-Walupun kita berbeda negara, beda planet, beda bentuk, beda dunia tapi mari kita berteman!!. -Quotes of the friends-
___________________________
Setelah kejadian dikamar mandi Zee memutuskan untuk pergi kekantin karna anak-anaknya yang ada diperut berbunyi terus menandakan dirinya sangat lapar!.
Zee sudah duduk sedari tadi dengan mulut yang terus mengunyah bakso dan tangan yang kiri ia gunakan untuk membaca kamus bahasa inggris. Entah dirinya kesambet apa, ia ingin sekali membaca buku.
Hingga suara riuh dari siswa/i membuat Zee jengah dan melihat kebelakang guna siapa yang membuat kehebohan dan bisa ia lihat bahwa Varo dkk tengah berjalan menuju mejanya.
Tak memperdulikan lagi Zee langsung membalikkan badannya kemudian mengunyah kembali dengan mata yang menatap kamus tebal dan sesekali membaca dengan gumaman.
"Kita boleh gabung nggak, dedek emes?." ucap Ardi tiba tiba dan langsung duduk didepan Zee.
"Dog." ucap Zee dengan membaca kamus tapi disalah artikan oleh Varo dkk sebagai umpatan yang mengarah kemereka semua.
"Heh! Mulutnya siapa yang ngajarin hm?!." ucap Bara sambil menyentil bibir sexy milik Zee dan membuat sang empu sedikit meringis lalu mendongak sambil melotot kearah Bara yang menyentil bibir nya.
"Apasih!, orang lagi baca kamus juga, penganggu!." sarkas Zee kesal dan kembali lagi dengan kegiatan yang tertunda.
Mereka hanya diam menatap Zee yang tengah kesal, tanpa persetujuan dari Zee Varo dkk duduk dengan Bara dan Varo duduk disamping kanan dan kiri Zee.
Tiba-tiba ada seorang siswi yang mengampiri mereka dengan tampang imut, banyak yang memuji siswi itu bahkan zee dan yang lain terlihat tak peduli.
"A-ku bo-leh nggak duduk sama kalian?." ucapnya dengan kepala menunduk dan suara yang imut tapi dipendengaran Zee ia jijik dan ingin muntah.
"Hm." jawab mereka serentak tanpa memperdulikan siswi itu, bahkan pemuda disitu hanya fokus menatap Zee yang tengah mengunyah, yang mana membuat pipi chubby milik Zee ikut mengembung.
Siswi itu, langsung saja berterimakasih dan duduk menghadap Varo dengan tampang memuja seraya tersenyum.
"Dia, nggak gila 'kan Ard?." bisik Abi yang melihat siswi itu tersenyum malu malu kucing, Ardi langsung saja melihat siswi itu yang masih tersenyum kearah Varo, Varo? dia hanya cuek tapi aslinya ia risih.
"Kayanya iya, yaudah kapan-kapan kita buat syukuran aja." balasnya Ardi dengan berbisik dan kembali menatap Zee. Dan diangguki setuju oleh Abi.
Gio yang melihat temannya hanya memutar bola mata malas, dirinya kembali dengan kegiatannya yaitu main game ditelephone genggamnya.
"Abi pesen." perintah Varo mutlak dengan tangan yang mengelurkan dompet dan mengambil 5 lembar uang kertas yang berwarna merah muda.
"Asiap bos, seperti biasa kan bos." ucapnya berdiri lalu mengambil uang tersebut dengan mata menatap varo yang mengganguk singkat sebagai jawaban.
"Aku boleh ikut pesen nggak sama kamu?." ucap siswi itu yang kita ketahui pemeran utama wanita. Amanda menatap Abi memelas seraya berdiri dari duduknya.
Abi menjawab mengiyakan dengan tangan menarik Manda. Manda tersentak kaget karna dirinya tiba tiba saja ditarik.
Setelah beberapa menit menunggu Abi dan Manda sudah sampai bersama bibi Asih yang juga membawa sebagian nampan yang berisi bakso. Zee melirik Manda dengan batinan yang berpikir negative tentang Manda untuk dirinya.
'Gue harus hati-hati biar nggak kena kuah panas yang manda bawa kek dinovel yang gue baca semalem.' ucapnya dalam batinan menatap was-was Manda dan melanjutkan acara batinan dengan pandangan yang masih menatap Manda.
