41

17.1K 1.6K 13
                                    

-kalau pengin pacaran dengan nyaman, sebaiknya pacaran aja sama kasur- Zee.-

_________________________________________

3 hari kemudian.

Selama 3 hari Zee kadang berlatih basket agar kemampuannya meningkat. Ya, walaupun dia multitalenta setidaknya dia ingin mengasah agar lebih hebat dari lawannya.

Untuk si penghianat Manda sudah diceritakan oleh tunangannya. Dulu, pada saat Zee belum bertemu mereka si Manda memang sudah menjalani hubungan bos dan bawahan kepada Varo. Ia dijadikan mata mata untuk selalu mengintai musuh yang selama ini menjadi musuh bebuyutan Varo dkk.

Tapi nyatanya Manda sudah bekerja sama dengan musuh bebuyutan Varo dkk yang akhirnya ia dilepaskan dengan imbalan uang agar tutup mulut. Karna otak Manda yang begitu licik mengharuskan agar mereka berhati hati. Begitulah sepenggal kisah yang diceritakan Varo dkk kepada Zee.

"Cih, gue pastiin nanti saat pertandingan lo kalah!." ucap Manda dengan pelan sambil mengikat rambutnya. Manda walaupun lo ngomongnya pelan tapi bisa didengar oleh Zee yang berdiri disampingnya tapi agak berjauhan.

Mengusap rambut Zee pelan guna menyalurkan rasa hangat tapi nyatanya malah bikin Zee kesal karna rambutnya diacak acak oleh Gio. Gio malah terkekeh senang melihat wajah kesal Zee yang begitu menggemaskan dimatanya.

"Kalian iri?." tanya Ethan kepada temannya yang diangguki serempak bagai paduan suara. Entah apa maksud dari pertanyaan Ethan tapi seperti terlihat menyindir untuk Gio.

"Sama gue juga." lanjutnya yang diangguki lagi oleh temannya. Ia meminum sebotol air dingin yang entah dapat dari mana mungkin mulung.

Seakan teringat sesuatu. Ethan segera saja mencengkram kerah baju Gio dari belakang membuat Gio hampir tercekik. Untungnya, Gio tidak sampai ngik ngok. Kasian Gio mana masih muda lagi.

"Kita jadi 'kan ngelakuin 'itu'?." kata Ethan sambil melirik kedua perempuan yang tengah berjalan kearah lapangan basket. Mereka semua nampak serius akan pembicaraan kali ini.

"Ya. Lo udah siapin semuanya?." ucap Bara sambil menatap kedepan kearah adiknya yang terlihat sexy dari biasanya. Sedangkan Ethan hanya cengengesan sambil menggeleng tanda ia belum menyiapkan semuanya.

"Ck. Nggak guna." sarkas Abi tanpa memperdulikan tatapan tersakiti dari Ethan. Semua tunangan Zee hanya tertawa melihat salah satu dari mereka ternistakan. Dahlah dari pada terlarut lebih dalam Ethan memutuskan untuk duduk dikursi paling depan yang sudah disediakan.

Mereka semua juga ikut duduk ditempat masing masing. Salah satu dari mereka ada yang diam diam memfoto Zee untuk disimpan.

"So pretty." pujinya dengan mata berbinar binar. Sontak semua orang melihat kearah orang tersebut dengan pandangan berbeda beda. Yah, tidak ada salahnya salah satu dari mereka memuji akan kecantikan Zee.

Disisi lain. Kedua perempuan itu sibuk dengan pemanasan agar tak mengakibatkan keseleo atau hal lainnya. Manda dengan tampang percaya diri menatap Zee remeh.

"Gue tantang lo. Jika lo menang, lo boleh minta apapun dari gue." ucap Manda dengan santai. Ia tak tau kalau Zee tertarik dengan dirinya maksudnya Zee bukan menjadikan Manda Lesbi. Mana mungkin ia seperti itu.

