Kenan Pov
Pagi ini Aku melihat sosok Aruna yang tengah sibuk di dapur,tidak seperti biasanya.
"Kamu masak?"tanyaku
"Aku hanya membuatkan sandwich untukmu"jawabnya
"Dan ini nasi goreng untuk Ayah"lanjutnya
"Kenapa tidak di samakan menunya?"tanyaku
"Karena Ayah Indonesia sekali,Dia tidak bisa makan seperti seorang turis"jawabnya
Aku pun segera mengambil sandwich dari piring,Aku makan dengan keadaan berdiri di samping Aruna.
"Ayahmu akan baik-baik saja"ucapku
Aruna segera menatapku,"Kami sudah berkonsultasi dengan dokter"lanjutku
"Penyakit Ayah tidak bisa di remehkan Key"katanya
"Bahkan menurut sebagian orang penyakit itu adalah sebuah aib"lanjutnya
"Ayahmu hanya butuh Kamu"balasku
"Kata dokter pasien AIDS hanya butuh seseorang yang memberinya semangat"lanjutku lagi
"Tapi pada akhirnya mereka akan meninggalkan?"tanya Aruna dengan mata berkaca-kaca.
"Aku tidak mau kehilangan Ayah"lanjutnya lirih
"Bukankah setiap orang pasti akan mengalami hal itu?Kamu tidak bisa bersikap seperti itu di depan Ayahmu,itu justru akan membuat kondisinya memburuk"kataku.
Aruna Pov
"Ayah"
"Ayah harus makan yang banyak,obat dan vitaminnya juga jangan lupa di minum"
"Sebentar lagi Aku akan berangkat,mengurus surat resign dan Kita segera pulang"
"Beasiswamu?"tanya Ayah
"Jangan mengambil keputusan di saat Kamu-"
"Aku kan bisa bekerja,jangan cemaskan perihal beasiswa"potongku
"Kali ini Ayah harus selalu mendengarkan Aku"lanjutku lagi
"Baiklah,Ayah akan menjadi pasien yang baik untukmu"balas Ayah
***
"Apa di sini tidak ada seorang pria mendekatimu?"tanya Kenan saat Kami berjalan menuju stasiun.
Aku tidak menanggapinya,Aku memilih diam dan tetap berjalan.
"Katakan siapa yang mendekatimu?"tanyanya lagi.
"Tidak ada"jawabku singkat.
"Aku tahu Kamu sedang berbohong"balasnya
"Aruna"
"Diamlah,Aku tidak ingin berdebat denganmu lagi"balasku
"Felix,Joy atau Stevan?"
Langkah Aku terhenti ketika Kenan dengan gamblang menyebut nama-nama patner kerja Aku.
"Aku tahu dari ponselmu yang kemarin tertinggal di meja makan"ucapnya seolah tahu apa yang sedang Aku tanyakan tanpa kalimat tanya.
"Kamu membuka ponselku?"tanyaku
"Tidak,kebetulan ketiga nama itu memberi pesanmu secara bersamaan,makanya Aku bisa membacanya"jawab Kenan
"Just a friend"balasku
"Jalan berdua bukan berarti Kami berpacaran,telfonan atau saling mengirim pesan juga tidak bisa di artikan Kami sedang melakukan pendekatan"lanjutku
Kenan tersenyum,lalu Kami kembali melangkah.
"Yah keretanya penuh"ucapnya saat Kami sudah berada di dalam gerbong kereta.
"Di sini naik kereta dengan berdiri sudah menjadi hal yang biasa"balasku
Kenan seperti tidak suka dengan kalimat balasanku.Lalu Dia menarikku,tangan kanannya bergelantung pada besi pemegang yang berada di atas,sedangkan tangan kirinya merangkul pundakku cukup posesif.Aku tersenyum,entahlah Aku merasa sangat senang di perlakukan seperti ini oleh Kenan.
Kenan Pov
"Seperti biasa,Aku akan menunggumu di sana"ucapku saat Kami sampai di depan gedung tempat kerjanya.
"Kenan"
"Hmm"
"Kamu bisa menungguku di lobi atau kantin kantor jika Kamu mau"ucap Aruna
"Aku tidak akan lama,hari ini Aku hanya mengantar surat resign dan membereskan meja kerjaku"lanjutnya
Aku pun mengikuti saran darinya,Aku memilih menunggu di kantin kantor.
Aku melihat wajah Aruna tidak bersemangat,matanya sembab,Aku tahu jika saat ini gadis itu kembali memikul beban berat.
Aku menatap foto gadis kecil yang berada di dalam dompetku,Dia adalah Aruna ketika usianya 6 tahun,Dia begitu menggemaskan dengan pipinya yang chuby layaknya anak kecil.Gadis kecil yang Aku temui di depan toko pakaian kala itu."Semoga Aku bisa membahagiakanmu"gumamku
To be continue,,
KAMU SEDANG MEMBACA
The Summer Hope
RomansaSuara bayi perempuan menangis di tengah malam,hanya berselimut tipis seadanya,bayi itu sangat cantik,berkulit putih bersih juga memiliki dua lesung pipi. "Bayi siapa ini?"tanya Rifat Rifat adalah seorang pria berusia 30 tahun,pekerjaan Dia sebagai...