Bab 18

101 26 2
                                    

Kenan Pov

"Bagaimana Wil,semalam Kamu berhasil dapat informasi apa dari Yossi?"tanyaku

"Benar Pak,Nona Aruna bukan anak kandungnya Rifat"jawab Willy

Deg!

Rasanya Aku benar-benar terkejut,semuanya sangat sulit di percaya.

"Nona Aruna adalah bayi yang di temukan oleh Rifat di tepi jalan beberapa tahun silam,selama ini Rifat tidak pernah mengizinkan Nona Aruna untuk datang ke Club atau Bar milik Rifat"

"Yossi mengatakan jika Rifat sangat menyayangi Nona Aruna begitu tulus,Dia ayah yang baik jika di dalam rumah"

"Saya tidak mendapatkan foto Nona Aruna ketika berusia enam tahun,tapi Saya akan berusaha mencarinya Pak"tutur Willy

"Menurutmu apa Aruna sudah tahu masalah ini?maksudku tentang masalalunya"ucapku

"Karena yang Aku lihat,Aruna begitu polos,matanya akan berbinar jika Dia menceritakan sosok Ayahnya"lanjutku

"Menurut keterangan Yossi,Rifat tidak mengizinkan siapapun untuk memberitahu masalah ini pada Nona Aruna,jadi kemungkinan Dia belum mengetahui Pak"balas Willy

"Oke,terimakasih atas informasinya Wil"ucapku

"Sama-sama Pak"balas Willy

Aruna Pov

"Aruna,apa semalam ada tamu yang datang ke rumah?"tanya Ayah saat Kami sedang sarapan pagi.

"I-iyah Ayah"jawabku

"Laura dan Erika?"tanya Ayah lagi

Aku menggeleng cepat,"Lalu?"

"Ehmm Kenan"jawabku

Ayah mengerutkan dahinya,Aku tahu Ayah pasti akan banyak bertanya setelah Aku menyebut nama Kenan.

"Seorang pria?"

"Iyah"

"Teman kampusmu?"

Aku kembali menggelengkan kepala,"Dia seorang pengusaha"tuturku

"Aku mengenalnya tanpa sengaja,lalu kebetulan Dia teman dari salah satu temanku di kampus"lanjutku lagi.

"Yossi juga mengenalnya"ucapku lagi

"Yossi tidak pernah cerita tentang Kenan pada Ayah,Kamu pun sama"balas Ayah

"Maaf,Aku lupa"ucapku penuh dengan penyesalan.

"Apa Ayah marah?"lanjutku bertanya

Ayah tersenyum,tangan kanannya mengusap lengan tanganku dengan lembut.

"Kamu sudah dewasa,Ayah yakin Kamu sudah bisa membedakan mana yang baik dan tidak"ucap Ayah

"Terimakasih Ayah"balasku

Kenan Pov

"Inggrid?"

"H-hai sayang"

Gadis itu segera memelukku,lalu mencium kedua pipiku meskipun Willy berdiri di belakangku.

"Kenapa Kamu ada di sini?"tanyaku

"Oh Aku dari ruangan Papamu,ada titipan dari Daddy,entahlah Aku tidak tahu semacam berkas kerjasama atau apa?"jawab Inggrid

"Lalu sekarang?"tanyaku

"Mau ke kampus"jawabnya

Aku mengangguk mengerti,orang tuaku dan orang tuanya Inggrid memang memiliki kerjasama dalam urusan penanaman saham.

"Kamu hati-hati di jalan yaa"ucapku

"Siap Sayang"balas Inggrid

Aku pun menarik pinggangnya,memeluknya beberapa detik lalu melepaskan kembali.

"Aku berangkat dulu yaa?"

Aku mengangguk,akhirnya Aku pun berpisah dengan Inggrid.

"Parfumnya aneh"gumamku

"Kenapa Pak?"tanya Willy

Aku tersenyum,"Tidak apa-apa Wil,Aku hanya merasa parfum yang di pakai Inggrid hari ini terlalu menyengat dan aneh"jawabku

Willy terkekeh mendengar jawabanku,hampir empat tahun bersama Inggrid baru kali ini Aku tidak menyukai aroma parfumnya.

                                    ***

"Nona Aruna Pak"bisik Willy pada telinga kananku

Aku pun segera mengedarkan pandangan,benar Aku menemukan Aruna bersama kedua sahabatnya.Mereka terlihat sangat asik menikmati makan siang bersama,sesekali tawa mereka pecah.

Tanpa sadar bibirku tersenyum,merasa senang melihat Aruna tertawa begitu ringan,seperti tidak ada beban dalam hidupnya,padahal jika Aku berada di posisinya mungkin Aku tidak akan setenang itu,hidupnya terlalu rumit.Jika memang benar Aruna tidak tahu masalalunya,artinya Aruna tengah hidup dalam kebohongan,Dia tengah di bohongi oleh Rifat dan orang-orang di sekelilingnya,termasuk Aku.

"Silahkan baca dulu kontrak kerjanya Pak"

"Ah iya"balasku

Aku kembali tersadar,lalu segera menerima surat kontrak kerjasama,membaca dengan teliti meskipun rasanya cukup sulit.

To be continue,,,

   #Aruna

  #Inggrid

The Summer HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang