25

24.9K 2.3K 40
                                    

-Saya mau bertanya kepada tuan/nona, Kok bisa yah seorang lesbi mengghasilkan anak? Dan masuknya itu kek gimana? Njir sangat tidack masuck ackal?-Quotes of the?-

_________________________________________

"Tunggu." ucap seorang pemuda dengan tangan mencekal pergelangan tangan Zee dari belakang, Zee terlonjak kaget menoleh kebelakang matanya menatap cekalan tangan pemuda tersebut.

Dirinya sekarang tengah berada dihalte bus untuk menunggu bus. Pacarnya serta Varo dkk tidak bisa menjemput Zee karna ada urusan sekolah.

"Aa sorr-." belum selesai pemuda itu berbicara dan ingin melepas cekalan tangan tapi sudah dipotong terlebih dahulu oleh Zee.

"Udah nggak papa." potong Zee dengan melilitkan cekalan menjadi genggaman tangan, pemuda itu terbenggong seketika karna merasakan tangan mungil tapi sialnya halus. Menggeleng pelan guna akan tersadar dari lamunannya. Biasa Zee mau modus dulu ama cogan.

"Lo bener Zee?." ucapnya tanpa sadar tangannya menggengam erat tangan mungil Zee dan dibalas anggukan dari Zee.Tanpa ba bi bu pemuda itu tanpa tau malunya langsung saja memeluk Zee seakan dirinya sudah akrab dengan Zee.

Zee diam membeku ia tak tau harus membalas atau tidak pelukan dari pemuda tampan, pemuda itu menggeratkan pelukkannya sembari menghirup dalam dalam aroma Zee yang begitu menenangkan.

Melepas pelukan, tangan kekarnya beralih menangkup pipi chubby milik Zee mata mereka saling bertatap-tatapan sedetik kemudian Zee melotot kaget karna pemuda yang memeluknya tadi adalah Kenzo?.

Kenzo terkekeh kala melihat ekspresi Zee yang begitu menggemaskan dimatanya dengan cepat Zee menyentak tangan Kenzo dengan kasar, Kenzo yang diperlakukan seperti itupun mematung tak percaya.

"Nggak usah sentuh sentuh lo, gara gara lo bakso gue ilang satu." cetus Zee menatap Kenzo sinis ia ingat sekali kejadian tadi saat dikantin baksonya yang tinggal satu harus ia relakan karna sudah terkontaminasi vitamin j.

"Maaf, besok gue traktir deh lo disekolah." sesalnya lalu menawari Zee, tentu saja dibalas senyuman lebar bahkan matanya ikut menyipit. Kenzo diam menatap Zee yang masih tersenyum lebar ia jadi yakin kalau Zee adalah dia.

Mereka terdiam satu sama lain angin berhembus membuat rambut Zee berterbangan kesana-kemari, mobil yang tadinya ramai kini seketika sepi seakan dunia hanya berpusat kepada mereka berdua.

"Zeze." ucap Kenzo tanpa sadar membuat Zee mengulum senyuman ia tau siapa Zeze sebenarnya yaitu adalah, dirinya.

Mereka berdua adalah dua sahabat kecil yang terpisah akibat Kenzo harus pergi keindonesia untuk ikut ortu perjalanan bisnis sekalian tinggal diindonesia dan juga disaat itu juga Manda dan Kenzo adalah tetangga jadinya mereka menjadi sahabat yang dekat walau seperti itu Kenzo tetap menginggat kenanggannya bersama Zee.

"Zozo." ucap zee terkekeh senang kala sahabat kecilnya masih menggingat dirinya. Ah, karna terbawa suasana mereka berdua saling berpelukan melepas kerinduan yang mendalam.

"Kenzo kenapa kamu ninggalin aku sih?!." ucap seorang perempuan yang mampu membuat suasana rindu menjadi buyar seketika, Kenzo dan Zee melepas pelukan dengan terpaksa dan beralih menatap Manda yang sudah kepanasan akibat menunggu.

"Daah sayang, I Love You." bisik Kenzo kepada zee sambil mencium sudut bibir Zee, Zee hanya mengganguk dulu juga seperti itu.

Manda yang melihat itu berkaca kaca menahan tangis yang bisa saja pecah tapi ia lebih memilih membendungnya dengan mengedipkan beberapa kali tapi air matanya ada yang lolos, segera saja ia menghapus dengan kasar.

Mereka berdua pergi meninggalkan Zee yang tengah menatap dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Cinta itu but-."

"Tuan! Ada yang memesan Bo-an anda!."

***

Zee turun dari taxi tadi dirinya tak mendapati bus satupun akhirnya ia memilih memesan taxi lewat online, terbukalah gerbang yang menjulang tinggi sontak hal itu menggagetkan Zee karna dirinya tak fokus.

Berjalan dengan mata yang senantiasa melirik seluruh halaman yang luas tapi sepi ia membatin 'Dimana semua orang?.' batinnya yang tak bisa ia jawab, mengedihkan bahu tanda dirinya tak tau.

Pandangan terhenti menatap seorang pemuda yang tengah berdiri sambil membawa coklat? Karna penasaran ia melangkahkan kakinya dengan cepat.

Puk!.

Zee menepuk pundak pemuda itu yang mana membuat pemuda tersebut kaget, pemuda tersebut menoleh menatap horor Zee ia terkejut kala yang menepuk adalah Zee, segera saja dirinya merubah tatapan tersebut menjadi lembut.

"Prince." kaget Zee kala yang ia tepuk pundaknya adalah Prince dan untuk apa dia datang kesini? Bukankah dirinya ada urusan disekolah?. Prince terkekeh lucu karna wajah Zee yang terkejut begitu menggemaskan, iya! Mengemaskan seperti dirinya!.

"Um, i-ni buat Zee!." ucap Prince sedikit tergagap diakhir kalimat ia mengucapkannya secara cepat sambil menyodorkan sebuket coklat serta money. Dirinya sungguh sangat malu bahkan jantungnya berdetak cepat tak seperti biasanya.

Zee terkekeh kala melihat wajah Prince yang sudah merona merah bahkan dimata Zee, Prince sangat imut. Ah memikirkannya membuat Zee tersenyum mesum serta memikirkan tempat yang cocok untuk bermain kuda kudaan bersama Prince, apakah dihotel?, Apart?,Mansion Baskara?, Rumah kosong?,  Rumah tetangga?, Villa?, Gudang?,Parkiran?, Penjara?, Pos Ronda?, Halte Bus?, Hutan?, Sumur?, Selokan?, Atap Rumah?, Lemari jumbo?, Supermarket?, Panti jompo?, atau tempat kuburan?!.

"Zee!." Prince menepuk pundak Zee serta memanggilnya, Zee yang ditepukpun merasa kaget dan menggeleng pelan menatap Prince yang kebinggungan.

"Zee kenapa? Sakit?! Kalau sakit biar Prince antar Zee buat kerumah sakit." ucap Prince khawatir serta panik secara bersamaan, Zee menggeleng sekali lagi ia menatap wajah Prince dengan intens,tatapannya berhenti menatap jakun serta bibir sexy milik Prince.

Menelan ludahnya secara kasar, Zee mengalihkan pandanggannya kearah lain tapi ekornya matanya senantiasa menatap jakun lalu beralih kebibir Prince.

'Sialan! Nggak boleh khilaf nggak boleh khilaf ntar malem aja ama pacar!.'

'Haduh, kuat kanlah iman, fisik, rohani, jiwa dan pikiran!.'

________

Penulis:NVL.EL

Transmigrasi Zee [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang