"jadi..?" tanya Dede yang memecahkan suasana canggung diantara kami bertiga..
Hari ini aku, Dede dan Bang Badai, duduk disebuah tempat sunyi dan sangat tenang sekali.. entah bagaimana bisa, Dede dan Bang Badai menemukan tempat yang seperti ini..
Tempat ini cocok sekali digunakan untuk merenung dan menenangkan diri.. duduk dipinggir jurang dan diatas turap beton, dengan pemandangan Kota Pendidikan dan Kota Apel yang begitu cantiknya dari ketinggian tempat ini.. selain itu tempat ini dikelilingi banyak pohon, sehingga membuat udaranya sangat segar untuk dinikmati..
Gunung – gunung yang mengelilingi dua kota itupun, menambah keindahan pemandangan yang ada dihadapan kami ini menjadi semakin luar biasa sekali.. aku cinta tempat ini dan aku juga cinta kota yang ada dihadapanku ini.. guendeng ancene og..
Kembali lagi ke kami bertiga.. ini pertama kalinya kami mengobrol seperti ini bersama – sama.. karena sudah seminggu semenjak kejadian yang membangsatkan itu, suasana dikosan menjadi sangat canggung..
Aku, Dede dan Bang Badai, jarang sekali berbicara.. aku yang satu kamar dengan Dedepun, sering diam bila ada didalam kamar.. begitu juga ketika diruang tengah kosan, suasananya jadi sangat menjancokkan sekali..
Aku jadi gak enak dengan Mas Panji dan semua penghuni kosan pondok merah.. harusnya ini menjadi permasalahan keluarga kami dan kami menyelesaikannya sendiri, tanpa membuat suasana dikosan menjadi menjacokan seperti itu..
Dan entah kenapa, ketika aku akan mengajak berbicara Bang Badai dan Dede untuk menyelesaikan permasalahan kami, Bang Badai lebih dulu mengajakku ketempat ini bersama Dede..
Hiuffttt.. huuuu..
Bang Badai.. jiancuukkk.. aku ga menyangka kalau dia adalah kakakku dan aku gak menyangka kalau ikatan batin kami, bukan hanya ikatan emosional biasa.. ternyata ikatan batin kami, karena ikatan darah dan persaudaraan satu Ayah..
Sebenarnya aku sangat marah dan emosi sekali waktu itu, ketika Hegor dan Modus menyampaikannya pertama kali.. tapi aku menahannya, karena aku ingin menuntaskan dendamku kepada kedua anggota BD itu sampai tuntas.. dipikiranku waktu itu, setelah dendam itu selesai aku lampiaskan, aku akan pulang kepulau sebrang untuk menemui Ayahku.. tapi justru Ayah yang datang kekosan kami..
Aku yang terkejut dengan kedatangan Ayah bersama Pakde Rendi, mencoba tetap menahan emosi yang ada didalam diriku.. dan ketika aku melihat wajah Ayah waktu itu, hatiku langsung bergetar dengan hebatnya.. aku merasa Ayah menyembunyikan sesuatu yang sangat ingin disampaikan, tapi terhalang tembok tebal yang menghalangi.. apalagi ketika aku menjabat tangan beliau.. ada getaran – getaran hebat yang langsung membuat hatiku menangis sejadi – jadinya..
Aku merasa Ayahku terluka dan Ayahku sangat menderita sekali.. mungkin Ayah berusaha menampakkan wajahnya yang biasa saja, tapi tidak dengan tatapan dan bahasa tubuhnya.. beliau tidak bisa menutupi dari aku, karena ikatan batinku kepada beliau sangat kuat sekali..
KAMU SEDANG MEMBACA
M A T A H A R I
FantasíaCerita 18+.. Lanjutan dari cerita Perjalanan Menggapai Cita Dan Cita