Pov Angger
"Setiap makhluk hidup memiliki bagian yang terkuat dan yang terlemah diarea tubuhnya. Demikian juga manusia. Dan ketika titik lemah diarea tubuhnya mendapatkan tekanan yang sangat kuat, akan menghasilkan rasa sakit yang hebat dan mungkin juga dapat melumpuhkannya."
"Penguasaan titik lemah bagian tubuh lawan, mungkin bisa gunakan untuk mengetahui kerentanan dalam tubuh saat bertarung. Atau juga bisa bermanfaat untuk melumpuhkan penjahat jalanan yang sering muncul tak terduga. Berikut adalah titik lemah dalam tubuh manusia:."
"Ngger." Panggil Rogi dan aku langsung melihat kearahnya, sambil menutup artikel yang baru aku baca di Hpku, lalu aku mengantonginya.
Saat ini aku senang sekali membaca artikel yang berhubungan dengan anatomi tubuh manusia. Sebenarnya aku sudah mengetahui bagian mana saja yang merupakan titik – titik terlemah dibagian tubuh manusia, tapi aku tetap mencari referensi untuk menambah ilmu pengetahuan yang aku punya.
Aku juga sering mencari dan membaca artikel tentang cara – cara melumpuhkan lawan atau cerita – cerita sejenis itu. Cara menyiksa orang tapi tidak cepat mati, cara orang – orang jaman dulu melakukan hukuman mati dan sebagainya.
Bukan hanya artikel, sekarang aku juga suka menonton video – video tentang cara membedah tubuh manusia dan juga tentang pembunuhan disertai penyiksaan. Aku seperti mendapat kepuasan dan adrenalinku langsung terpacu, setelah membaca atau menonton berita – berita tersebut. Kepalaku langsung pusing dan keringat dingin keluar, karena aku ingin mencari tempat pelampiasan untuk semua yang ada didalam pikiranku. Aku ingin mengasah semua kemampuanku, sebelum bertemu dengan anggota BD. Tapi sampai detik ini, aku belum pernah mendapatkan korban dan tanganku sudah sangat gatal sekali.
"Apa kegiatan kita malam ini.?" Tanya Rogi dan Dylan berdiri disebelahnya.
"Cari orang terus kita belah dadanya yok." Ajakku ke Rogi, lalu aku melihat kearah Dylan.
"Apa.?" Tanya mereka sambil melotot.
"Wah. Gila kamu Ngger, gila." Ucap Rogi.
"Pikiranmu kok isinya gitu aja sih.?" Tanya Dylan dan dia terlihat sedikit ketakutan.
"Memangnya tadi aku ngomong apa.?" Tanyaku, karena aku tidak sadar dengan apa yang aku ucapkan barusan.
Aku lalu melihat kearah anggota keamanan yang sedang asyik berpesta dipojok ruangan ini. Aku tidak bergabung dengan mereka, karena aku memang tidak suka minum minuman keras dan mereka juga tidak berani mengajakku, apalagi memaksaku. Sedangkan Rogi dan Dylan, sudah berpesta dari tadi dengan mereka.
"Kalau ini bukan gila lagi, tapi otaknya sudah rusak." Ucap Dylan yang tidak menjawab pertanyaanku.
"Sebenarnya yang gila itu kalian berdua. Aku gak ngapa – ngapain kok dibilang gila dan otakku rusak." Ucapku sambil mengambil permenku lalu aku membuka bungkusnya dan mengemutnya.
"Hemm." Ucap mereka berdua, sambil menggelengkan kepala dengan kompaknya.
"Tuh kan, sekarang malah geleng – geleng. Kalian berdua habis minum pil anjing gila.?" Tanyaku.
"Assuuu. Kok ngobrol sama Angger jadi kita yang gila ya.?" Tanya Dylan ke Rogi.
"Kelihatannya kamu yang cocok ngobrol sama Angger Lan." Ucap Rogi.
"Kenapa aku.?" Tanya Dylan.
"Kamukan teman satu kosannya." Jawab Rogi.
"Tapi kalau di kelas kan duduknya dekat sama kamu." Sahut Dylan.
KAMU SEDANG MEMBACA
M A T A H A R I
FantasyCerita 18+.. Lanjutan dari cerita Perjalanan Menggapai Cita Dan Cita