'kalo beneran terj-.' ucapnya dibatinan terpotong dengan mata melotot kearah Manda.
"SETAN! ANJING MINGGIR!." triaknya panik sambil berdiri dan menyempil diantara Prince dan Bara, semua orang yang mendengar itu pun kaget lalu melihat apa yang terjadi.
Byuurr.
Prang!
Suara air panas dan mangkok yang jatuh akibat Manda tak sengaja menginjak kakinya sendiri dan untungnya Zee sudah aman, dirinya bersyukur bukan dia yang kena air panas malahan Manda yang terkena air itu sendiri.
"Huft, Semamat-semamat." gumamnya sambil mengelus dada nya. Bara yang melihat itupun mengeram marah menatap Manda dengan tatapan tajam. Manda menangis sesegukan dengan tangan yang melepuh, siswa/i itu hanya menatap tanpa membantu Manda.
Zee merasakan ada yang keras dan menganjal tapi apa? Dengan tatapan penasaran, dirinya melihat kebawah tangannya lah yang bersalah, karna tak sengaja menyentuh aset berharga milik Bara.
Dirinya jadi teringat tentang kejadian dikamar mandi beberapa jam yang lalu, ia jadi makin penasaran seberapa panjang pen!s pemuda itu? Ah! persetan, kapan kapan sajalah bertanyanya ketika bertemu lagi.
Dengan tampang tak bersalah, Zee mendongak menatap bara dengan tangan yang sudah tak menyentuh aset berharga milik Bara.
"Peace bro, nggak sengaja sumpah demi sempak doraemon lo."
****
Kini Zee tengah mengerutu saat dirinya tak tau harus pulang naik apa, kakanya Nia sekarang ada jam tambahan jadi dia tak bisa pulang bersama Zee.
Berjalan ditepi jalan sambil bersenandung melupakan dirinya harus naik apa, toh kalau berjalan juga menyehatkan badan sekalian olahraga.
Tiba tiba ada pemuda yang menggunakan motor sport berhenti disamping Zee, Zee yang menyadari hanya acuh tak acuh dan berjalan lagi.
"Naik!." ucap pemuda itu kepada Zee yang memberhentikan jalannya dan menatap binggung kepemuda itu dengan mulut melongo sedikit yang mana membuat pemuda itu mengigit pipi dalamnya.
Hah?!.
Seakan teringat lagu anak anak saat dirinya masih kecil, ia bernyanyi dengan girang.
"Naik kekebun, banyak cogan disanaaaa~setiap hari ku perkosa mereka sampai tepaaarr~." nyanyinya dengan pikiran mesum yang tiba tiba terlintas diotaknya sambil tersenyum senyum.
Pemuda itu mengeram rendah dan cemburu?. Dirinya langsung saja menganggkat tubuh mungil Zee dan mendudukkannya dijok belakang motor sport nya.
Zee tersentak kaget dan tanpa perasaan Zee mengeplak helm yang dikenakan pemuda itu membuat sang empu meringis.
"Woy! Turunin gue!." ucapnya dengan nada ngengas andalannya."Sebenarnya lo siapa sih hah! Emang kita kenal?!." lanjutnya Zee dengan penasaran siapa pemuda yang berani menganggkat tubuhnya itu.
"Gue yang dikamar mandi." ucap pemuda itu sambil menjalankan motornya dengan sedang takut Zee terbawa angin dan nyangkut diatas pohon 'kan berabe.
"WHAT!!, jadi itu elo, gue boleh nanya nggak sesuatu sama lo dan harus dijawab!." triaknya dan diakhiri dengan ucapan biasa.
Mengganguk sebagai jawaban dan matanya masih menatap fokus kedepan sesekali melirik Zee dari spion kaca motornya.
"Panjang pen!s lo berapa dah, gue penasaran." ucap Zee tanpa tau malu kepada pemuda yang sudah memerah karna mengingat dirinya yang ada dikamar mandi.
"26cm."
Penulis:NVL.EL
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Zee [END]
FantasyBagaimana jadi nya kalau kita bertransmigrasi ke dunia novel? Dan juga ditemani oleh sistem yang kadang menyebalkan! OH NO!! Apalagi menjadi GEMBEL!!!. [ Bukan lapak untuk anak kecil segera menjauhlah jika masih dibawah umur, saya takut kepolosan an...