Kenan Pov
"Apa Kamu mencari Aruna?"tanya Pak Ahong
Aku pun mengangguk,ternyata pria tua ini bisa membaca isi kepalaku,padahal Aku sudah berusaha menutupinya dengan berbelanja beberapa barang di toko miliknya.
"Aruna tidak akan datang hari ini"ucapnya
"Kenapa?"tanyaku
"Dia sudah mendapatkan pekerjaan"jawab Pak Ahong
"Pekerjaan?"tanyaku lagi
"Iyah,jika ingin bertemu dengan Dia,pergilah ke tempat laundry yang berada di seberang jalan,ada sebuah gang kecil,masuk dan Kamu akan bertemu dengan Dia"jawab Pak Ahong
"Laundry?"tanyaku lagi,jujur Aku terkejut.
"Texas Laundry"jawab Pak Ahong
"Terimakasih Pak"balasku
Pak Ahong tersenyum,Aku pun segera berbalik berniat meninggalkan toko milik Pak Ahong.
"Anak muda"
Langkahku tertahan,Aku pun berbalik menatap Pak Ahong.
"Kenapa Kamu tidak meminta nomer ponsel milik Aruna?dengan begitu Kamu akan lebih mudah mencarinya"ucap Pak Ahong
Benar,kenapa Aku tidak berfikir seperti itu?Aku benar-benar menikmati kebersamaanku dengan Aruna sehingga Aku lupa meminta nomer ponselnya.
"Apa Aku bisa meminta padamu?"tanyaku
Pak Ahong terkekeh,"Aku bisa saja memberikan nomernya padamu dari awal Kita bertemu,tapi Aruna sudah seperti anakku,jadi Aku ingin melihat perjuanganmu untuk anak baik itu"jawab Pak Ahong
Bukan rasa kecewa yang Aku terima,justru Aku ikut tersenyum bersama pria tua itu.
"Pergilah"ucapnya
Aku mengangguk,"Terima kasih Pak"balasku
***
Aku berdiri di tepi jalan,tepatnya Aku sudah berada di seberang Texas Laundry,Aku mengamati dari luar,benar saja kedua mataku menemukan sosok yang sedang Aku cari,Aruna.
Gadis itu tengah sibuk menyetrika,beruntung dinding Laundry nya terbuat dari kaca,jadi Aku bisa dengan mudah menemukan gadis itu.
Jika Aku masuk,Aku tidak memiliki alasan yang tepat,Aku tidak mungkin mengatakan mencari Aruna,bagaimana pun Aku berusaha menghargai Dia,Dia tengah bekerja,jadi menurutku tidak tepat jika Aku menemui dan memaksa sekarang juga untuk berbicara.
Melihat dari seberang jalan saja Aku sudah merasakan ketenangan,iyah Aku tenang karena bisa memastikan Aruna dalam keadaan baik.Dia sehat dan tetap ceria.
Hingga akhirnya Aku sadar,jika Aku sudah memiliki janji bersama Inggrid untuk menemani Dia mencari buku.
Aku pun segera berputar arah untuk menemui kekasihku yang saat ini sudah menungguku.
Aruna Pov
"Aruna,istirahatlah"ucap Bibi Rose
"Iyah Bi,ini sebentar lagi selesai"balasku
"Tinggalkan dulu pekerjaanmu,perutmu harus di isi"ucapnya lagi
Aku tersenyum,Aku mengenal Bibi Rose dari Paman Ahong,Bibi Rose salah satu pelanggan di toko miliknya.Hingga beberapa hari yang lalu Beliau bercerita jika salah satu karyawannya resign karena menikah dan pulang kampung.Maka Aku pun menawarkan diri untuk bekerja menggantikannya sementara waktu,selama Aku libur dari kegiatan kampus,bersyukur Bibi Rose menerima penawaranku.
