Bab 33

102 30 10
                                    

Aruna Pov

"Pria setampan Dia bisa-bisanya di selingkuhin"

"Inggrid gak punya rasa syukur banget,udah dapat yang sempurna malah milih yang tua bangka"

"Doyan banget sama sugar daddy"

Rasanya langkahku Aku begitu berat saat berjalan bersama Kenan di kampus,hampir semua mata tertuju pada Kami.Kabar tentang pengkhianatan Inggrid sudah tersebar luas di kampus.

"Kenapa berhenti?"tanya Kenan

"Apa Kamu tidak marah mendengar mereka bicara seperti itu?"balasku

Kenan menggeleng,lalu menggandeng tanganku dan berjalan kembali.

"Kenan!"

"Kita sudah berkomitmen"ucapnya

"Tapi-"

"Ssstt jangan dengarkan mereka,yang menjalani hubungan ini Kita"potongnya lagi.

Rumor putusnya hubungan Kenan dan Inggrid masih sangat hangat di lingkungan kampus,hampir semua sudut tengah membicarakan rumor ini.

Rasanya Aku belum siap jika hubungan kedekatan Kami akan menjadi rumor hangat selanjutnya.

Kenan tetaplah Kenan,terkadang jiwa bos nya begitu melekat,hingga rasanya sangat sulit sekali di bantah.Seperti sekarang ini,pria itu semakin erat menggenggam jemariku.

"Sampai sini,Kamu tidak perlu mengantarku hingga depan kelas"ucapku

Kenan tersenyum,"Aku bukan anak TK Kenan"lanjutku

"Aku tahu,tapi ini hari pertama Aku mengantarmu setelah Kita memilih berkomitmen"balasnya

"Katanya Kamu pria dewasa,seharusnya Kamu menjalani komitmen ini layaknya pria dewasa,bukan seperti anak sekolah yang memanggil pasangannya ayah-bunda"kataku

Kenan terkekeh,hingga deretan giginya yang rapi terlihat begitu jelas.

"Baiklah,besok Aku mengantarmu cukup sampai halaman depan saja"ucapnya

"Aku sudah meminta hal itu dari semalam bukan?tapi Kamu tidak mau mendengar dan tidak mau di bantah"balasku

"Aku sudah meminta hal itu dari semalam bukan?tapi Kamu tidak mau mendengar dan tidak mau di bantah"balasku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah Kamu juga tidak perlu menjemputku"lanjutku lagi

Pria dewasa yang memakai jas itu terkejut mendengar permintaanku selanjutnya.

"Hei tidak bisa seperti itu dong!"balas Kenan

"Setelah dari Kampus Aku akan ke minimarket milik Paman Ahong,Aku bertugas menjaganya sampai malam"ucapku

"Apa Kamu yakin tetap bekerja disana?"tanya Kenan

"Ah maksudku Aku bisa menjamin semua kebutuhanmu tanpa perlu Kamu bekerja"lanjutnya

Aku menggeleng cepat,Aku bekerja dan mengumpulkan uang bukan untuk membeli kebutuhanku,tapi menabung agar Ayah mau berhenti bekerja sebagai mucikari,menjamin hidup Ayah tanpa perlu Ayah bekerja sampai larut pagi.

"Aku akan tetap bekerja di minimarket itu untuk meringankan pekerjaan Paman Ahong,jadi Kamu jangan khawatir"ucapku

"Baiklah jika itu sudah menjadi keputusanmu"balasnya

"Terimakasih Kamu mau menerima keputusanku"ucapku

Kenan tersenyum,"Aku akan menjadi calon suami yang baik untukmu"balasnya dengan berbisik di telingaku.

Aku segera memukul lengannya,sialan!bagaimana bisa Kenan menggodaku dengan kalimat seperti itu.

Kenan Pov

Saat Aku masuk ke dalam ruanganku,ada sosok pria yang sudah duduk di sofa panjang dengan posisi membaca koran pagi.

"Kamu sudah datang?"tanyanya

Aku mengangguk,"Ada urusan apa Papa disini?"balasku

"Duduklah,Kita bicara"ucapnya

Benar,setelah Mama memutuskan bertemu dengan Papa dan Inggrid,keesokan harinya Mama memilih terbang ke Belanda,lalu selama itu juga Aku dan Papa tidak bicara.Bahkan seingatku Papa juga tidak pulang ke rumah.

"Apa semua aset perusahaan Kamu yang melakukannya?"tanya Papa

"Jika iya,apa Papa akan marah?"balasku

"Bukankah Aku melakukan tugas seorang anak dengan sangat baik?"lanjutku bertanya

"Papa dan Mama tidak akan pernah bercerai,Kami tidak akan berpisah"ucap Papa

Aku tersenyum,rasanya sangat malu sekali mendengar kalimat seperti itu dari pria pecundang seperti Papa.

"Setelah Papa mengkhianati Mama,bagaimana bisa Papa mengatakan kalimat seperti itu dengan mudah?"tanyaku

"Kamu melakukan itu bukan atas dasar sebagai seorang anak,tapi Kamu kecewa dan sakit hati karena Inggrid mengkhianatimu"jawab Papa

Aku mengepalkan kedua tanganku,jika tidak ingat siapa yang bicara di depanku,Aku pastikan pria tua ini sudah babak belur karena tinjuanku.

"Benar bukan?"tanya Papa

Aku tersenyum kecut,"Tentu saja"jawabku

"Salah"lanjutku

Papa terkejut,"Tidak pantas jika Aku melakukan hal itu hanya karena pengkhianatan Inggrid Pa,Aku benar-benar tidak perduli dengan apa yang sudah Inggrid lakukan"tuturku

"Tapi Aku melakukan itu karena memang semua aset perusahaan adalah milik Mama,wanita yang begitu baik dan berbakti pada suaminya"lanjutku

"Sayangnya suami Mama begitu egois,hanya memikirkan nafsu dan kepuasan saja.Tanpa mau memikirkan bagaimana perasaan istri dan anaknya"ucapku lagi.

"Mulai sekarang jangan campuri urusanku dan Mama,lebih baik Papa fokus merawat Inggrid dan calon anak Kalian" kembali Aku bersuara.

"Tahu apa Kamu?"tanya Papa

Aku terkekeh,"Jangan siksa anak orang dengan sikap Papa yang pengecut itu,Inggrid tengah mengandung anak Papa,kesehatan fisik dan mentalnya perlu di jaga"jawabku

"Satu lagi Pa,jangan mempersulit diri Papa sendiri dengan mencoba mempertahankan Mama"lanjutku

Kemudian Aku beranjak,lalu berjalan menuju kursi kerjaku.

"Kamu fikir Kamu hebat?Kamu bisa menghancurkan Papa?"

Langkahku terhenti,lalu kembali berbalik dan menatap pria yang dulu begitu Aku banggakan.

"Tidak ada niat sedikit pun Aku menghancurkan Papa,justru sikap Papa sendiri yang menghancurkan"balasku

"Andai Papa punya rasa syukur sedikit saja karena sudah memiliki Mama,Aku yakin Papa akan bahagia,dan Papa juga tidak menghancurkan mimpi Aku untuk memiliki keluarga yang utuh"lanjutku

To be continue,,,

The Summer HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang