BAGIAN 49 JANJI

4.4K 103 33
                                    


Pop Badai

"Ayah.." ucap Angger yang terkejut ketika melihat Ayah Sandi duduk diruang tengah..

"Pakde Rendi.." ucap Dede yang juga terkejut, kepada seseorang yang duduk disebelah Ayah Sandi..

Akupun tidak kalah terkejutnya dengan mereka berdua, sampai aku terdiam dan tidak mengucapkan sepatah katapun..

"ngentottt.. kalian berkelahi kok gak kasih tau sih..?" ucap Karel dengan jengkelnya.. dan orang yang dipanggil Pakde Rendi, langsung melihat kearah Karel dan Karel langsung terdiam lalu menunduk..

Mas Panji, Pace Beni, Mas Agam, Mas Gibran, Mas Reihan, Mas Bagas, Mas Barry, Mas Ian, Kenzie, dan Dylan, melihat kami bertiga bergantian dengan wajah yang juga sangat jengkel.. tapi mereka semua tidak ada yang berani bersuara, karena ada Ayah Sandi dan Pakde Rendi..

Ayah Sandi hanya tersenyum sambil membakar rokoknya dan orang yang dipanggil Pakde Rendi itu, langsung melihat kearah kami lagi tanpa ekspresi..

Gilaaa.. kapan Ayah Sandi kesini..? bukannya tadi pagi beliau telpon Dede masih dipulau seberang..? atau telponnya sudah pulau ini..? arrgghhhh.. itu bukan pertanyaan yang penting sih.. yang penting itu, Ayah Sandi disini dan aku bisa bertanya langsung tentang kebenaran ucapan Hegor dan Modus tadi..

Tapi aku harus mulai darimana..? apa aku langsung bertanya, 'kamu ayah kandungku..?', ahh.. ga sopan banget.. 'anda Ayah Kandungku..?', bangsatt.. kok kaku banget kata – katanya..? terus aku harus berucap apa..? kok jadi aku yang grogi sih..? bajingannn..

Tatapan Ayah Sandi kearahku pun, semakin membuat aku deg – degan dan pikiranku semakin kacau.. kenapa bisa seperti ini ya..? gilaa..

"kapan Ayah datang..?" tanya Angger sambil berjalan kearah Ayah Sandi..

"iya.. kapan Ayah sama Pakde datang..?" tanya Dede yang juga melangkah kearah ruang tengah.. sedangkan aku, aku tetap berdiri mematung dipintu kosan ini..

"baru aja mas.." ucap Ayah Sandi sambil menjulurkan tangannya kearah Angger dan Angger langsung menyambutnya dengan kecupan dipunggung tangan Ayah Sandi..

Sedangkan Pakde Rendi yang wajahnya mirip dengan orang bule, juga menjulurkan tangannya kearah Dede dan Dede juga mencium tangan Pakde Rendi.. mirip bule..? apa Pakde Rendi ini Ayahnya Karel..?

"tumben kamu berkelahi ga ngajak Karel..?" tanya Pakde Rendi kepada Dede dan Dede hanya tersenyum saja..

"apasih Pah.." sahut Karel yang terlihat malu..

Oh iya.. berarti Pakde Rendi memang Ayahnya Karel..

Angger dan Dede langsung bergantian menyalami Pakde Rendi serta Ayah Sandi..

Tapi entar dulu, kenapa beliau santai sekali melihat Dede balik kekosan dalam keadaan bonyok begitu..? apa memang seperti ini suasana dikeluarga mereka..? enak sekali jadi Dede dan Angger.. coba aku yang pulang dalam kondisi seperti ini, pasti Ibu dan Ayahku sudah mengomel gak karuan..

"kok berdiri disitu aja Bang..?" tanya Ayah Sandi dan aku terkejut dengan panggilan Ayah Sandi kepadaku..

Aku yang mematung dari tadi, semakin gak karuan dengan apa yang ada dikepalaku.. akupun tidak menjawab ucapan Ayah Sandi dan aku tetap diam mematung.. lidahku jadi kaku dan aku tidak berani mengucapkan sepatah katapun.. ada apa denganku..? kenapa aku jadi seperti ini..? bangsaattt..

Harusnya aku marah dengan semua ini.. harusnya aku meluapkan semua yang ada didalam hatiku.. harusnya aku menggila dan mengamuk sejadi - jadinya.. tapi untuk apa..? iya kalau ucapan Hegor dan Modus itu benar, kalau enggak gimana..? apa aku gak malu..? tapi kalau itu benar bagaimana..? bajingaannn..

M A T A H A R ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang