33

18.7K 1.8K 29
                                    

-Ketika kalian mempunyai guru tampan, apa yang akan kalian lakukan? Menjadi babby-nya? Anaknya? Adiknya? Istrinya? Mertuanya? Selingkuhannya? Neneknya? Ortunya? Dll?.-Quotes of the day-

________________________________________

"Eh?! Sejak kapan kalian semua ada disini?." tanya Zee penasaran kala ia tak melihat kalau pacarnya dan Varo dkk ada disini serta ia juga terkejut karna mendengar teriakan mereka semua kecuali Leon dan ditambah lagi kedatangan El serta Abi yang sama sama berteriak.

Mereka semua yang mendengar pertanyaan Zee dibuat merosotkan bahunya lesu dan mencebikkan bibirnya secara bersamaan. Zee menggaruk pipinya karna merasa sedikit gatal.

Mammy dan Mommy saling pandang antara satu sama lain, kemudian tersenyum cerah secerah mungkin. Entah apa yang dipikirkan kedua paruh baya ini.

"Ekhem, nyonya baskara apakah pertunangan ini bisa dilanjutkan dan langsung keintinya saja, agar tak terlalu lama, apakah anda setuju?." tanya seorang wanita paruh baya bernama Viara Latency sebagai orang tua Kenneth dengan nada sopan.

"Ah, itu bisa mari." jawab Mammy Lau sambil tersenyum kearah Zee yang saat ini sudah kembali duduk didekat dengannya serta menggengam tangan mungil Zee.

"TIDAK! ZEE MILIK KAMI!!!." Dengan serempak bak paduan suara, mereka berteriak lalu memeluk Zee secara bersamaan bahkan Zee sepertinya terlihat tenggelam dan terhimpit bahkan ia seperti kesusahan bernafas.

'Bangsat!'. umpat Zee sambil mengatur nafasnya serta mencengkram erat sofa belakang hingga kusut.

"Hoho, sepertinya tuan saya akan mati! Baguslah biar tidak jadi beban atasan saya!." ucap sistem tanpa dosa yang membuat Zee naik pitam. Bukannya ditolongin kek ini malah didoain mati! Emang sistem biadap!. Batin Zee dengan mengumpati sistem yang not have akhlak!.

"To.. lo..gin Zee, Zee be.. lum mau mati karna Zee belum ngerasain naena ama batang!." ucap Zee yang sedikit tersedat sedat dan ucapan setengahnya sudah lancar.

"Maaf." sesal mereka semua dan melepaskan pelukannya tidak rela karna sudah sangat dibuat nyaman bahkan candu akan aroma Zee yang menenangkan bagi mereka semua.

"Bang lo suka sama Zee?." kini giliran Leon yang angkat bicara karna sudah sangat merasakan panas ditubuhnya seakan membara.

"Iya." jawab Bara singkat yang tengah asik mengrepe-grepe Zee. Tangan mungil Zee menoyor jidat abangnya lalu menyetilnya aga kuat.

"Jangan grepe-grepe disini entar aja dihotel!." bisik Zee yang langsung dihadiahi oleh bekapan maut dari pelakunya yaitu, Varo. Bara bahkan sudah bersembunyi dibalik sofa yang mereka duduki, ia sedang baper makanya tanpa sadar ia menggigit sofa tersebut.

"Mulutnya difilter dulu napa Zee, mesum amat jadi orang." ucapnya yang tadi mendengar bisikan Zee karna duduk mereka bersebelahan dan masih membekap mulut Zee lalu melepaskannya kala Zee terdiam.

"No mesum No live, No batang No live, No cogan No live, No roti sobek No live." jawab Zee dengan mendrama dan telunjuknya digoyangkan kekanan dan kekiri.

"Bang, bukannya Zee dan kita sedarah?." tanya Leon lagi kala Bara sudah berdiri tegak seperti tak terjadi apa apa. Ia menggeleng pelan sebagai jawaban dari pertanyaan Leon. Leon nampak mengernyit heran sekaligus bingung.

"Tentu saja bukan, Zee hanya anak angkat keluarga baskara." ucap Zee yang mampu membuat Leon terkejut setengah mati. Mata Leon melotot dan menatap Mammy dan Mommynya meminta penjelasan.

Zee yang melihat tingkah laku Leon hanya bisa mencubit lengan Ardi karna menurutnya Leon itu menggemaskan tapi masih menggemaskan dirinya.