"Duduklah,Kita makan bersama.Aku sudah memasakan makanan yang lezat"ucap Bibi Rose
"Terima kasih Bi"balasku
"Bagaimana?Apa Kamu sudah mulai bosan dengan pekerjaan ini?"tanya Bibi
Aku segera menggelengkan kepala dengan cepat,"Kamu menyukai pekerjaan ini?"lanjutnya lagi
"Iyah,Aku menyukai semua pekerjaan,asal itu halal dan Aku mendapatkan upah"balasku
"Hai apa Kamu sedang mabuk?"tanya Bibi
Aku terkejut dengan pertanyaan Bibi Rose,"Ti-tidak"jawabku
"Aku yakin orang tuamu menjamin semua kebutuhanmu,kata Koh Ahong Ayahmu sangat memanjakanmu,dan Aku percaya itu"ucap Bibi Rose
"Tapi setelah Aku melihat pekerjaanmu,Aku sedikit meragukannya,bagaimana mungkin anak yang di manja bisa bekerja segesit dirimu"lanjutnya
Aku tertawa mendengarnya,"Jangan tertawa,nanti Kamu bisa tersedak makananmu"kata Bibi
"Ayah memang memanjakan Aku,karena Dia sangat mencintaiku,tapi Ayah juga mendidikku untuk tetap mandiri"tuturku
"Benarkah?"
Aku mengangguk dengan cepat,"Lalu Ibumu bagaimana?"tanya Bibi Rose
Seketika Aku terdiam,tenggorokanku tercekat,Aku segera mengambil gelas yang berisi air putih di dalamnya,lalu meminum air putih itu hingga tandas.
"Aku tidak memiliki Ibu"jawabku lirih
Bibi Rose terlihat terkejut,Aku tahu jika Beliau merasa tidak enak hati sekarang.
"Maaf,Aku tidak tahu soal itu"ucapnya
Aku tersenyum,"Tidak apa-apa Bi,Aku hanya hidup bersama Ayah"balasku
"Apa Ibumu sudah berada di surga?"tanya Bibi Rose
Aku kembali termenung,Aku tidak tahu harus menjawab apa?karena sampai sekarang pun Aku tidak tahu cerita soal Ibu,Ayah selalu akan marah jika Aku bertanya perihal sosok wanita yang melahirkan Aku.
Kenan Pov
Aku berjalan mengekori Inggrid,Dia sudah mulai memilih buku yang akan di beli.
"Katanya buku untuk kebutuhan kuliahmu?kenapa yang di ambil semua novel romantis?"tanyaku
Inggrid tersenyum,"Karena Aku juga mencari novel ini,novel-novel ini sudah Aku incar dari beberapa waktu lalu sayang"jawabnya
"Cepatlah,Aku masih banyak pekerjaan Grid"tuturku
"Tuh kan?seharusnya dari awal Kamu tolak ajakanku,Aku tidak suka di buru-buru seperti ini"balasnya
"Lagian Aku heran,Kamu benar-benar sibuk akhir-akhir ini,bahkan weekend saja Kamu tidak pernah di rumah atau datang ke rumahku"lanjutnya
Aku menghela nafas,bodoh sekali!seharusnya Aku diam dan menuruti keinginan Inggrid sekarang ini,Aku sadar jika akhir-akhir ini Aku tidak memiliki waktu bersama Dia.
"I'm sorry,Kamu boleh belanja sepuasmu,Aku akan menemanimu"balasku
"Hubungi Willy,siang ini sampai nanti malam waktumu untukku,urusan pekerjaan biar Willy yang mengurusnya"ucap Inggrid
Aku mengangguk patuh bak seekor onta yang di keluh,Aku sadar jika setelah Aku bertemu dan mengenal Aruna lebih dekat,perasaanku pada Inggrid terasa hambar,tapi Aku yakin jika Aku masih mencintainya.
Tentang Aruna?entahlah,Aku selalu di buat nyaman oleh gadis itu,apakah ini sudah bisa di sebut selingkuh?
To be continue,,
KAMU SEDANG MEMBACA
The Summer Hope
RomanceSuara bayi perempuan menangis di tengah malam,hanya berselimut tipis seadanya,bayi itu sangat cantik,berkulit putih bersih juga memiliki dua lesung pipi. "Bayi siapa ini?"tanya Rifat Rifat adalah seorang pria berusia 30 tahun,pekerjaan Dia sebagai...