Bab 66

78 21 3
                                    

Aruna Pov

Aku membiarkan Dia melakukan sesuatu yang di inginkan,Aku tidak lagi melarang,justru saat ini Aku menikmatinya.

Iyah,Kenan tengah sibuk dengan layar laptopnya di dalam kamarku,sesekali Dia menggerutu dengan suara yang tidak jelas.Sedangkan Aku?Aku hanya duduk di atas ranjang dengan beberapa buku.

Setelah beberapa jam yang lalu Aku menangis di dalam pelukannya itu sedikit membantu,Aku menjadi bisa mengendalikan emosi,kembali tenang juga sedikit ringan.Terkadang seseorang tidak perlu mengeluarkan kalimat panjang,hanya dengan menangis sampai lelah justru menjadi jurus ampuh ketika orang itu berada di fase menjadi manusia lemah.

"Aruna"

"Iyah"

"Aku akan turun sebentar,ada sesuatu yang Kamu inginkan?"tanya Kenan

Aku segera menggeleng,"Tidak"jawabku

"Baiklah"

"Istirahat,jangan-"

"Aku mengerti"potongku

Kenan tersenyum,lalu pria itu segera berjalan dan keluar dari kamar.

Kenan Pov

Aku menuruni anak tangga dengan cepat,Aku akan ke dapur untuk mengambil air putih.Hari ini Aku memutuskan untuk bekerja secara robot,bekerja dari rumah.

"Yossi"

"Kamu sedang apa?"

"Aku sedang mengupas lidah buaya untuk rambutku yang benar-benar kering.Lihatlah hampir semuanya bercabang"jawab Yossi

Aku tersenyum,Yossi tidak pernah berubah,Dia masih menomer satukan penampilannya.

"Pergilah ke salon"balasku

"Haiii untuk sekarang salon bagi Kami adalah tempat yang mahal.Aku tidak mungkin menghamburkan uang dari gaji kecilnya Aruna"tutur Yossi

"Untuk merawat rumah ini saja Kami sebenarnya kuwalahan"lanjutnya

Aruna benar-benar tidak menyentuh uang Rifat dari hasil kerjasama dengan perusahaanku,padahal jumlah uangnya sangat besar,bahkan Aruna memilih hidup sulit seperti ini.

"Pergilah ke salon dan bawa kartu ini"ucapku pada Yossi.

Wanita itu terlihat terkejut,"Aku senang,tapi jika Aruna tahu pasti Dia akan memarahiku"balasnya

"Jangan biarkan Aruna tahu"kataku lagi

"Benarkah?"

Aku mengangguk,Yossi memang perlu ke salon,paling tidak Dia bisa menghibur dirinya yang sekarang sudah tidak bisa di katakan muda lagi.

"Kamu juga boleh belanja dengan kartu itu untuk kebutuhan rumah ini"

"Terima kasih banyak,Aku tahu Kamu orang baik,Aku pasti akan menggunakan kartu ini sebaik mungkin"

Aku tersenyum,kedua mata Yossi terlihat menahan air mata.

"Pergilah sana,Aruna bersamaku"ucapku dengan menepuk bahu Yossi

"Iyah"balas Yossi

"Kamu mau kemana?"tanyaku

"Pamit lebih dulu ke Aruna"jawab Yossi

Aku menggeleng,"Tidak perlu pamit,nanti Aku yang akan mengatakan hal ini pada Aruna.Jika Kamu pergi menemui Dia sekarang yang ada Kamu akan di larang untuk merawat rambutmu itu"tuturku

"Benar juga"gumam Yossi

"Kalau begitu Aku titip Aruna sebentar padamu"

Aku mengangguk,"Pergilah sana"balasku.

Aruna Pov

Aku bangun dari tidur,hari sudah mulai sore,tidak ada lagi sosok Kenan di kamar,laptopnya sudah tertutup.

Aku pun memutuskan untuk pergi ke kamar mandi,lalu turun ke bawah.Dari siang hari Yossi tidak terlihat,biasanya Dia akan memanggilku dan menyuruhku untuk makan.

"Yossi"panggilku saat menuruni anak tangga.

"Kamu sudah bangun?"tanya Kenan

"Hah"

Aku sedikit terkejut ketika sosok Kenan muncul secara tiba-tiba.

"Yossi dimana?"balasku bertanya

"Dia sedang keluar sebentar,mungkin beberapa menit lagi Dia akan kembali"jawab Kenan

"Oh yaa Aku baru saja menebus resep yang dokter berikan tadi pagi"lanjutnya

"Kamu harus meminumnya sebelum tidur"lanjut Kenan memberi penuturan.

"Terima kasih"balasku

Aku berjalan menuju dapur,mengambil air dan menuangkannya ke dalam gelas.

"Apa Kamu tidak punya niatan untuk pulang?ini sudah sore"ucapku

"Aku akan menunggu Yossi,baru nanti Aku akan pulang"jawabnya seperti tidak ada beban.

Aku hanya mengangguk pasrah,melarang dan menyuruhnya untuk pulang sekarang pun akan menjadi hal yang sia-sia.

Aku sedikit merasa lapar,maka Aku memutuskan untuk membuat susu dan sereal.

"Kalau merasa tidak bisa,Kamu boleh meminta bantuanku,jangan menjadi manusia konyol Na"ucapnya tepat di telingaku sembari menyodorkan mangkuk yang Dia ambil dari rak etalase atas.

Ah sial,padahal niatnya mau mengambil mangkuk yang berada di rak etalase atas.

"Ini karena Ayah mendesain dapur sesuai tinggi badannya"balasku beralasan.

Kenan tersenyum,detik selanjutnya Dia mencubit gemas kedua pipiku.

"Gengsimu di turunin sedikit susah yaa?"tanyanya

"Sulit"jawabku asal.

"Kamu mau makan apa?biar Aku buatkan"

"Tidak perlu,Aku bisa membuatnya sendiri"

"Aku sedikit ragu dengan masakanmu"lanjutku

Kenan mendekatiku,"Kamu mau apa?"tanyaku

"Ken-"

Seketika Aku memejamkan mata,Kenan mencium bibirku,dan sekarang kedua tangannya sudah berada di pinggangku,lantas Aku melakukan hal yang sama,hanya saja Aku sedikit meremas ujung kaosnya.

To be continue,,,

The Summer HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang