Pop Gagah
Hiuuffttttt.. huuuuu..
Untung disaat – saat seperti ini, aku dikelilingi orang – orang yang menyayangi aku.. Om Panji, Mas Karel dan Bang Badai, memberikan dukungan yang sangat luar biasa.. aku gak tau kalau seandainya gak ada mereka bertiga, dan teman – teman pondok merah lainnya dalam kondisi seperti ini, mungkin kepalaku bisa pecah..
Dukungan lainnya yang membuatku makin tenang adalah dukungan dari Ayah.. Ayah memberikan aku nasehat yang sangat luar biasa dan bisa membuat aku tenang sejenak..
Terus terang kondisi Mas Angger yang semakin parah ini, membuat aku bingung gak karuan.. dan orang – orang terdekat inilah yang membuat kebingunganku, jadi agak berkurang juga..
Satu lagi yang jadi pikiranku.. kenapa Tante Tari mau membayar semua biaya berobat Mas Angger..? apa karena tadi malam kami habis bertabrakan, jadi Tante Tari merasa bersalah..? atau Tante Tari mengira aku ini mahasiswa yang kurang mampu..? ahhhhh.. bikin mumet aja Tante satu itu..
Tapi sudahlah.. aku mau menenangkan sejenak pikiranku dan aku mau mencari angin segar.. aku juga gak mau terlalu lama berlarut – larut, dengan semua kebuntuanku ini.. aku cuman butuh istirahat sejenak dan seruputan kopi susu yang nikmat, supaya pikiranku segar kembali..
Aku sengaja mengajak Bang Badai berjalan kaki dari rumah sakit, menuju kafe yang ada didekat pusat kota sana.. memang jaraknya lumayan jauh dan kondisi cuaca lagi panas – panasnya.. tapi sepanas – panasnya kota ini, angin dari arah gunung sana yang dingin dan sejuk, membuat cuaca yang terik ini tidak terlalu terasa..
Dan diperjalanan ini, tiba – tiba terlintas bayangan seorang wanita yang sekarang telah menjadi mantanku.. siapa lagi kalau bukan Mita.. Mita.. ahhhh.. kenapa lagi wanita itu terbayang dikepalaku..? oh iya.. semalam kan aku telpon dia untuk mengetahui masalah Hegor atau Aldi, tapi terpotong karena Mas Angger yang kesakitan.. kelihatannya nanti setelah sampai dicafe, aku akan telpon Mita lagi..
Hiuuffttt.. huuuu..
Akhirnya perjalanan yang cukup melelahkan inipun, sampai juga dicafe yang kami tuju.. dan setelah duduk dibagian luar café, aku melihat kearah sebuah gedung yang ada disebelah café..
Hegor tattoo..
Bangsatt.. inikan gedung yang dibicarakan teman – teman pondok merah dihari itu..? gedung yang dimiliki anggota BD.. gedung itu terlihat tutup dan sudah lama ditinggalkan.. tapi masa gak dijenguk sama sekali oleh pemiliknya sih..? apa setelah ini aku mencari info tentang siapa pemilik gedung ini, ke orang – orang sekitar ya..? pasti orang – orang sekitar sini tau sedikit informasi tentang siapa pemilik gedung itu..
Setelah memperhatikan gedung itu cukup lama, aku lalu melihat kearah Bang Badai yang lagi asyik dengan rokoknya..
"Bang.." ucapku ke Bang Badai sambil mengarahkan pandanganku kearah gedung Hegor tattoo, dan Bang Badai langsung melihat kearah gedung itu..
"anjing.. itu tempat yang dibicarakan dikosan kita hari itukan..?" tanya Bang Badai dengan terkejutnya dan aku hanya menganggukan kepalaku....
"tapi masih tutup bang.." ucapku..
"bangsaatt.. kok kita masih belum dapat info tentang mereka sih De..? hebat sekali BD itu.." ucap Bang Badai yang terlihat emosi, tapi aku hanya mengalihkan pandanganku kearah dalam café..
Dan didalam café sana, tampak seorang wanita sedang menikmati minumannya.. wanita yang wajahnya terlihat dari arah samping itu, tampak tidak asing bagiku.. aku lalu memperhatikan wanita itu lebih dalam lagi..
KAMU SEDANG MEMBACA
M A T A H A R I
FantasiCerita 18+.. Lanjutan dari cerita Perjalanan Menggapai Cita Dan Cita