"Apapun yah?." kata Zee sambil mengganguk anggukan kepalanya serta tersenyum. Manda yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas.

"Kalau gue minta nyawa lo, gimana?." katanya lagi membuat Manda mendadak membeku tak tau harus berkata apa.

"Y, y, y." hanya kalimat itu yang bisa ia ucapkan. Seharusnya, dirinya tak boleh gegabah dalam ucapan.

"Tapi... kalau gue menang lo harus serahin semua laki lo." ucapnya seraya tersenyum percaya diri sambil melihat pemuda pemuda dengan mata penuh nafsu memiliki. Tunangan Zee yang mendengar itu dibuat tak terima. Mereka bukan barang!.

"ZE---." triak mereka terpotong oleh ucapan Zee.

"Ya. Gue terima." katanya lagi tanpa rasa takut akan kehilangan mereka semua. Zee percaya, dirinya pasti menang. Para tunangan Zee menatap tak percaya.

Priitt!

Suara pluit tanda pertandingan dimulai berbunyi saat ini bola dikuasai oleh Manda. Zee masih diam memperhatikan manda yang menurutnya berbeda apalagi jika dilihat dengan teliti bagian bawah dengkul seperti ada yang menganjal tapi apa?.

Zee mulai berlari menghampiri Manda yang tengah men dribble bola menuju ring punya dirinya. Sekali gerakan Zee dapat merebut bola dari tangan Manda dan menuju ring.

Hap.

Bola masuk sempurna diring Manda. Manda berlari dengan cepat dan ingin merebutnya tapi selalu gagal karna dipermainkan oleh Zee.

Disisi lain. Ditempat rooftop yang langsung disuguhi pemandangan lapangan basket terdapat seorang pria yang tengah duduk memperhatikan pertandingan itu dengan santai.

"Si bu bos udah lama nggak keliatan tapi masih tetap cantik aja." puji seseorang dengan pakaian jasnya tapi lebih mirip seorang asisten kepada salah satu perempuan yang tengah bertanding basket.

"Tentu saja, Queenku tetap cantik." ucap seorang pria yang diyakini atasan si asisten. Pria itu nampak terlihat senang karna sudah lama tak melihat pujaan hatinya.

"Eh lihat bu bos mau dicelakai." hebohnya kala melihat seorang perempuan tengah mengarahkan pisau lipat kecil ke musuhnya. Dia, Manda yang ingin menusuk Zee dari belakang. Zee nampak tak melihat Manda yang mencurigakan.

"Sialan!." umpatnya kasar dan segera mengambil pistol kecil dari balik jasnya dan membidik Manda.

Dor

Peluru itu melayang diudara tanpa menimbulkan suara nyaring. Ditiup ujung pistol tersebut seraya tersenyum miring.

"AAAKKKHH!." triak perempuan itu. Tubuhnya meluruh kebawah dengan perut yang bersimbah darah. Tangannya memegang perut, rasanya sunguh sakit!.

Zee melihat Manda yang terkapar ditanah hanya diam, dirinya masih memproses dari mana datangnya peluru itu. Semua orang yang menonton tiba tiba berteriak histeris kala mulut Manda tiba tiba mengeluarkan busa yang cukup banyak.

Para tunangan Zee langsung menghampiri dengan wajah khawatir serta mengecek apakah Zee terluka atau tidak dengan membolak balikan badan Zee kesana kemari.

"Kamu nggak papa 'kan, sayang?." tanya Xavier dengan wajah khawatir. zee mengganguk sebagai respon. Mereka mulai melihat Manda, betapa terkejutnya mereka saat melihat tubuh Manda yang dihinggapi banyak lalat, belatung dan memancarkan bau busuk yang menyengat.

"Rasain tuh!. Akhirnya doa gue kekabul." ucap para tunangan Zee secara bersamaan.

"Ini mah kena Azab!." timpalnya lagi.

________


Penulis:NVL.EL

Transmigrasi Zee [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang