Aruna Pov
Aku menyibakan selimut tebal yang semalaman membungkus tubuhku,mematikan Ac,kemudian membuka tirai hordeng yang menutup dinding kaca pembatas antara kamar dan balkon.
Masih terlihat sisa bulan sabit dari semalam,Aku menghirup udara segar di balkon kamar dengan keadaan rambut berantakan,wajah masih kucel karena belum tersentuh air sama sekali,bahkan Aku pun belum ke kamar mandi untuk sekedar gosok gigi.
Sepulang dari rumah sakit,Ayah tidak bicara banyak padaku,begitu pun denganku.Yossi,wanita itu yang setia menemaniku dan mengajakku banyak bicara tentang banyak hal.
"Kamu sudah bangun?"
Aku terkejut dengan suara itu,tapi detik selanjutnya Aku mengangguk.
"Bagaimana keadaanmu sekarang?"tanya Yossi
"Sudah lebih baik"jawabku
"Kenan sudah memberi pesan banyak padaku,kekasihmu itu ternyata cerewet sekali yaa?"ucap Yossi
Aku terkekeh,Aku bisa membayangkan isi pesan dari Kenan pada Yossi.
"Rifat sedang menyiapkan sarapan,Kamu mau makan di bawah atau-"
"Aku makan bersama kalian"potongku
Yossi tersenyum,detik selanjutnya Dia mencium keningku,"Anak pintar"ucapnya.
***
"Habiskan susunya"ucap Ayah
Aku mengangguk cepat,"Hari ini Ayah akan pergi mengantar Pamanmu ke rumah sakit,mungkin Ayah akan pulang sore"lanjutnya.
"Paman?"
"Ahong"
"Kenapa dengan Paman Ahong?"tanyaku
"Dia kembali mengalami sesak nafas,maka dari itu Ayah harus mengantar pria tua itu"jawab Ayah
Aku cukup mengerti dengan keadaan Paman Ahong,usianya memang sudah tua,Ayah adalah adik kelas Paman Ahong semasa sekolahnya dulu.
"Kamu di rumah temani Aruna"ucap Ayah pada Yossi
"Kamu tenang saja,hari ini Aku juga ingin bersantai"balas Yossi
"Panggilah orang salonmu untuk datang ke rumah,perbarui warna kukumu yang sudah mengelupas itu"ucap Ayah
"Benarkah?"tanya Yossi dengan mata berbinar.
Ayah mengangguk,"Kamu harus tetap waras untuk menjaga Aruna"ucapnya
Aku mengulum senyum mendengar ucapan Ayah,dalam lubuk hati yang paling dalam tentu saja Aku sangat terharu atas semua sikap Ayah padaku.Dia pria baik,malaikat dalam hidupku.
"Kamu dengar Rifat mengatakan apa tadi?"tanya Yossi
"Iyah"
"Ah Aku senang sekali Kamu tumbuh bersama Dia,di matanya Kamu tetaplah bayi berkulit merah"tutur Yossi
Uhukk
Tiba-tiba saja Ayah terbatuk,entahlah mungkin Ayah terkejut mendengar penuturan Yossi.
"Bersihkan meja makan setelah Kamu selesai makan,Aku berangkat sekarang"ucap Ayah berpamitan.
"Oke"balas Yossi.
Aku menatap punggung Ayah yang tengah berjalan,biasanya Ayah akan mencium keningku sebelum Dia pergi tapi kali ini?Ayah berusaha menghindar dariku.
"Ayah"
Langkah Ayah terhenti,"Apa Kamu lupa untuk mencium keningku?"tanyaku dengan suara sedikit bergetar.
Yossi terdiam seketika,Dia memandangku dan Ayah secara bergantian.
Ayah berbalik,lalu Dia merentangkan kedua tangannya,tentu saja Aku segera beranjak dan berlari memeluk tubuhnya.
"Aku sangat menyayangimu"ucapku dengan suara terisak,Aku menangis dalam pelukannya,air mata yang sedari tadi Aku tahan akhirnya tumpah.
"Iyah,Aku tau"balas Ayah.
Kenan Pov
Pagi ini sebelum Aku ke kantor,Aku meluangkan waktu untuk berkunjung ke rumah sakit,memastikan keadaan Papa.
"Wil"
"Iyah Pak"
"Kira-kira berapa usia kehamilan Inggrid?"tanyaku
"Kemungkinan besar sudah menginjak 8 atau 9 bulan Pak"jawab Willy
Sebentar lagi anak Papa bersama Inggrid akan segera lahir,itu artinya Aku akan segera memiliki adik.
"Pantau terus keduanya,Aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk lagi seperti kejadian Aruna kemarin"ucapku
***
"Kenan"
Langkah kaki terhenti saat mendengar suara panggilan itu.
"Ada apa?"tanyaku dengan dingin.
"Aku tahu Kamu masih perduli denganku,Aku tahu jika masih ada ruang kecil untukku-"
"Jangan terlalu percaya diri,jatuhnya Kamu akan malu"potongku.
Inggrid terkejut,"Aku sedikit memberi fasilitas itu bukan untukmu,tapi untuk Papa dan calon adikku"lanjutku lagi.
"Mungkin anakmu akan malu memiliki orang tua seperti Kalian,tapi Aku disini tidak ingin menjadi Kakak yang mengecewakan"ucapku lagi.
"Aku tidak ingin cerita Aruna terulang kembali pada anak yang di kandung olehmu"gumamku dalam hati.
"Seharusnya Kamu berterimakasih pada Mamaku,karena Dia tidak melarangku untuk berbuat baik pada anakmu"
Inggrid kembali terkejut,kalimatku memang terlalu pedas untuk di dengar,tapi kata-kata itu memang pantas Aku ucapkan pada wanita murahan seperti Inggrid.
Terlalu sakit jika mengingat penghianatan yang di lakukan Inggrid padaku juga Mama.Dia merebut Papa dan juga suami dari Mamaku.Terlebih saat itu status Dia adalah kekasihku,entah bagaimana cara berpikir otaknya,bisa-bisanya Dia berselingkuh dengan Ayah dari kekasih.Betul-betul murahan bukan?
#To be continue,,,
KAMU SEDANG MEMBACA
The Summer Hope
RomanceSuara bayi perempuan menangis di tengah malam,hanya berselimut tipis seadanya,bayi itu sangat cantik,berkulit putih bersih juga memiliki dua lesung pipi. "Bayi siapa ini?"tanya Rifat Rifat adalah seorang pria berusia 30 tahun,pekerjaan Dia sebagai...