Bab 7

115 25 3
                                    

Aruna Pov

Pagi ini Aku sarapan bersama Ayah,suasana menjadi canggung,entahlah Aku bingung harus berbuat atau berkata apa?Ayah juga memilih diam padaku,hanya menyapaku dengan kalimat selamat pagi seperti biasanya.

"Apa masakan Ayah tidak enak?"tanya Ayah

"Hah ti-tidak,masakan Ayah enak"jawabku

Kemudian Ayah memberikan segelas susu padaku.

"Minumlah,ini susu sapi murni"ucapnya

Aku mengangguk lemah,"Paman Ahong yang mengirimnya untukmu"lanjut Ayah

"Iyah Ayah,terimakasih"balasku

Aku kembali mengunyah roti bakar yang di isi oleh telur,sayuran dan ada sedikit mayones di dalamnya,rasanya sangat enak tentu saja.

"Bagaimana kuliahmu?"tanya Ayah

"Baik,minggu depan Aku sudah libur semester"jawabku

Ayah tersenyum padaku,Aku baru menyadari jika sekarang sudah mulai ada kerutan di wajah Ayah,dulu memang sudah ada,tapi sekarang terlihat lebih jelas.Bagian kantung matanya sedikit tebal juga menghitam,Dia pasti sangat lelah.

"Ayah"

"Nanti ketika libur semester ijinkan Aku untuk bekerja yaa?"ucapku

"Tidak perlu,Ayah masih sanggup membiayai semua keperluanmu"balas Ayah

"Pergilah berlibur bersama teman-temanmu,main bersama mereka,pergi menonton atau berbelanja"lanjutnya

"Tapi Ayah-"

"Jangan gunakan tanganmu itu untuk bekerja,sekarang belum waktunya Kamu bekerja,tugasmu hanya kuliah dan bermain"potong Ayah

"Ayahmu ini masih sangat sehat,Ayah masih bisa bekerja,penghasilan Ayah banyak dan sangat cukup untuk membeli sesuatu yang Kita inginkan Aruna"lanjutnya lagi

"Termasuk untuk membeli minuman dan mabuk?"tanyaku

Ayah terdiam,Dia tidak menjawab pertanyaanku,Ayah memilih kembali fokus untuk menghabiskan sarapannya.

"Sekarang Ayah masih sehat,tapi Aku ingin Ayah sehat lebih lama lagi,Aku ingin menghabiskan waktu bersama Ayah lebih panjang lagi.Jadi Aruna mohon berhenti mabuk"ungkapku dengan suara bergetar.

"Ayah sudah lama tidak mabuk"balas Ayah berbohong.

"Tapi setiap pagi Aku mencium aroma alkohol dari tubuh Ayah"ucapku

"Ayah,Aruna bukan gadis kecil lagi,Aruna sudah tumbuh dewasa,Ayah tidak bisa berbohong setiap hari"lanjutku

"Aruna sayang Ayah,tapi Aruna juga ingin jujur,Aruna kecewa sama Ayah"tuturku dengan suara semakin bergetar,Aku menggigit bibirku untuk menahan suara tangisan,dadaku terasa sangat sesak dan akhirnya percuma,Aku tetap menangis.

                                   ***

"Hai,selamat pagi"

Aku berhenti mendengar suara sapaan pagi dengan suara yang tak asing,Aku memutar tubuhku dan tepat di depanku ada sosok pria memakai setelan jas berwarna hitam dengan garis putih kecil.

"Selamat pagi Kenan"balasku

"Apa yang terjadi denganmu?semalam Aku melihatmu seperti orang patah hati,dan pagi ini Aku melihatmu dengan mata sembab"ucap Kenan

Seketika Aku salah tingkah,bagaimana bisa Kenan seteliti itu?apa mataku benar-benar sembab hingga akhirnya orang lain bisa melihat dengan jelas?

"Aku baik-baik saja Kenan"balasku

"Apa yang Kamu lakukan di sini?"lanjutku bertanya

Kenan tersenyum,"Aku mengantar Inggrid,she is my girlfriend"jawabnya

Aku mengulum senyum tipis,seharusnya Aku tidak perlu menanyakan hal itu pada Kenan,jadi Aku tidak perlu mendengar jawabannya.Bukankah seantero kampus juga sudah tahu siapa Kenan dan Inggrid?ah dasar Aruna bodoh.

"Kalau begitu Aku pergi dulu,ada kelas pagi ini"ucapku

"Aruna-"

"Iyah"

"Ambilah,permen ini bisa membuatmu jauh lebih rileks"ucapnya

Aku tersenyum ketika menerima permen karet rasa mint dari Kenan.

"Terima kasih Kenan"kataku

"Satu lagi Aruna"

"Apa?"

"Ikatlah rambutmu,Kamu akan terlihat jauh lebih cantik jika wajahmu tidak tertutup dengan rambutmu"

Oh Tuhan,apa Kenan tidak sadar?apa yang Dia ucapkan membuat detak jantungku terasa seperti akan melompat?

"Iyah,Aku akan mengikatnya,terima kasih sekali lagi,pergilah semoga harimu menyenangkan"balasku

Kenan tersenyum dan menganggukan kepalanya,lantas Aku segera berbalik dan berjalan kembali.

Kenan Pov

"Ada sesuatu yang terjadi Pak?"tanya Willy saat Kami berada di dalam mobil,perjalanan menuju kantor.

"Aku tadi bertemu dengan Aruna,matanya terlihat sangat sembab dan anehnya Aku sangat mengkhawatirkan gadis itu"jawabku jujur.

Usiaku dan Willy sama,Kami pria dewasa berumur 27tahun,Willy adalah anak dari kerabat dekatnya Mama,namun di usianya ke 17tahun harus kehilangan kedua orang tuanya secara bersamaan,mereka mengalami kecelakaan pesawat,hingga jasad keduanya tidak di temukan.Lalu Mama merawat Willy seperti putranya,Aku dan Willy sekolah bersama,Kami berpisah ketika menempuh jurusan kuliah,Aku di New york,Willy memilih tetap di Indonesia.

"Apa Saya perlu mencari informasi tentang Nona Aruna?"tanya Willy

Aku diam,Aku bingung haruskah Aku  sejauh itu?Bagaimana jika Inggrid tahu dan Dia cemburu?

"Tidak perlu Wil,Aruna bukan siapa-siapa,Aku hanya mengenalnya tanpa sengaja"jawabku

"Baik Pak"balas Willy

Aku memejamkan kedua mataku,berharap kecemasanku perihal Aruna hilang dari pikiranku.

"Wil"

"Iyah Pak"

"Aruna gadis seperti apa menurutmu?"tanyaku

"Ehmmm Dia gadis yang baik,cantik,menawan juga tulus,itu menurut Saya"jawab Willy

"Aku bertemu dengan Dia di acara pernikahannya Stevi,Dia menjadi seorang pelayan disana,namun beberapa hari ini ketika Aku bertemu dengan Dia,Dia terlihat bukan anak dari keluarga kurang mampu,apa yang Dia kenakan sangat layak,bahkan rumahnya saja berada di komplek perumahan yang menurutku cukup bagus"ucapku

"Tapi kenapa bisa Dia bekerja jadi seorang pelayan?"lanjutku

"Saya sendiri kurang tahu Pak,tapi Nona Aruna tidak pernah terlihat pergi menggunakan mobil"balas Willy

"Benar,hampir setiap Aku bertemu,Dia sedang berjalan kaki"imbuhku

"Bagaimana jika Saya mencari tahu tentang Nona Aruna,agar Bapak tidak penasaran?"tanya Willy

Pada akhirnya Aku mengangguk,setuju dengan ide dari Willy.

"Dengan satu syarat"ucapku

"Apa?"tanya Willy

"Inggrid jangan sampai tahu perihal masalah ini"jawabku

"Baik Pak,soal itu Saya jamin akan aman"balas Willy.

To be continue,,,,

The Summer HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang