Bab 41

115 25 4
                                    

Kenan Pov

Aku berlari cepat,beberapa menit yang lalu Willy mengatakan jika Aruna kecelakaan,bahkan kondisi kritis.

Aku melihat sosok Rifat tengah berdiri sembari berjalan mondar-mandir,terlihat sangat kalut juga gusar.

"Aruna,bagaimana kondisinya?"tanyaku

Rifat menggeleng,matanya terlihat merah,Aku yakin jika pria itu menangis.Aku membuang nafas kasar.

"Dia kehilangan darah sangat banyak,saat ini beberapa perawat sedang mencari donor darah,golongannya AB+ dan itu cukup sulit"ungkap Rifat dengan suara bergetar.

"Aku tidak bisa mendonorkan darahku,karena Kami tidak-"lanjutnya

Aku memicingkan kedua mataku,berharap pria itu melanjutkan kalimatnya.

"Golongan darah Kami berbeda"ucapnya lirih.

Aku mengangguk mengerti,Rifat bukanlah Ayah biologis Aruna,tentu saja wajar jika golongan darah mereka tak sama.

                                   ***

Kondisi Aruna masih kritis,sampai saat ini gadis itu belum sadar,dokter mengatakan jika saja Aruna telat di tangani,mungkin nyawanya sudah tidak bisa di tolong lagi.

"Pak"

"Willy"

"Saya ingin bicara sebentar"

Aku mengangguk lalu berjalan mengikuti langkah sekretarisku.

"Ada apa?"tanyaku

"Nona Aruna memang sengaja di tabrak oleh seseorang,Saya sudah mendapatkan plat mobilnya,saat ini beberapa orang tengah Saya gerakan untuk mencari informasi lebih lanjut"jawab Willy

Aku terkejut mendengar penuturannya,jadi perasaanku saat ini benar,ada seseorang yang tengah mengintai Aruna dan ingin membuatnya celaka.

"Apa Dia musuh Kita?"tanyaku

"Kemungkinan besar iya"jawab Willy

"Ah lalu info yang Saya dapatkan lagi,jika di kampus Nona Aruna sudah mendapat masalah,ada orang dengan sengaja menyebar foto-foto Rifat bersama wanita malam"lanjut Willy

Kedua mataku terbelalak,"Bisa Aku lihat?"tanyaku

Willy segera memberikan kertas yang semua berisi foto Rifat,disana juga ada foto Aruna bersama Ayahnya.

"Papa"gerutuku

Sekarang Willy yang terkejut,"Maksud Anda?-"

"Pelakunya Papa Wil,foto ini sama persis seperti foto yang Papa kirim ke ponsel Mama"potongku

"Hentikan penyeledikan,ini urusanku,Aku yang akan datang menemui pria bajingan itu"lanjutku penuh dengan amarah.

Aruna Pov

Rasanya semua terasa sangat dingin,kepalaku masih saja berdenyut,ah sekujur tubuhku nyeri semua.

"Apa yang terjadi?"tanyaku dalam hati.

Tidak ada satu orang pun di ruangan ini,Aku hanya mendengar suara alat bantu dari detak jantungku yang beradu dengan detik jam.Oh Tuhan perutku sangat mual.

"Hhuuek!"

Aku segera menutup mulutku,berharap cairan yang ada di dalam perutku bisa Ku tahan.

"Aruna"

Aku terkejut,sosok Kenan yang berada di ambang pintu,Dia segera berlari.

"Are you okey?"tanyanya

Aku menggeleng dengan tetap berusaha menahan rasa mual yang semakin kuat.

"Buang disini"ucap Kenan

Aku menatap pria itu,"Ayo keluarkan!"lanjutnya memerintah

Pada akhirnya Aku mengikutinya,benar saja Aku berhasil memuntahkan semua isi perutku ke dalam wadah yang tengah di pegang oleh Kenan,ah memalukan sekali.

"Bagaimana sekarang?"tanyanya

"Mual"jawabku pasrah.

"Itu efek obat bius dari dokter,Kamu istirahat dulu"balas Kenan.

Kenan memencet tombol yang berada di samping tempat tidur,dengan secara otomatis bagian kepala naik,dan Aku memposisikan diri dengan bersandar.

"Aku siapin air hangat dulu yaa?Kamu tunggu sebentar"ucapnya

Aku segera mencekal tangannya,Kenan menatapku pria itu kembali duduk.

"Kenapa?"tanya Kenan

"Bagaimana bisa Aku disini?"balasku kembali bertanya.

"Kamu kecelakaan"jawab Kenan.

Kembali kepalaku berdenyut,"Ahh"

"Hai-"

"Kepalaku sakit sekali"tuturku

"Kamu kritis,jadi jangan di paksa untuk mengingat sesuatu yang berat"balasnya

"Kenan"

"Hmm"

"Foto Ayah bersama-"

Kenan mengangguk,sepertinya Dia sudah tahu semua.

"Kamu tahu?"tanyaku

"Iyah,jangan berfikir macam-macam,Kamu harus fokus pemulihan terlebih dahulu"jawab Kenan.

Cup

Dan tanpa terduga,Kenan mencium keningku cukup lama.

"Semua akan kembali baik-baik saja"ucap Kenan penuh dengan penekanan.

Aku seperti terhipnotis,Aku mengangguk dan percaya dengan Kenan.

#To be continue,,

The Summer HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang