Aruna Pov
Sendok yang berada di dalam genggamanku seketika jatuh,kali ini Aku tidak bisa lagi menutupi rasa gugup di hadapan Kenan.
"Rambutmu sangat wangi"ucapnya lagi
"Ken-"
"Setahun lebih Kamu pergi-"
"Kenan!"potongku
"Ternyata Kamu memiliki sisi egois dan-"
"Lepaskan!"
Bukannya melonggorkan pelukannya,Kenan justru semakin erat memelukku,menjatuhkan dagunya pada pundak kananku.
"Aku tidak perduli alasanmu apa?tapi kedatanganku adalah untuk menjemputmu pulang"ucapnya
"Kita bicarakan lagi hubungan ini"lanjutnya
"Sebesar apapun kesalahanmu,Aku masih memiliki cara untuk memaafkan"ungkapnya
"Aku tersiksa tanpamu Aruna"lanjutnya dengan terisak
Kedua mataku terpejam,rasanya begitu sesak dada ini mendengarkan Kenan bicara,butiran air di kelopak mataku jatuh,membuat sebuah garis di kedua pipiku.
"Bodoh"gumamku lirih
Kenan tertawa kecil,namun Aku masih mendengar sisa isakan tangisnya.
"Aku begitu merindukanmu"gumamnya dengan mencium pundakku beberapa kali.
***
"Jadi Ayah berinvestasi di perusahaanmu?"tanyaku
Kenan mengangguk,bodoh sekali Aku!bagaimana bisa Aku dulu percaya saja dengan Ayah tanpa ingin tahu lebih dalam tentang bisnis yang tengah di jalaninya.
Pantas saja Kenan dengan mudah menemukan keberadaanku di Berlin,atau mungkin selama ini Dia sudah tahu keberadaanku dan hanya memantau dari jarak jauh.
"Lalu sekarang dimana Ayah?"tanyaku lagi
"Dia ada salah hotel dekat sini"jawabnya
"Kenapa tidak kembali ke Apartemen?"tanyaku
"Tentu saja Aku yang memerintahnya agar tetap di hotel"jawab Kenan
"Dia Ayahku,tidak sepantasnya Kamu memerintah semaumu.Apalagi ini bukan urusan bisnis Kalian"balasku
"Tentu saja ini bisnis,jika Ayahmu menurut denganku,maka sahamnya akan naik hingga 70%"ucap Kenan
Aku terkejut mendengar penjelasan dari Kenan,Ayah terlalu takut menghadapi pria di depanku ini.
"Aku mau Ayah kembali ke Apartemen sekarang!"ucapku dengan nada memerintah.
"Tidak!"balas Kenan
Aku mengernyit,"Kita masih butuh waktu berdua untuk bicara,selesaikan semuanya malam ini"lanjutnya
Aku menggelengkan kepala,sungguh benar-benar tidak percaya dengan apa yang ada di dalam otak pembisnis ini.
"Tidak ada yang perlu di selesaikan,semuanya jelas.Setahun ini Aku di Berlin untuk bekerja sekaligus mendapat beasiswa"tuturku
"Tanpa bicara kepadaku terlebih dahulu?"tanya Kenan dengan menatapku,menuntut penjelasan lebih panjang lagi.
"Aku seperti orang gila mencarimu,Aku meninggalkan pekerjaanku dan hampir saja perusahaanku bangkrut"lanjutnya
Aku menarik nafas panjang,mencari oksigen lebih banyak lagi,dadaku begitu sesak.
"Jika Aku bertahan,maka semuanya akan terasa lebih sulit"ungkapku dengan suara bergetar.
"Setiap kali Inggrid melihatku,emosinya tidak stabil,Dia selalu berusaha untuk membunuhku"lanjutku
Bruk
Aku terlonjak kaget ketika kedua tangan Kenan menggebrak meja.
"Pergi ke Berlin Kamu fikir itu penyelesaian yang terbaik?Kamu fikir semua akan kembali baik?Apa sih yang Kamu fikirin hah?"
"Sudah puluhan kali Aku katakan padamu,Aku bisa menjagamu,memberi pengawalan yang ketat.Tapi apa?Kamu selalu menolak,Kamu menganggap sikapku kekanak-kanakan,semua hampir hancur karena Kamu terlalu egois"
Kembali Aku menangis,pada saat itu Aku hanya memikirkan mental Inggrid yang perlu di selamatkan.
"Mulut yang Tuhan ciptakan untuk Kita itu fungsinya agar Kita bisa bicara,apa Kamu lupa hmm?"tanya Kenan
"Aku memang salah.Tapi Aku juga punya cara sendiri untuk melindungi diri"jawabku
"Melindungi diri yang seperti apa?pergi ke Berlin hingga akhirnya tubuhmu menjadi kurus seperti sekarang?"tanya Kenan
"Pulang,dan ikut Aku.Lusa Kita kembali ke Indonesia"lanjutnya
Aku menggeleng cepat,"Aku masih ada beasiswa disini.Kamu tidak berhak mengambil keputusan seperti itu"ucapku
"Oke,berarti Aku pun akan menetap di sini"balasnya
"Kenan-"
"Aku sendiri yang akan memastikan jika Kamu baik-baik saja selama disini"potong Kenan
"Tidak dengan cara seperti itu,semua sudah jelas bukan?Kamu sudah bertemu denganku dan lihat!keadaanku baik-baik saja"balasku
"Fisikmu memang baik-baik saja,tapi hati Kamu bagaimana?"tanya Kenan
"Jawab Aku!apakah Kamu tidak merindukan Aku?"lanjutnya
Perkara rindu,tentu saja semua sudah jelas tanpa perlu di perjelas kembali.Aku sangat merindukannya.
To be continue,,
KAMU SEDANG MEMBACA
The Summer Hope
RomanceSuara bayi perempuan menangis di tengah malam,hanya berselimut tipis seadanya,bayi itu sangat cantik,berkulit putih bersih juga memiliki dua lesung pipi. "Bayi siapa ini?"tanya Rifat Rifat adalah seorang pria berusia 30 tahun,pekerjaan Dia sebagai...