-Yuk Makan! Jangan Nunggu Di Suruh Ayang, 'Kan Kamu Nggak Punya Ayang-Quotes of the day-
________________________________________
Berhari-hari Xander lalui dengan Nia yang selalu mengintilinya bak anak ayam kecuali saat pulang kerumah. Membuat hari Xander tidak tenang sedangkan yang mengintili sangat senang karna kelakuan Xander yang kadang mengombalinya.
Ingat! Xander mengombali karna dirinya sedang gabut atau sebagai pelampiasan karna jika Xander ketahuan mengombali cowo bisa saja dirinya disebut gay.
Seperti saat ini, Xander tengah menuju taman belakang dengan Nia yang selalu saja menempel bahkan tak segan-segan bergelanyut manja dilengan Xander.
Nia membalikkan badan Xander agar menghadapnya ia bisa melihat lelaki tampan pujaannya. Xander yang diperlakukan seperti itu pun hanya diam menuruti, cukup lama mereka saling bertatapan.
Nia yang sepertinya ingin berbicara, tapi malu untuk mengungkapkan isi hatinya dirinya hanya menunduk dengan ekor mata yang senantiasa melirik Xander.
Hembusan angin menerpa mereka berdua daun daun berjatuhan menambah kesan seperti adegan romantic pada cerita atau film.
Menyerahkan satu tangkai bunga mawar yang entah sejak kapan ia bawa atau ia curi? Kepada Xander dengan malu malu. Xander mengernyit menatap satu tangkai bunga didepannya apakah ia sedang dilamar? Pikir Xander dalam batinan.
"Aku memcintaimu Xander." ucap Nia mendongak dengan wajah memerah menatap Xander yang hanya diam.
Keheningan menyelimuti keduanya Nia yang gugup karna takut cintanya ditolak oleh Xander. Sedangkan Xander tengah mengumpat berbagai nama binatang didalam batinannya.
'Bangke, anjing, bangsat, goblok, abcdefghijklmnopqrstuvwxyz' batin Xander mengumpat lalu mengeja huruf dan frustasi akan keadaan yang ia alami sekarang. Ini nih kalo lahir dengan kepintaran 0%.
Berjalan mendekat kearah Nia yang terlihat senang dan mensejajarkan tingginya dengan Nia lalu membisikkan sesuatu yang membuat Nia menegang dengan perasaan kalut.
"Tapi sayangnya gue nggak cinta sama lo perempuan murahan and bitch, camkan itu!." bisik Xander dikala keheningan yang bisa saja orang yang lewat akan mendengarnya tapi bagi Xander itu bukan bisikkan melainkan suara biasanya.
"TAPI GUE BUKAN BIT*CH, SIALAN!." triaknya emosi dengan tangan menunjuk wajah Xander seakan dirinya melakukan kesalahan, Nia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan yang bergetar hebat.
"Heh, kata kata lo itu menunjuk bahwa lo itu bit*ch, ups!." seringainya dengan tangan menurunkan jari Nia.
"Lo!." tekannya sambil meredakan amarahnya lalu menatap menggoda kearah Xander lain halnya Xander yang melihat itu seakan jijik.
"Kalau gue bit*ch jadi lo mau nggak ngerasain tubuh menggoda gue." ucap Nia dengan percaya diri sambil membusungkan dadanya lalu menjilat bibir bawahnya yang merah pekat akibat lipstick yang ia pakai.
"Ingat peraturan sekolah ini, jika ada yang mendengar pembicaraan lo itu yang mengakui diri sendiri adalah bit*ch, gue nggak tau lagi mungkin lo mati! Dan gue juga ogah punya pacar kaya lo." jelasnya sarkas dengan wajah acuh tak acuh dan melenggang pergi meninggalkan Nia yang terdiam menunduk.
Seringai muncul dibibir tebal yang sayangnya tertutupi lipstick merah pekat, tangan yang senantiasa mengepal erat sampai ujung kukunya memutih.
"GUE AKAN BUAT LO BERTEKUK LUTUT DIHADAPAN GUE XANDER! SAMPAI CARA KOTOR SEKALIPUN, CAMKAN ITU!!!."
"DAN LO ITU MILIK GUE! MILIK SEORANG LARANIA BASKARA!." lanjutnya dengan teriak sambil mengklaim Xander sebagai miliknya dan terduduk lemas karna saking lelahnya berteriak. Xander yang mendengar itu seakan tuli dan bodoamat.
"Mainan baru." ucap seseorang dengan tawa psychopath andalannya, matanya menyorot tajam kearah Nia yang sudah ia klaim sebagai 'mainannya'. Berlari cepat menjauh dari kejadian tadi seketika ia menghilang tanpa jejak.
***
Ruangan hitam yang berisikan beberapa pemuda tampan dengan pakaian seperti bad boy yang tengah duduk disofa melingkar.
Susana yang begitu dingin menyelimuti mereka semua tapi ketika diperhatikan ada kesuraman diwajah mereka dan kerinduan mendalam pada seseorang.
Brak!.
Pintu didobrak sangat kencang yang mana membuat beberapa pemuda menggalihkan pandangannya, menatap satu orang pemuda dengan senyuman manis? Tidak! tapi mengerikan!.
Pemuda itu akhirnya berjalan kearah tempat duduk yang kosong dengan senyuman terukir jelas dibibirnya sedetik kemudian senyuman itu digantikan seringaian.
"Ada apa?." tanyanya dari salah satu pemuda dengan raut datar serta gaya bicara yang dingin.
"Gue dapet mainan baru." serunya seperti anak kecil yang mendapat mainan.
"Siapa targetnya?."
"Seorang bit*ch dengan nama Larania baskara."
Semua terdiam dengan kepala menunduk,tapi siapa sangka dibalik keterdiaman mereka dan menunduk sebenarnya ada seringai tipis tapi tajam, mendongak secara bersamaan dan menatap satu sama lain.
"Culik dia." ucapnya pada bodyguard yang telah sampai tepat waktu, tanpa waktu lama bodyguard itu pun langsung menjalankan perintah dari atasannya.
"Gue kira dia udah move on dari perjalangannya eh ternyata malah makin menjadi-jadi." celetuk salah satu pemuda dengan watadosnya yang mana mampu membuat semua orang menahan tawa.
"Ho'oh, kayanya dia mau cari mangsa dengan deketin mubar tapi ditolak mentah-mentah keburu udah ketauan dianya hahaha." tawanya pecah ketika dirinya menggingat kejadian ditaman belakang.
Beberapa menit mereka menunggu sambil sesekali mengobrol ringan agar tak sepi. Disaat itulah bodyguard suruhan atasannya sampai sambil menyeret wanita yang diyakini adalah Larania. Dengan kedua tangan yang diikat, air mata yang terus menggalir membasahi pipinya.
"Tuan target sudah tertangkap, kalau begitu saya undur diri dulu." ucap bodyguard sopan sambil menendang bagian belakang dengkul Nia agar terduduk, lalu pergi setelah menyelesaikan tugasnya.
"Halo! Apakabar nih yang udah ketangkep sama kita dan rahasianya bocor untung aja rahasianya baru kita yang tau kalau seluruh murid SMA tau gimana? Ya, nggak bro!." ucapnya panjang lebar sambil meminta persetujuan dari yang lain sedangkan yang lain hanya mengganguk menggiyakan.
"Mari kita siksa!." ucapnya tanpa ba bi bu langsung berjongkok dan menyayat pipi kanan dan kiri Nia sampai menggeluarkan darah yang lain pun juga ikut menggores lengan kiri dan juga ada yang kanan.
Rintihan demi rintihan terdengar dibibir Nia yang bergetar hebat dikala itu air matanya semakin berjatuhan yang mana membuat pipinya yang tersayat merasakan perih luar dalam.
"Hikss... Cu-cukup hikss... Nia janji hikss nggak akan khilaf lagi hikss..." ucapnya sesegukan sambil menatap memohon kepada beberapa lelaki yang kini menyayat lalu mengores paha sampai kaki.
"Gue boleh nggak, ambil ginjalnya?." ucap salah satu pemuda sambil menatap perut rata yang terbaluti baju putih dan adanya noda yang menempel."Nggak! Biarkan dia yang menyelesaikan ,cukup kita bersenang-senangnya." ucapnya menyudahi kegiatannya dan berdiri dari jongkoknya.
"Yah." lesunya yang ikut juga menyelesaikan kegiatannya sambil mengusap jarinya yang terkena darah Nia, Nia yang diam tapi nyatanya pingsan bahkan tak dipedulikan oleh mereka semua.
"Ingat kita punya dia buat kita siksa." ucapnya pergi kekamar mandi dengan seringaian yang semakin lebar.
_______Penulis:NVL.EL
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Zee [END]
FantasiaBagaimana jadi nya kalau kita bertransmigrasi ke dunia novel? Dan juga ditemani oleh sistem yang kadang menyebalkan! OH NO!! Apalagi menjadi GEMBEL!!!. [ Bukan lapak untuk anak kecil segera menjauhlah jika masih dibawah umur, saya takut kepolosan an...