BAGIAN 56 MENIKMATI GETARAN HATI

5.1K 119 63
                                    



Pop Angger

"Lia." Panggilku kepada Angelia Putri Aldo, yang sedang berlindung disalah satu gedung kuliah. Awan gelap dan diikuti suara petir yang menggelegar, membuat wanita yang baru saja aku buat marah sampai meneteskan air matanya itu, mencari tempat untuk berlindung.

Mendengar panggilanku, Lia langsung melihat ke arahku dengan tatapan mata yang terlihat marah dan sorot bola mata yang begitu tajam sekali. Rogi yang berdiri disebelahnya, juga melihat ke arahku. Tatapan Rogi sangat datar, tapi terlihat kekecewan yang begitu mendalam kepadaku.

Hiuufftttt, huuuu.

Aku menarik nafasku dalam – dalam, untuk menenangkan hatiku yang sedang berkecamuk ini. Tatapan mata Lia sangat – sangat membuat hatiku gak karuan dan membuat hatiku luluh lantak.

CLAPPP, CLAPPP, CLAPPP.

DUARRR, DUARRR, DUARRR.

Kilatan petir menyambar, lalu diikuti suara yang menggelegar.

Entah kenapa aku tidak terkejut, padahal kilatan itu seperti menyambar diatas kepalaku dan suaranya menggema disekitar tempat aku berdiri.

Apa ini karena tatapan Lia yang begitu tajam, sampai mengalihkan semua kejadian yang ada disekitarku.? Apa sebegitu hebatnya tatapan mata Angelia Putri Aldo, sampai aku tidak berkutik dibuatnya.? Atau karena begitu besarnya kesalahan yang telah aku perbuat, sampai aku tidak sanggup untuk mengucapkan kata – kata.?

Angelia Putri Aldo. Wanita pertama yang mampu meluluhkan hatiku dan mampu membuatku mengenal yang namanya cinta untuk pertama kalinya. Wanita pertama yang menjadi kekasihku dan wanita pertama yang dekat denganku selain keluargaku.

Segala cinta, sayang dan perhatiannya diberikan kepadaku. Sedangkan aku, aku membalasnya dengan menduakan cintanya. Bukan hanya mendua, tapi mentiga, mengempat dan atau bahkan lebih banyak lagi.

Entah hatiku ini terbuat dari apa, sampai aku rela membagi – baginya.

Dia menjadikan aku satu – satunya raja dihatinya, sedangkan aku hanya menjadikannya sebagai 'selir' hatiku dan membaginya dengan 'selir - selir' yang lain. Dia sudah memberikan segalanya untukku, tapi aku malah bermain gila dibelakangnya. Dan yang lebih gilanya aku justru menuduhnya bermain hati dengan sahabatku sendiri. Kejam sekali diriku ini, bajingan.

Aku yang katanya culun dan anak rumahan, ternyata penjahat cinta. Aku menabur benih – benih cintaku ke wanita yang ada disekelilingku, sampai aku bingung yang mana cinta sejatiku. Hebatkan aku.? Mereka memberikan cinta sejatinya kepadaku dan aku hanya mengobral cintaku. Aku hebat dengan kebodohanku dan aku bodoh dengan membanggakannya.

Hiuufftt, huuuu.

Belum tuntas masalah percintaanku, muncul masalah BD yang pasti sudah mengincar orang – orang terdekatku. Permasalahan yang datang bertubi – tubi ini, seperti penyakit yang menggerogoti otakku. Aku harus menyelesaikan semua permasalahanku itu, sebelum benar – benar menjadi penyakit kronis dikepalaku.

Arrgghhh, mau pecah rasanya kepalaku ini. Guendeng ancene og.

"Penyesalan itu datangnya tepat waktu ya Masbro." Ucap stepen yang tiba – tiba bersuara.

"Cok. Ngomong apasih kamu itu.?" Tanyaku dengan jengkelnya.

"Hahahaha." Stepen tertawa dengan suaranya yang sumbang.

"Senang sekali kau pen." Ucapku

"Bukan cuman senang sekali, tapi sangat – sangat senang sekali. Hahahaha." Ucap stepen lalu diakhiri dengan tawanya yang semakin tidak enak didengar.

M A T A H A R ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang