Pop Bening
Hai hai. Kenalin aku Bening, Bening Bramantya Sandi. Aku itu anak yang paling cantik diantara anak – anak Ayah dan Bunda.
Bagaimana aku gak cantik, saudaraku kan laki – laki semua. Hihihi.
Kalau dirumah ataupun diluar rumah, aku itu seperti seorang tuan putri. Semua Mas – Masku selalu menjaga dan melindungi aku setiap saat. Mas Angger, Mas Dede dan saudara kembarku Mas Banyu, selalu mengawasi aku dan mereka semua protektif banget sama aku. Dan yang paling protektif kepadaku, siapa lagi kalau bukan Mas Dede.
Sebelum Mas Dede menyusul Mas Angger ke Kota Pendidikan, semua kegiatanku selalu dipantau Masku yang bawel itu.
Mas – Masku itu orangnya penyayang dan perhatian, tapi sayang dan perhatiannya terlalu berlebihan. Memang sih aku tidak dibatasi untuk berteman dan bergaul dengan siapa saja. Tapi kawanku yang laki – laki, selalu takut bila terlalu dekat denganku.
Jadi bisa disimpulkan sampai detik ini, aku itu jomblo. Kasihan banget ya aku. Tapi aku gak terlalu khawatir, karena memang sampai detik ini belum ada laki – laki yang mampu meluluhkan hatiku. Sebenarnya aku gak terlalu neko – neko cari pasangannya. Syaratnya cukup satu, yaitu berani bertemu dengan ketiga masku dan juga bertemu Ayahku, dah itu aja. Gak sulitkan.? Hihihi.
Mungkin itu saja perkenalan singkat dari aku. Semua yang mengenai aku akan terbuka didalam perjalanan cerita ini.
Oh iya, hari ini aku dan Mas Banyu sedang dalam perjalanan ke Kota Pendidikan. Setelah melakukan perjalanan udara yang cukup melelahkan, sekarang aku dan Mas Banyu didalam mobil yang melaju keluar tol ibukota propinsi.
Perasaan sedih dan juga senang, berkecamuk didalam pikiranku.
Sedih karena aku harus berpisah dengan Ayah dan Bunda, dalam waktu yang pasti lama. Senang karena aku akan belajar mandiri dan mengenal orang – orang yang baru. Dan yang lebih menyenangkan, aku akan mendaftar dikampus negeri jurusan hukum yang menjadi cita - citaku sejak lama.
"Keren ya De.?" Ucap Mas Banyu yang sedang menyetir mobil sport keluaran terbaru, yang baru dibelikan Ayah ini.
"Iyalah, Bening yang minta. Coba Mas Banyu yang minta, gak bakalan dibelikan sama Ayah." Jawabku.
"Gak penting siapa yang minta, yang penting itu aku yang pegang setir. Hehehe." Ucap Mas Banyu dengan cueknya.
"Dasar. Awas aja kalau sampai mobil ini dipakai buat cari cewe di Kota Pendidikan, Bening langsung telponkan Bunda." Ancamku.
"Huuu. Belum apa – apa sudah mau ngadu aja kamu De." Ucap Mas Banyu dengan wajah yang agak jengkel.
"Biarin." Ucapku sambil melihat kearah samping kiri jendela mobil.
Daerah pegunungan yang menjulang tinggi ke angkasa, terlihat kokoh dan sangat indah sekali dari arah jalan tol ini. Selain gunung nan jauh disana, tampak hamparan sawah yang menghijau dengan indahnya dikanan dan kiri jalan tol.
Kedatanganku ditanah leluhurku ini disambut dengan kesejukan dan kedamaian yang sangat luar biasa. Semoga saja kesejukan dan kedamaian yang aku rasakan ini, akan terus terasa selamanya.
Tapi apa bisa seperti itu.? Kelihatannya tidak mungkin. Aku dikelilingi laki – laki yang berwatak keras dan tidak segan untuk menggunakan kepalan tangan, walaupun masalah itu kecil sekali. Sangat sulit menemukan kedamaian, kecuali didalam rumahku sendiri. Laki – laki yang ada disekitarku ini, pasti akan menanggalkan semua kekerasan wataknya ketika sudah masuk kedalam pintu rumahku. Entah kenapa bisa seperti itu, aku juga bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
M A T A H A R I
FantasyCerita 18+.. Lanjutan dari cerita Perjalanan Menggapai Cita Dan Cita