Ardi yang mendapat cubitan dari Zee hanya mampu meringis tertahan, melepaskan cubitan Zee secara hati hati ia langsung berdiri dan berjalan kepojokan sambil berjongkok. Entah apa yang akan ia lakukan disana. Bahkan mereka semua menahan tawa kecuali Zee yang masih menatap Leon.

"Kalian semua suka Zee? Cinta Zee? Sayang Zee? Mammy sama Mommy bakal restuin kalian buat ngejalin hubungan dan Zee cukup mereka saja yang menjadi calon suami kamu, oke?!." tegas Mammy merestui hubungan mereka semua bahkan Mammy nampak tersenyum bahagia.

Laki laki yang mencintai Zee berbinar senang kala gadis cantiknya akan segera menjadi milik mereka semua walau harus berbagi tapi mereka juga tak keberatan.

"Kalo nggak khilaf." gumam Zee yang masih bisa didengar mereka semua. Mereka menatap tajam Zee yang masih menundukkan kepalanya, entah sedang memikirkan apa.

"Jadi Mammy, Leon boleh nikahin Zee?." ucap Leon yang mungkin sudah mengerti perasaannya. Jujur, ia sangat senang kala adik-nya menjadi miliknya, perasaan hangat mulai muncul kala Mammy. menggangukkan kepala sebagai respon.

"YAUDAH AYO KITA KE KUA! MALAMNYA MALPER! PAGINYA HONEYMOON!!!." Zee bersorak senang sambil bertepuk tangan bahagia. Akhirnya, ia bisa naena dengan penghuni haremnya.

"Tidak! Tunangan dulu!." tegas Mommy yang mampu membuyarkan kebahagiaan Zee. Mengerucutkan bibirnya kesal, membuang mukanya kepandangan lain.

"Jadi, nyonya tuan, apakah tak apa membuat anak anda berbagi dengan yang lain?." ucap Mommy sedikit tak enak hati kepada orang tua Kenneth.

"Hahaha tak apa nyonya, mari nyonya kita  langsungkan saja acara pertunangannya." ucap Viara dengan tertawa ringan.

Acaranya, hanya sederhana dengan memasangkan cincin kepada pasangan masing masing. Jujur, Zee kewalahan harus memasangan satu persatu calon penghuni haremnya.

Setelah selesai, kedua orang tua Kenneth pergi tanpa membawa Kenneth sekalipun. katanya, karna ada urusan atau problem perusahaan. Kenneth hanya memasangkan wajah datar serta pandangan dingin.

Mereka mulai berbincang bincang ringan layaknya keluarga harmonis sampai melupakan keberadaan seseorang yang sedari tadi duduk bahkan diabaikan, membuatnya kesal serta ingin marah tapi ia harus menjaga image-nya kepada semua orang.

"Daddy aku boleh nggak kekamar dulu?." ucap seorang perempuan dengan nada lembut serta tersenyum, membuat semua orang terdiam menatap horor sekaligus meminta penjelasaan.

"Dia, siapa Dad?." tanya Leon dengan nada sedikit dingin. Daddy sepertinya lupa untuk membicarakan siapa perempuan yang duduk disampingnya. Zee menatap perempuan itu dengan tampang nyinyir.

"Oh, kenalin ini adek angkat kalian dan bernama Amanda, semoga kalian rukun terus!." ucap Daddy memperkenalkan kepada semua orang. Manda menunduk sedih tapi ia menyeringai kala ekor matanya melihat keterkejutan Zee dan yang lainnya.

'Apa yang direncanakan Manda? Tem lo bisa baca batinan Manda 'kan?!'. Batin Zee yang melihat raut wajah Manda yang sering berganti ganti kala ada yang menatapnya.

"Entahlah tuan, saya curiga kalau dia bukan dari sini melainkan masa lalu."
Jawab sistem dengan jujur membuat Zee terkejut.

'Masa lalu? Di-dia nggak mungkin 'kan?! Sialan kalau bener itu dia gue akan membalaskan dendam yang dulu dan sekarang! Nikmati waktumu ming ah bukan maksudku Amanda syaile.' batin Zee. Mata dalamnya memancarkan kebencian dan mengepalkan tanganya.

_______


Penulis:NVL.EL

Transmigrasi Zee [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang