Bab 12

120 34 5
                                    

Aruna Pov

Aku kembali berjalan,menyusuri jalan setapak demi setapak,langit sudah gelap,awan sudah berganti dengan cahaya bintang dan bulan yang bentuknya tidak bulat dengan sempurna.

Aku senang hari ini bisa bekerja dengan baik,meskipun tugasku di bagian menyetrika dan itu membuatku sedikit gerah,setidaknya Bibi Rose pemilik Laundry memperlakukan Aku dengan sangat baik.

Aku membuka pintu gerbang lalu kembali menutupnya tanpa mengunci pagar,karena Aku tahu Ayah akan pulang tengah malam nanti.

"Aku pulang"ucapku lirih ketika masuk ke dalam rumah.

Namun langkahku terhenti ketika Aku mendengar sebuah alunan musik jaz,di dalam rumah ini hanya Ayah yang menyukai musik genre Jaz.

"Ayah"

"Kamu sudah pulang?"tanyanya

Aku masih terpaku dalam tempatku berdiri,malam ini Ayah di rumah dan ini pertama kalinya Aku melihat Ayah di rumah ketika malam hari.

"Hari ini Ayah tidak bekerja,Ayah masak banyak untukmu"ucapnya lagi

Pandanganku terasa ngeblur,genangan air sudah berada di pelupuk mata hingga detik berikutnya mereka keluar begitu saja.

"Kenapa anak Ayah menangis?"tanya Ayah

Aku segera berlari,kencang sekali hingga akhirnya jatuh ke dalam pelukan Ayah.

"Maafin Aruna Ayah"ucapku

"Seharusnya Ayah yang meminta maaf,karena sudah terlalu lama Ayah mengabaikanmu"balasnya

Aku menggeleng cepat,Aku semakin tenggelam dalam pelukannya.

"Ayah selalu menjagaku,Yossi sudah seperti suster untukku"ungkapku

Aku mendengar Ayah terkekeh,tangan kanannya mencoba mengusap kepalaku hingga punggung.

"Ayah sudah masak banyak untukmu,lalu setelah makan malam Ayah sudah memiliki rencana menonton film bersama hingga subuh,bagaimana?"tanya Ayah

Aku tersenyum,Aku segera menarik diri dari pelukan Ayah,lalu menghapus air mata dengan di bantu oleh Ayah.

                                    ***

Aku menatap Ayah dari samping,sekarang Kami duduk bersama,di depan Kami ada sebuah film yang tengah di putar,lalu minuman bersoda hingga popcorn juga ada.

Aku tidak menyangka Ayah akan melalukan ini semua untukku,Aku tidak peduli dengan film yang tengah di putar,memperhatikan Ayah ketika malam hari lebih menarik untukku.

"Apa Ayah tidak ingin mewarnai rambut?"tanyaku

"Kenapa harus di warnai?"balasnya

"Rambut Ayah hampir putih semua"jawabku

"Tapi kulit Ayah belum terlalu keriput kan?"tanya Ayah

Aku tersenyum,"Sedikit keriput,kantung mata Ayah sangat tebal"jawabku jujur

"Ayah"

"Hmm"

"Hiduplah yang lama,lamaaaa sekali,temani Aruna sampai tua yaa?"ucapku

Ayah tertawa,"Aku tidak tahu harus bagaimana jika di dunia ini tidak ada Ayah"lanjutku

"Terkadang Aku bermimpi,Ayah pergi ninggalin Aruna"kembali Aku mengutarakan isi hati.

"Runa"

"Iyah"

"Ayah akan hidup lama,Ayah kan kuat"ucapnya

The Summer HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang