Kenan Pov
Setelah beberapa bulan menunggu,akhirnya hakim mengetok palu atas perceraian kedua orang tuaku.
Aku memeluk Mama erat,setelah itu Aku juga memeluk Aruna lebih erat,Aku ingin mengatakan jika saat ini Aku begitu rapuh,Aku sakit,Aku kecewa tapi bahagia dan lega juga datang bersama semua rasa itu.
"Kamu hebat"
Aruna mengatakan kalimat itu dengan suara lirih,Aku segera mengangguk cepat.
"Terimakasih"balasku.
***
Aku berjalan dengan menggandeng tangan Mama,lalu Aruna berjalan tepat di sisi kiriku.
Gadis itu memakai one set berwarna putih,lalu kaca mata hitam menutupi kedua matanya.
"Papa"
Langkahku terhenti,begitu juga dengan Mama dan Aruna.
"Selamat Kamu sudah berhasil menghancurkan Aku"ucapnya
"Mas-"
"Ma" memotong ucapan Mama dengan mencekal pergelangan tangan Mama.
"Terimakasih sudah memberi pelajaran berharga untuk Saya"ucapku
"Apa yang sudah Anda lakukan benar-benar membuat Saya dan Mama kuat"lanjutku
"Semoga Anda berhasil menjadi seorang Ayah untuk anak yang tengah di kandung Inggrid"ucapku lagi.
Papa tersenyum kecut,"Seleramu memang tidak main-main,jadi wanita ini kekasihmu yang baru?"tanya Papa dengan menatap Aruna tajam.
Aku melirik kekasihku,Dia tetap tenang dan tidak terpancing oleh kalimat Papa.
"Tapi sepertinya Aku pernah melihat gadismu itu?"lanjut Papa.
Aku mengepalkan kedua telapak tanganku,jika tidak ada Mama dan Aruna mungkin saja Aku memberi pukulan keras pada wajah pria tua itu.
"Perkenalkan nama Saya Aruna Om"ucap Aruna dengan mengulurkan tangan kanan.
Aku terkejut,seketika Aku menarik tangan kanan Aruna,rasanya tidak rela jika kekasihku di sentuh sejengkal pun oleh Papa.
"Ken-"
Aku menggeleng,memberi isyarat jika Aku tidak mengizinkan Aruna berjabat tangan dengan Papa.
"Aku hanya ingin bersikap hormat dengan kedua orang tuamu"ucap Aruna.
"Tidak perlu bersikap hormat dengan Dia"balasku
Papa terkekeh,Aku semakin geram."Sikapmu yang seperti ini membuktikan jika Kamu belum move on dari Inggrid"tuturnya.
"Inggrid dan Aruna jauh berbeda,Aku tahu mana wanita yang harus Aku perjuangkan dan Aku buang"balasku
"Aku tidak sepertimu Pah,Aku tidak bodoh"lanjutku
"Membuang berlian demi satu kerikil sungai"kambali Aku berkata sarkas.
"Kamu-"
"Cukup Mas!"potong Mama
"Seharusnya Kamu malu bersikap seperti itu di depan Kenan"ucap Mama
"Apa yang di katakan Kenan semua benar,Kamu menjijikan"lanjut Mama
Aruna Pov
Aku berada di ruang dapur rumah Kenan,setelah dari pengadilan Kami memutuskan pulang,setelah terjadi perdebatan cukup panjang.
Tante Kinanti tengah berada di dalam kamarnya,sedangkan Kenan?pria itu duduk di mini bar,terlihat begitu fokus dan sibuk dengan laptop juga beberapa file dokumen yang entah Aku sendiri tidak begitu mengerti.
"Aruna"
"Iyah"
"Boleh Aku minta tolong?"
Aku mengangguk cepat,"kopiku sudah habis-"
"Mau Aku buatkan kembali?"potongku
Kenan menggeleng,"Ambilkan Aku air putih hangat saja"balasnya
"Baiklah"
Aku pun segera mengambil gelas dan menuangkan air hangat kedalamnya,lantas Aku segera memberikan pada Kenan.
"Aku tidak tahu Mama akan suka atau tidak dengan masakanku"tuturku
Kenan tersenyum,lalu Dia mengusap pundak kananku.
"Jangan khawatir,Mama pasti suka dengan masakanmu"ucapnya
"Terimakasih"lanjutnya
"Untuk?"tanyaku
"Kamu bersedia di sini,berada diantara Aku dan Mama"jawabnya
"Aku tahu keberadaanmu disini sangat membantu Mama,memulihkan keadaan hatinya yang sudah hancur"lanjutnya.
"Aku hanya menjadi pendengar dari ceritanya saja,jangan bersikap berlebihan seperti itu,Aku tidak bisa membantu banyak-"
"Kamu sudah menjadi penguat untuk Kami"potong Kenan.
"Dan Aku juga minta maaf atas sikap Papa saat di pengadilan tadi"lanjutnya
Aku tersenyum sembari menggelengkan kepala,"Aku bisa mengerti kualitas Beliau"ucapku.
Kenan tersenyum,detik selanjutnya Dia terkekeh.
"Kenapa tertawa seperti itu?"tanyaku
"Caramu merendahkan Papa sangat epik,Aku suka"jawabnya.
Aku tersenyum mendengar jawabannya,Aku berharap Kenan dan Tante Kinanti bisa jauh lebih baik keadaannya.Tidak ada yang baik-baik saja ketika seseorang di khianati oleh orang yang di percaya dalam hidupnya.
To be continue,,,
Hy,,,
Semoga suka,,,
KAMU SEDANG MEMBACA
The Summer Hope
RomanceSuara bayi perempuan menangis di tengah malam,hanya berselimut tipis seadanya,bayi itu sangat cantik,berkulit putih bersih juga memiliki dua lesung pipi. "Bayi siapa ini?"tanya Rifat Rifat adalah seorang pria berusia 30 tahun,pekerjaan Dia sebagai...