Bab 40

95 23 5
                                    

Kenan Pov

"Siang ini Kamu ada acara?"tanya Mama

Aku menggeleng,Mama tersenyum.Setelah mereka bercerai Mama memang memutuskan untuk kembali menjadi wanita karier,dan Aku mendukungnya.Karena menurutku menyibukan diri adalah obat terampuh setelah Kita patah hati.

"Kenapa Ma?"ucapku bertanya

"Ekhm"

Mama terlihat bingung,dan itu membuatku sangat tidak nyaman.

"Ada sesuatu yang Mama sembunyikan?"ucapku menebak.

Mama menggeleng pelan,"Entahlah,ini benar atau salah"

Aku mengerutkan dahiku,merasa tidak mengerti dan semakin di buat tidak nyaman melihat Mama saat ini.

"Tentang pekerjaan orang tuanya Aruna"ucap Mama

Deg!!

Aku terkejut,namun berusaha menyembunyikan dari Mama,Aku harus terlihat tenang kali ini.

"Bukankah Aku sudah menjelaskan semua?"tanyaku

"Iyah memang,Mama percaya denganmu Nak"jawab Mama

"Lalu?"

"Beberapa hari yang lalu,Papamu menemui Mama"tuturnya

"Dia mengatakan jika orang tua Aruna bekerja sebagai mucikari dan memiliki beberapa bar di Jakarta"lanjutnya

"Mama ragu dengan berita itu,tapi semalam Papamu mengirimkan foto-foto ini"

Aku segera mengambil ponsel dari tangan Mama.Sebuah foto yang menampilkan Rifat bersama beberapa wanita malam di sebuah bar.

"Bukankah Dia Ayahnya Aruna?"tanya Mama.

Aku menarik nafas dalam,mencoba menetralkan kerja aliran darahku.

"Kenan-"

"Hah"

"Ma"

Mama menatapku,sorot matanya seperti mengatakan agar Aku lekas memberi penjelasan.

"Aruna memang anak dari seorang mucikari bernama Rifat"ungkapku

Mama terkejut,Aku segera menggenggam tangannya.

"Tapi Rifat mendidik Aruna menjadi anak yang baik,Rifat menjaga Aruna dengan baik"ucapku

"Mama bisa lihat kan seperti apa Aruna?"lanjutku

"Tapi Ma,Rifat sudah mulai merubah gaya hidupnya,Dia tidak lagi datang ke bar.Setiap malam Rifat selalu di rumah menemani Aruna"ungkapku

Mama menunduk,Aku tahu jika Mama cukup kecewa,namun Aku yakin Mama akan tetap menerima Aruna.

"Jika ada pilihan,Aruna juga tidak ingin Rifat bekerja seperti itu,tapi Tuhan tidak memberikan pilihan lain,sehingga Dia bekerja paruh waktu untuk mengumpulkan uang sendiri"

"Maksud Dia hanya untuk membantu perekonomian keluarga lalu Rifat berhenti melakoni bisnis itu"lanjutku

"Tapi Nak,jika Oma tahu.Dia pasti tidak akan suka dengan Aruna"ucap Mama

Aku mengangguk mengerti,Aku faham betul bagaimana sikap Oma.

"Aku hanya perlu Mama menyukai Aruna dan merestui hubungan Kami"balasku

"Ma"

"Aku sangat mencintai Aruna,Aku mencintai Dia seperti Aku mencintai Mama"lanjutku

Aruna Pov

Aku tengah bersama Morgan,Kami mencari buku untuk bekal materi.Namun ada yang janggal.

Tatapan orang-orang di sekitar aneh,mereka seperti mengintimidasiku,Aku benar-benar tidak nyaman.

"Apa ada sesuatu yang aneh denganku?"tanyaku lirih pada Morgan.

"Tidak ada"jawab Morgan

"Tapi kenapa mereka menatapku seperti itu?"tanyaku lagi.

Morgan tersenyum,Dia menggenggam jemariku,"Sudahlah abaikan saja"ucapnya.

"Arunaaa"

Laura dan Erika berlari menghampiriku bersama Morgan.

"Lihat ini"ucap Erika dengan nafas pendek terengah-engah karena berlari kencang.

Aku segera mengambil sebuah kertas dari Erika,kedua mataku terbelalak.Bagaimana tidak?wajah Ayah bersama wanita malam tersebar di sebuah bar.Bahkan wajah Yossi pun terpampang disana,lalu ada fotoku bersama Ayah.

"Seorang mucikari berhasil memasukan putrinya ke kampus ternama di Jakarta"

Aku segera meremas kertas itu,pada akhirnya apa yang Aku takutkan terjadi,pada akhirnya sesuatu yang Aku sembunyikan mati-matian akhirnya terbongkar.

"Aruna-"

Aku tersenyum menatap Morgan,Laura dan Erika.

"Na-"

"Ayah bukan seorang mucikari,Dia sedang berbisnis properti dan perumahan"ucapku

"Kata Kenan Ayah juga menanam saham di perusahaannya"lanjutku dengan suara bergetar.

Laura mengangguk,begitu juga dengan Erika.

"Kita percaya kok,Ayah Rifat orang baik,masakan Ayah Rifat sangat enak"ucap Erika.

Air mataku sudah tak terbendung lagi,tubuhku rasanya lemas,bahkan kepalaku berdenyut,rasanya sangat sakit.

"Morgan"

"Iyah"

"Cari bukunya besok yaa?hari ini Aku ingin pulang cepat"ucapku

Morgan mengangguk,"Mau Aku antar?"tanya Morgan.

Aku menggeleng cepat,"Aku pulang sendiri"jawabku.

                                   ***

Aku menangis di sepanjang trotoar,berkali-kali Aku menghapus air mataku,nyatanya gagal.

Dadaku rasanya begitu sesak,Aku berjalan tanpa arah tujuan,Aku tidak ingin kembali ke rumah,Aku tidak ingin Ayah melihat keadaanku seperti ini.

Braaakkk!!

Hingga akhirnya merasa tubuhku melayang,tiba-tiba semua terasa gelap,kepalaku sangat sakit.

"Darah"ucapku lirih

Selanjutnya Aku tak bisa berkata apapun,kedua mataku tertutup dan Aku kehilangan kesadaranku.

#To be Continue,,

The Summer HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang