Aruna Pov
Saat ini Aku berusaha menjalani kehidupan dengan rasa ikhlas,belajar menerima sesuatu yang Tuhan kasih untukku.
Selagi Tuhan menitipkan kehidupan di dalam rahim,artinya Tuhan menyuruhku untuk menjaga dan memberi kasih sayang,tidak harus di benci apalagi tidak menerima.
"Pagi Na" sapa Kenan
Seperti biasa,setiap pagi bahkan terkadang masih petang pun Dia sudah datang ke rumah.
"Pagi"balasku
"Ini di minum,mumpung masih hangat"ucapnya
"Ini apa?"tanyaku
"Susu"
"Aku gak suka susu"
"Tapi Na ini penting untuk Kamu"
"Gak harus minum susu,bisa kok pake cara lain kalau mau mencukupi nutrisi bayi"
"Oke"
"Kenan"
"Hmm"
"Jangan terlalu sering datang kesini,Flo juga sedang hamil"
"Setidaknya di rumah sudah banyak yang melayani Dia selain Aku"
"Jadi mau kapan Kamu resign?"lanjutnya bertanya
"Tidak ada niatan untuk resign sebenarnya"jawabku
Kenan menatapku,tangan kananya terulur di atas meja untuk menggenggam tanganku.
"Apa yang Kamu kejar?"tanya Kenan
"Aku ingin menjadi Ibu hebat,mandiri,cerdas dan sukses"jawabku
"Na"
"Mau sampai kapan Kamu selalu ada di lingkungan kehidupan Aku?kapan Kamu memberi kesempatan buat Aku tunjukin kalau Aku bisa mandiri,Aku bisa lepas dari Kamu"tuturku
Kenan menggeleng dengan cepat,"Setelah ada anak Aku di dalam rahim Kamu,memberi kesempatan untuk Kamu menjadi mandiri tidak akan pernah Aku berikan"balasnya.
"Tapi Aku ingin punya kehidupan normal Kenan"
"Apa sih yang gak normal dari hidup Kamu?"
"Menjadi simpanan suami orang Kamu anggap itu normal?"tanyaku
"Suatu saat,jika anak ini lahir dan tumbuh dewasa,Dia pasti akan kecewa dengan Aku"lanjutku.
"Berhenti Kamu menganggap simpanan Aku!"balasnya
Kenan Pov
Aku melihat seorang bayi yang masih di dalam kandungan bergerak,Dia memberi tendangan dan respon yang sangat baik.
Flo tersenyum,sama denganku.Entahlah meskipun Aku tidak bisa menerima Flo dalam hidupku,tapi melihat sosok malaikat kecil yang akan menjadi anakku,Aku merasa senang juga bahagia.
"Anak Kita perempuan Mas"ucap Flo.
Aku mengangguk,Aku bisa membayangkan secantik apa anakku ini?hidungnya terlihat mancung dengan bibir yang tipis.
Aruna Pov
"Kamu sedang apa?"tanya Yossi saat masuk ke dalam kamar.
"Yos"
"Hah"
"Aku terpaksa menjual rumah ini"tuturku.
Yossi terkejut,Dia mendekatiku dengan langkah cepat.
"Minggu depan rumah ini harus kosong"lanjutku.
"Tapi Kamu tenang saja,Aku sudah membeli apartemen untuk Kita"
"Aku fikir Apartemen lebih cocok untuk Kita berdua,Kamu tidak perlu capek-capek beresin rumah yang besar"
"Tapi kenapa Kamu jual?"tanya Yossi
Aku tersenyum,"Rumah ini memang penuh kenangan,apalagi kenangan Aku bersama Ayah"
"Dan kalau boleh jujur alasan Aku menjual rumah ini agar Kita bisa terbebas dari Kenan"
"Aruna-"
"Kenan terlalu baik,Dia tidak bisa mengambil keputusan,maka dari itu Aku yang harus memutuskan"potongku.
"Tapi bagaimana dengan anak Kamu nanti?"
"Kamu tenang saja,Aku sudah berfikir jangka panjang,Aku tidak akan membiarkan anak ini hidup susah"ungkapku.
"Selagi Kamu masih ada di samping Aku,Aku tidak pernah merasa takut Yos"lanjutku
"Aruna-"
"Dulu Aku sempat membencimu,membenci pekerjaan Ayah,tapi sekarang justru Aku yang bodoh"
"Membiarkan seorang pria tidur bersamaku sampai tidak Aku sadari jika Aku hamil"
"Rasanya Aku lebih rendah dan murahan daripada pekerjaanmu dulu Yos"
Yossi sudah terisak,Aku menggenggam jemarinya dengan erat,karena Aku tidak ingin menangis di hadapan Yossi saat ini.
"Lucu yaa?"tanyaku dengan suara bergetar.
Yossi menggeleng,Dia memelukku sekarang,dan pada akhirnya Aku menangis.
To be continue,,
KAMU SEDANG MEMBACA
The Summer Hope
RomanceSuara bayi perempuan menangis di tengah malam,hanya berselimut tipis seadanya,bayi itu sangat cantik,berkulit putih bersih juga memiliki dua lesung pipi. "Bayi siapa ini?"tanya Rifat Rifat adalah seorang pria berusia 30 tahun,pekerjaan Dia sebagai...