Bab 10

130 27 1
                                    

Aruna Pov

Beberapa hari ini Aku melihat tanah lapangan di dekat perempatan jalan di komplek perumahanku tengah ada proyek,entahlah Aku tidak tahu mereka sedang merencanakan apa?

Pohon beringin yang dulu mengelilingi lapangan itu sudah di tebang habis,terkadang Aku tidak tahu bagaimana cara para pengusaha berfikir?Jakarta sudah padat,hampir tidak ada tanah untuk di tanami,tapi dengan ego,mereka justru berlomba-lomba membangun gedung setinggi mungkin.

"Aruna"

Langkahku seketika itu berhenti,suara yang tak asing memanggilku.

"Kenan"

Sudah beberapa hari Aku tidak bertemu dengan pria ini,bolehkah Aku mengatakan jika Aku sedikit merindukan Dia?ah sial kenapa harus merindukan kekasih orang lain?itu tidak baik Aruna!

"Mau ke minimarket?"tanya Kenan

Aku mengangguk cepat,namun detik selanjutnya Aku menyadari sesuatu "Hah bagaimana bisa Kamu tahu?"balasku

Kenan terkekeh dan secara tiba-tiba tanpa izin dariku tangan kanan pria itu mengacak pucuk rambutku.

"Aku tahu semua tentangmu"ucapnya

"Tahu semuanya?"tanyaku dengan tidak percaya

"Tentu saja"jawab Kenan

"Bagaimana bisa?itu mustahil sekali,jangan berbohong padaku"balasku

Kenan kembali terkekeh dengan suaranya yang sangat renyah,pria itu sekarang berkumis tipis,Aku baru menyadarinya.

"Mencari tahu tentangmu itu sangat mudah"ucapnya

"Lalu sedang apa Kamu disini?"tanyaku mengalihkan topik pembicaraan.

"Mengawasi proyek"jawabnya singkat.

Aku mengangguk,jadi benar tanah lapangan yang sangat luas itu di beli oleh Kenan.

"Mereka sedang membangun proyek apa?"tanyaku lagi

"Apartemen"jawab Kenan cepat

Aku tersenyum,rasanya sangat lucu sekali,bagaimana bisa Dia membangun apartemen di dekat pemukiman warga?

"Lapangan ini dekat dengan jalan raya,jalan utama.Lalu di seberang jalan tepat dengan stasiun MRT,jadi membangun sebuah apartemen di sini menurutku adalah sebuah usaha yang sangat menguntungkan"tutur Kenan,Dia seperti tahu perihal isi pemikiranku.

"Tapi usahamu merugikan anak-anak kecil di komplek perumahanku"balasku

Kenan terlihat bingung,Kami saling bersitatap.

"Setiap sore mereka sering berkumpul di lapangan ini,bermain layang-layang,bola,sepeda dan masih banyak lagi"lanjutku

"Dulu di situ ada pohon beringin paling besar,Aku menganggap Dia adalah Ibu dari pohon beringin lainnya"ucapku lagi.

Kenan hanya diam,pria itu tidak sama sekali memotong ucapanku.

"Aku sering menghabiskan waktu di bawah pohon beringin itu,mengerjakan tugas kampus atau membantu anak-anak kecil di kompleks sini mengerjakan tugas dari sekolahnya"ungkapku

"Setelah usahamu di bangun,jujur Aku kecewa,Aku tidak pernah lagi melihat mereka berkumpul,bahkan Aku juga tidak tahu lagi bagaimana caranya membantu mereka mengerjakan tugas"lanjutku

"Tapi berhubung Kamu temanku,Aku juga turut senang jika usahamu bisa sukses dan mendapat keuntungan yang besar"ucapku jujur.

Kenan menatapku,Aku hanya menunduk dengan kaki yang bermain dengan kerikil kecil di atas aspal jalan.

"Terimakasih"kata Kenan

Aku mengangkat kepalaku,menatap Kenan yang tengah tersenyum hangat padaku.

"Kamu memang orang baik,terimakasih Kamu sudah mensuport usahaku"lanjutnya

Aku tersenyum mendengar ucapannya yang terdengar begitu tulus.

"Lalu Aku juga ingin meminta maaf karena sudah mengecewakanmu"ucapnya lagi

"Jangan mengatakan itu,Kamu tidak harus meminta maaf,bagaimana pun tanah lapangan sudah menjadi hakmu,jadi Kamu memang yang memiliki kuasa penuh atas tanah itu.Apa yang Aku katakan tadi jangan terlalu di anggap serius,Aku hanya ingin menjadi orang jujur di depanmu"balasku

Kenan tersenyum dengan menganggukan kepala.

Kenan Pov

"Wil,buat jadwal meeting bersama arsitek dan pemborong yaa"ucapku pada Willy

"Kapan Pak?"tanya Willy

"Setelah jam makan siang,Kita harus mengubah desain apartemen"jawabku

"Bapak mau merubah?"tanya Willy lagi

Aku mengangguk dengan cepat,"Aku ingin menyisakan sedikit lahan untuk taman di belakang Apartemen,fungsinya untuk umum,agar anak-anak di komplek sini tetap memiliki tempat untuk bermain"jawabku

"Tapi Pak-"

"Aku tidak ingin merampas kebahagiaan mereka"potongku

Aku tidak tahu keputusanku kali ini benar atau salah,yang jelas Aku merasa bersalah ketika berbincang bersama Aruna beberapa menit yang lalu.

Setiap kali Aku bertemu dan berbicara dengan gadis itu,Aku banyak sekali mendapat pelajaran berharga dari Dia tanpa di sadari,dan hal itu yang membuatku setiap hari ingin bertemu dengan Aruna,sebuah perasaan mengagumi.

To be continue,,

The Summer HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang