat ku sama sekali."

"Aku khawatir padanya. Apakah obatnya sudah dia minum? Apa dia sudah makan? Jujur saja, saat Eunha mengabariku aku merasa sangat khawatir. Aku takut apabila penyakitnya kambuh. Juga-"

"Maaf, Kak, bisakah kita tidak usah membicarakan Eunha?" potong Yerin sendu. Hoseok menatap heran adik pertamanya.

"Kau tidak suka jika aku membicarakan Eunha?"

"Bu-bukan begitu, hanya saja sekarang disini aku bukan Eunha."

"Lalu kau tak suka begitu?"

"Bukan, Kak, jika Kakak ingin berbicara pada Eunha, Kakak bisa menelfonnya atau mengechatnya sendiri, percuma jika bertanya padaku karena aku pun tak tau.."

"Kau tau kan jika aku bertanya ia akan seperti apa, dia akan menjawabnya dengan sangat singkat, Yerin. Maka dari itu aku menanyakannya padamu supaya informasi yang aku terima lebih jelas."

"Tidak semua informasi tentang Eunha aku mengetahuinya, Kak..." gumam Yerin Syakira melirih pelan. Namun, Hoseok masih dapat menangkapnya. Hoseok mengubah posisi duduknya yang semula sandaran, menjadi menghadap Yerin yang mengalihkan pandangannya.

"Apa maksudmu?"

Yerin menggeleng, "Tidak. Bukan apa-apa, Kak."

"Kau kenapa, Yerin? Tak biasanya kau seperti ini."

"Yerin, Eunha adalah adikku juga. Wajar jika aku mengkhawatirkannya. Jangan egois, Yerin!" Hoseok tanpa sadar berbicara dengan nada yang sedikit tinggi. Dirinya lupa jika Yerin tak bisa dibentak sedikitpun.

"A-aku tid-tidak egois, Kak. Ha-hanya saja.." suara Yerin terdengar bergetar. Ia susah payah menahan air matanya yang siap jatuh kapan saja.

"Hanya saja apa? Mengapa kau tak melanjutkannya? Kau cemburu karena aku terlalu memperhatikan Eunha? Kau merasa jika dirimu terasingkan, begitu?!" bentak Hoseok tanpa sadar membuat air mata Yerin luruh begitu saja.

"Seperti yang sudah ku bilang tadi, Eunha adikku juga, Yerin. Kau seharusnya ingat kalau adik kandungku bukan hanya kau. Ada Eunha. Terlebih dia yang paling kecil diantara kita! Wajar jika aku khawatir, Yerin. Dan jug-"

"Cukup, Kak. Kau terlalu meyayangi Eunha, Kak. Eunha sudah besar, dia pasti bisa jaga dirinya baik-baik!" teriak Yerin sambil menangis.

"Kau tak khawatir sama sekali terhadap adik mu?"

"Aku khawatir, Kak. Namun aku tak ingin yang over seperti mu ini!"

"Kau selalu mengkhawatirkan Eunha, Kak. Aku tau jika dia adik mu yang paling kecil. Sekarang aku balik, Kak. Jika itu adalah aku apakah kau akan sama khawatirnya?" bentak Yerin bertanya.

Hoseok diam.

Yerin terus berteriak seperti orang kesetanan untuk mengeluarkan uneg-unegnya selama ini.

"Tidak kan? Kau tak pernah sedikitpun mengkhawatirkan ku. Jika aku di culik atau koma pun kau tak akan khawatir kepadaku seperti kau khawatir pada Eunha!!!"

"Yerin kau seharusnya tau jika Eunha memiliki penyakit yang ser-"

"Lalu apakah aku juga harus memiliki penyakit seperti Eunha agar kau peduli padaku??"

"Jangan bicara seperti itu!"

"Kenapa, Kak?! Karena kau tak ingin mengkhawatirkan ku ya?"

"Yerin-"

"Jujur Kak, aku tak pernah mempermasalahkan rasa khawatir mu pada Eunha. Namun bisakah kau memikirkan diriku juga? Aku membalik perkataan mu, Kak, aku juga adik mu. Adik kandung mu. Tak bisakah kau memikirkan ku, sedikit saja?"

"Tak pernah kan, Kak sekalipun kau menanyakan bagaimana hariku, apa saja yang telah aku alami selama seharian??? Tak pernah kan? Karena kau tau kenapa, Kak? Yang ada di pikiran mu hanya Eunha!"

"Kau bahkan tak tau masalah apa saja yang aku dapat, Kak-hiks...hiks..hiks..."

"A-hiks aku lebih baik sakit seperti Eunha bahkan lebih parah lagi supaya hiks.. Kau perhatian kepadaku, hiks..."

"Tuhan.. Tolong beri aku penyakit lebih serius dari Eunha, kalau perlu sekalian yang-"

Greb.

Hosek memeluk tubuh mungil sang adik. Ia sadar selama ini ia hanya memperhatikan Eunha seakan lupa jika Yerin adalah adiknya.

Hoseok membiarkan Yerin menangis keras di pelukannya. "Jangan katakan hal itu, dek. Kakak benci adek bilang gitu."

Setelah beberapa saat, tangisan Yerin mereda. Walau masih tersisa isakan-isakan kecil darinya.

Hoseok melepas pelukannya dan menangkup wajah barbie Yerin. Perlahan ibu jarinya tergerak untuk menghapusnya.

"Maafin Kakak. Kakak sadar selama ini Kakak sering mengabaikan mu dan menganggap kau tak ada disini. Maafkan Kakak."

"Tidak, Kak. Kakak tidak salah. Aku hanya sedih karena Kakak tak pernah mengkhawatirkan diriku. Maafkan aku juga, Kak."

Hoseok memeluk tubuh Yerin lagi. Jauh lebih erat. Ia berulang kali mengecup rambut Yerin.

"Sudah ya, jangan menangis dan mengatakan hal itu lagi. Kakak tidak mau kau mengalami penyakit apapun. Cukup Eunha, jangan kau, Yerin."

"Iya, Kak.".

"Gantilah pakaian mu, aku akan mengajak mu ke taman bermain. Berdua saja."

Bola mata Yerin berbinar mendengarnya. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama ia pergi berdua dengan sang kakak.

"Baiklah, Kak!"

"Dandan yang cantik, okay?"

"Siap!!!"

Hoseok terkekeh gemas melihat langkah Yerin yang selalu bersemangat jika dia mengajaknya keluar.







"Apapun akan ku lakukan demi kebahagiaan mu dan Eunha."













*
*
*
Tbc.

Devil Boy's vs Angel Girl's | 97L [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang