24

26.7K 2.5K 40
                                    

-Mengapa Antagonist pria lebih menggoda? Jelaskan alasanmu! Dibagian tubuh mana yg menurut kalian menggoda? Roti sobek? pen!s? lengan kekarnya atau semuanya?.-Quotes of the?-

__________________________________________

Pagi harinya Zee sudah berada didepan pintu gerbang sekolahannya dengan ketiga pacarnya yang duduk didepan mak sapi yang berada dibelakang bersama Zee.

Melajukkan mobilnya menuju parkiran khusus mobil, mereka berempat turun bagai slow motion banyak siswa/i yang menunggu bahkan sudah banyak pekikan pekikan dari siswi.

Zee keluar dengan tidak elitnya bahkan kepalanya membentur pintu mobil yang menggakibatkan Zee meringis sambil mengusap pelan jidatnya tapi ia tetap cool didepan para cogan.

Matanya menelisik seluruh parkiran yang dipenuhi banyaknya lautan siswa/i saat matanya tak sengaja menatap pemuda yang juga menatapnya, pemuda itu bersama seorang perempuan ia adalah Kenzo dan Manda.

"Kenzo?." cicit Zee pelan.

"Hah? Kamu bilang apa sayang?." ucap Xavi yang mendengar cicit Zee pelan walau samar samar seakan tersadar Zee segera menggelengkan kepalanya dan berjalan kekelas diikuti ketiga pacarnya yang senantiasa mengekori dari belakang.

Kenzo menatap Zee yang mulai menjauh dari pandangannya ia masih diam tanpa ada niatan untuk bergerak sedikitpun matanya seakan tersirat rasa kerinduan pada seseorang 'Kenapa warna matanya seperti dia?.' batin Kenzo.

Ia tersadar kala ada yang memanggil namanya segera ia menunduk menatap seorang perempuan yang terlihat mulai kepanasan.

"Kenzo panass!." rengek Manda kedua tangannya mengoyangkan lengan kekar milik Kenzo, Kenzo hanya mengganguk lalu menarik Manda pergi menuju kekelas manda.

'Apakah kau masih menggingatku By? Dan apakah itu dia? '

***

Zee sekarang tengah asik asiknya memakan bakso bersama pacarnya dan juga Varo dkk ia terlihat menikmati makan siangnya karna istirahat sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu membuat Zee semangat karna mendapat asupan.

Kadang dirinya mengambil bakso dari Xavi, Xavi hanya diam menikmati baksonya tanpa memperdulikan tangan nakal pacarnya yang senantiasa mengambil miliknya.

"Emak sapi nanti beli seblak yah pas pulangnya." bisik Zee memohon kepada Xavier dan dibalas anggukan singkat dari Xavier. Zee sendiri sudah menatap berbinar kearah Xavier.

"Kayanya kalian berdua akrab banget sama Zee." cetus Abi, jujur dirinya baru pertama kali merasakan yang namanya cemburu walau dirinya adalah seorang playboy.

"He'em! Yang ini namanya Ethan pacar pertama Zee dan yang ini namanya Xavier pacar kedua Zee." ucap Zee antusias sambil tangannya menunjuk kedua pacarnya yang menampilkan raut datar.

Deg!.

Jantung mereka bagai diremas kuat secara bersamaan dan seakan berhenti berdetak kala Zee sudah mempunyai seorang pacar, meremas kuat kaos bawah mereka bersamaan, apakah Zee tidak peka atau Zee hanya menggangap kita seorang teman?.

Bara yang memang notabenenya adalah pacar Zee juga hanya menggigit bibir bawahnya 'Apakah aku tidak sepenting itu sampai Zee tidak memperkenalkan diriku.' pikirnya dalam batinan dengan cepat ia merubah pikiran negativenya.

Zee yang tau akan pikiran Bara pun mulai mengeluarkan handphonenya untuk menchat agar Bara tidak salah paham.

Boyfriend 3

Baby Zee
Jangan salah paham dulu by!.

Albara
Iya

Baby Zee
Kapan kapan kalau udah kebongkar kita ungkapin yah! Karna sekarang kita masih sedarah.

Albara
Asiap calon istri!

Baby Zee
Dih halu tros

Albara
Aaa Zee mau cium
Read.

Mata Zee melirik tajam kearah Bara yang tengah memakan bakso ia juga membalas lirikan Zee dengan mesum. Tiba saja ada suara ketukan dari meja mereka sontak saja Zee memutuskan lirikannya dan mendongak menatap siapa yang mengetuk meja.

"Kang pen!s 26cm!."

"Zee!."

Ucap mereka bersamaan bahkan pacarnya langsung tersedak salivanya sendiri kala mendengar ucapan vulgar Zee dan apa hubungannya dengan mubar didepannya ini? Pikir mereka semua.

Sebelum Max ingin bertanya tapi ia sudah didahului dengan derapan langkah kaki yang lebar serta menggema dan membuat antensi semua orang terlalihkan menatap pemuda yang wajahnya memerah menahan emosi serta rahang yang terlihat jelas urat uratnya.

Brak!.

Pyaarr!.

Suara gebrakan meja dan suara pecahnya mangkok membuat siapa saja terlonjak kaget tapi beda lagi dengan Zee, ia malah menatap sendu baksonya yang menggelinding dilantai tanpa henti.

"Bakso Zee." gumam Zee menatap baksonya yang menggelinding bahkan sudah jauh. Mereka semua juga menatap kasihan kepada Zee ah bukan! Lebih tepatnya kepada bakso Zee yang tinggal satu lalu menggelinding, sepertinya bakso Zee ilfeel kepada dirinya.

Zee segera bangkit dan berlari menggejar baksonya tanpa ba bi bu Varo dkk serta pacar Zee ikut berlari mengejar Zee yang juga mulai menjauh.

"Belum 5 menit."

"Belum 5 menit."

"Belum 5 menit."

Gumam Zee dikala larinya bahkan ia sekarang mengubah larinya dengan gerakan slow motion ketika sudah dekat dengan baksonya.

Dirinya berjongkok mengambil baksonya dengan tangan mungilnya yang mulai mengusap usap baksonya dengan tampang sedih.

"Hikss... Untung aja belum 5 menit." sesegukan Zee yang mau memakan bakso tapi segera diambil oleh Xavi dengan tatapan tajamnya.

"Nggak baik Zee udah jadi vitamin j." kata Xavi memperingati dan diangguki setuju oleh mereka semua. Kening Zee mengkerut menatap bakso dan kemudian beralih menatap mereka semua.

"Vitamin j?."

"JOROK!."

Sedangkan disisi pemuda yang sudah mengebrak meja Zee, dirinya terbengong menatap Zee yang sudah menjauh.

"Trus disini gue ngapain? Percuma gue disini kalau yang digebrak pergi!."

"Buang-buang waktu aja! Mending molor dipojokan."

'Brengsek lo Zee! Lagi dan lagi rencana gue gagal karena lo!.'

_______

Penulis:NVL.EL

Transmigrasi Zee [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang