Bab 57

77 24 3
                                    

Aruna Pov

Aku hampir saja telat,dengan sedikit berlari Aku menuju gedung dinas tempatku bekerja.

Semalam Aku mengantar Morgan ke Bandara,dan hari ini pertama kalinya Aku berangkat kerja sendiri,tidak ada lagi sosok Morgan yang sudah Aku anggap seperti saudara.

"Auwww"

"Eh"

"Hah!"

Aku segera dengan sekuat tenaga mencoba berdiri,hampir saja Aku terjatuh dan sedikit beruntung karena ada seorang laki-laki yang dengan sigap menolongku.

"Kamu tidak apa-apa?"

Aku mengangguk mengiyakan pertanyaannya.

"Kaki Mbak Aruna gak papa kan?untung tadi ada Mas Kenan"ucap Freya

Aku tersenyum samar,rasanya lucu.Freya begitu polos tanpa menaruh curiga apapun pada Kami.Iyah antara Aku dan Kenan.Apakah Kenan benar-benar tidak menceritakan masalalunya pada Freya?

Tapi Aku bersyukur,setidaknya Freya bisa bersikap manis padaku,mungkin saja jika Freya tahu Aku adalah mantan kekasih calon suaminya,gadis itu akan bersikap lain padaku.

"Sedikit lecet"ucap Kenan

"Hah"

Ah benar,bagaimana bisa Dia detail melihat luka sekecil itu di bagian kaki?

"Tidak apa-apa,ini bukan masalah besar kok"balasku

"Oh yaa selamat yaa akhirnya Kamu bisa bergabung di dinas sosial"lanjutku

"Terima kasih Mbak,Aku juga masih perlu banyak belajar dari Mbak Aruna"balas Freya

"Gak papah kan kalau nanti Aku banyak bertanya?"lanjutnya

"Tentu saja,Kita sama-sama belajar"jawabku

Kenan Pov

Aku melihat kepergian Freya bersama Aruna.Aruna berjalan dengan sedikit tertatih akibat insiden tadi.Dia hampir saja terjatuh karena berlari.

Aku berharap semoga saja Freya tidak membuat masalah.

Shiit!!bukan Freya yang akan membuat masalah,justru Aku takut jika Akulah yang akan membuat masalah karena tidak bisa mengedalikan perasaanku.

Semenjak Aku kembali bertemu dengan Aruna,lalu tahu jika Rifat sudah meninggal tentu saja Aku semakin cemas pada gadis itu.Aku tahu seberapa rapuhnya Aruna tanpa Rifat.

                                   ***

"Kenan"

"Iyah Ma"

"Kapan Kalian mau fitting baju?"

Aku menghela nafas panjang,sebegitu inginkah Mama melihat Aku dan Freya menikah?

"Ma Kami baru tunangan bulan lalu,hari ini Freya juga baru masuk sebagai anak magang di dinas sosial,nantilah"jawabku

Mama tertawa pelan,"Tanggalnya kan sudah di tentukan"balas Mama

"Iyah,tapi nantilah"kataku

"Apa Papamu yang akan menjadi wali nikah nanti?"tanya Mama

Aku terdiam sejenak,kemudian menggeleng lemah.

"Aku anak laki-laki,tidak di haruskan menikah dengan wali kandung"ucapku.

"I know,Dia juga tidak pantas berada di acara pernikahanmu nanti"balas Mama

Aku diam,membicarakan sosok Papa membuat perasaanku cukup hancur,Aku masih ingat seperti apa pria itu menyakiti Mama,lalu memprofokasi Mama tentang latar belakang Aruna sehingga pada akhirnya Mama tidak menyukai Aruna.

Papa hanya selalu menjadi benalu dalam hidupku,di saat seorang Ayah ingin membuat bahagia anaknya,justru Papa sebaliknya.Segala cara Dia lakukan untuk membuatku hancur.

Aruna Pov

Bekerja di sebuah kantor dinas sosial membuatku belajar tentang banyak hal.Aku sendiri bertugas sebagai seksi rehabilitasi tuna sosial dan korban perdagangan orang.

Entahlah bagaimana bisa Aku terjebak disini?mungkin benar karena takdir yang bicara,Aku akan selalu dekat dengan para korban atau para pelaku seks.

"Mbak Aruna"

"Hah"

"Maaf ngagetin yaa?"

Aku menggeleng sembari tersenyum,"Sudah jam istirahat,tidak mau makan siang?"tanya Freya

Aku melirik pada arlojiku,"Sebentar lagi"jawabku

"Pergi bersamaku yaa?Aku tidak punya banyak teman disini,apalagi hanya anak magang"ucapnya

Aku terkekeh melihat wajah Freya yang terlihat begitu menyedihkan.

                                 ***

Aku tidak habis fikir akan makan siang bersama Freya juga Kenan sekarang.Suasananya begitu canggung,rasanya Aku takut melakukan kesalahan di hadapan Freya.

"Ternyata Mbak Aruna itu seorang psikolog hebat loh Mas,Dia menerima beasiswa di Jerman-"

"Fre-"

"Tapi benarkan Mbak?"

Aku hanya mengangguk,melihat tatapan tajam dari Kenan membuat nafsu makanku hilang.

"Kenapa Kalian hanya diam?bukankah Kalian lebih dulu saling mengenal?"tanya Freya lagi.

"Hah"

"Freya gadis yang baik,Kamu beruntung mendapatkan Dia"ucapku

"Mbak Aruna-"

"Terima kasih"potong Kenan

"Fre-"

"Kenan juga sosok yang baik,selama Aku mengenal Dia,Dia tidak pernah melakukan sesuatu yang aneh.Pokoknya Kalian sama-sama beruntung"

"Terimakasih Mbak"balas Freya dengan tersenyum.

"Akhir tahun ini Kami akan menikah,Mbak harus datang yaa?"lanjutnya

Aku terkejut,tapi hanya beberapa detik saja,tidak lama.

"Oh yaa?selamat yaa?"balasku

Freya mengangguk semangat,tapi tidak dengan Kenan,Pria itu justru menatapku dingin.

To be continue,,

The Summer HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang