44. Extra Chap ( 2 )

24.9K 1.3K 64
                                    

"LEON!!." teriak Zee memanggil salah satu suaminya dari dapur. Kini keluarga cemara maksudnya keluarga Zee sedang melakukan aktivitas masing masing.

"IYA MAK BENTAR!." jawab Leon yang baru saja selesai mandi dan kini tengah memakai baju. Setelah selesai, Leon berlari menuruni tangga dan menghampiri istri tercintanya yang berada didapur.

Memeluk dari samping dan mengecup bibir istrinya secara bergantian. Kemudian, karna pengin manja manjaan sama istri tercinta, Leon mulai ngelunjak. Seperti ini.

"By mau nenen." raut wajah yang dibuat sememelas mungkin agar sang istri tercinta luluh dengan tampangnya.

"Ini nenen!." galak sang istri menganggkat pisau dapur yang tajam namun mengkilat. Menelan ludah dengan susah payah, Leon sedikit mundur kebelakang.

"Beli sayur dulu sana! Nanti baru nen!." kata Zee.

"Sayur apa?." tanya Leon dengan raut wajah polos.

"Apa aja." berlari setelah mencuri kecupan dalam kesempitan. Leon membuka gerbang, kepalanya menoleh kekanan dan kekiri.

"Sayur! Sayur! Sayure mabzeh!."

"BELI KAGAK! KALO KAGAK GUE GOROK LU PADA!." kang sayur dengan bar bar berteriak. Leon menghampiri kang sayur yang ternyata sudah ada ibu ibu yang ingin membeli sayur.

"Mas, mau beli sayur?." ramah kang sayur. Leon mengganguk, matanya meneliti jenis sayur yang berjejer rapi digerobak.

"Kang ada sayur apa aja?." Leon bertanya menatap kang sayur.

"Tapi mas disini nggak ada sayur yang namanya sayur apa aja." jelas kang sayur menggaruk kepalanya merasa binggung. Sudah bertahun tahun dia jualan sayur nggak ada tuh sayur yang namanya sayur apa aja.

"Oh, mungkin sama istrinya disuruh beli sayur terserah." ibu ibu pun akhirnya angkat bicara.

"Iya kang ada sayur terserah?." ah sudahlah, kang sayur mulai frustasi dengan pembeli yang satu ini.

Kita tinggalkan Leon dan beralih ke suami Zee yang lain.

Kenneth, Prince dan Gio tengah berada dihalaman belakang. Mereka sedang ditugaskan istri tercintanya untuk.

"Emang ada 'ya telur dinosaurus ditanah?." kata Gio yang memegang cangkul sedangkan Kenneth memegang sekop berukuran kecil.

"Nggak tau tuh. Ini tanahnya keras bet dah." Kenneth mencoba menggunakan sekop namun karna terlalu keras, sekop yang digunakan terlempar kearah muka Gio yang masih anteng.

Dugh

"Aduh!." terjungkal, terguling ditanah yang rata. Jidat mulus nan putih harus benjol karna ulah teman lanknatnya ini.

"LO!!."

"BERTUMBUK AYOK!!."

"LO NGGAK TAU HAH?!!." marah Gio menunjuk Kenneth tepat diwajahnya.

"KALAU JIDAT INI KESAYANGAN ISTRI GUE!!." Gio menunjuk jidatnya yang sepertinya mulai muncul warna kebiruan. Sedangkan, Kenneth menutup kupingnya rapat rapat.

"Ya maap. Gue nggak liat kalo lo disitu." elak Kenneth.

"Gue aduin lo ke Zee." Gio berkacak pinggang.

"Dasar tukang ngadu." Kenneth mencibir.

"Apa lo! Dasar tukang iri." mata Gio hampir berkaca kaca.

"Dih, gaje."

"Dasar otak porno!."

"Elo otak selangkangan!."

"Lo anaknya Elsa!."

"Lo kentut nyamuk!."

"UDAH STOP! NGGAK USAH RIBUT LAGI!." dari belakang terlihat jelas bahwa Abi sedang memancing ikan dengan ditemani beberapa suami Zee yang lainnya.

"Brisik lo pen!s kecil!!." keduanya berucap bersamaan membuat Abi terdiam bungkam tak bisa berkata kata dan matanya menatap aset berharganya yang ia elus.

"Sabar 'ya junior nanti kalo dipegang terus sama istri tercinta bakal panjang kok." kata Abi menyemangati.

"Sayang." pangil Zee.

"Ya sayang?." serempak mereka dan langsung berhenti dari pekerjaannya.

"Telor dinosaurusnya udah ketemu?." tanya Zee tak sabaran karna ingin mencicipi bagaimana rasanya telur itu.

"Belum." jawab ketiganya menggeleng, Zee mendesah kecewa mendengarnya.

_______

Saat ini Zee tengah duduk lesehan diruang keluarga sendirian ditemani snack ringan dan menonton tv yang menampilkan sebuah kartun Spongebob untuk mengurangi kebosanan karna menunggu para suaminya selesai dari tugas yang diberikan.

"Meong yong monyong."

Suara kucing tiba tiba terdengar diindra pendengarnya. Wanita itu melihat kekanan dan kekiri namun nihil. Mungkin, itu hanya perasaannya saja.

"Meonggg meong."

Suara itu terdengar kembali namun anehnya suara itu seperti semakin dekat degannya. Zee kembali mengedarkan pandangannya kekanan namun nihil lalu kekiri.

"Anjir! Kucing siapa tuh gemoy jadi pengen deh." heboh Zee beranjak dari duduknya dan menghampiri kucing itu.

Wanita itu berjongkok tepat didepan kucing berwarna orange dan mencekik kucing itu bukan maksudnya mengangkat dengan tangan dileher kucing seolah seperti mencekik.

"Meongg meongg." berontak kucing itu tapi apalah daya tenaganya tak kuat untuk lepas dari cengkraman Zee.

"Ututu nama lo siapa?."

"Nama bapak ibu lo siapa?."

"Anak mana?."

"Kelas berapa?."

"Udah kawin belum?."

"Udah punya anak?."

"Lo cewek atau cowok?."

Zee terdiam sebentar saat mengucapkan pertanyaan terakhirnya. Karna, penasaran tanpa rasa belas kasihan Zee melepaskan cengkramannya begitu saja.

Selanjutnya, dia membuka keempat kaki kucing itu selebar lebarnya dan meraba rabanya.

"Eh nggak ada nen 6? Jadi ini kucing cowok dong!."

"Hehe bisa nih buat kelinci percobaan! Gue kawinin nih kucing sama mei mei buaya betina gue." Zee terkekeh sejenak atas ide idenya yang jenius.

"Meongg meong meongg." kucing itu seperti memprotes atas ide gila dari Zee.

Wanita itu membawa kucing tersebut keruang keluarga dan duduk seperti tadi. Mencengkram leher kucing itu dan melihat secara dekat serta intens.

Pikiran pikiran aneh mulai memasuki Zee. Namun, apakah benar dengan pikirannya ini? Zee menggeleng pelan wanita itu melihat dari bagian kepala, mata, hidung dan kemudian berhenti dibibir kucing itu.

Cup

Zee mencium bibir kucing itu namun hanya dikecup sebentar.

"ANJIR COGAN JADI JADIAN!!."

"EH?!."

"KUCING JADI JADIAN!!."

Zee membeku ditempat.

"FUCK! Mana nggak pake baju sama celana lagi!."

"Kira-kira panjang pen!snya berapa ya?."

Zee terdiam sebentar.

"Hiks... Hiks... Hiks..."

Zee menangis.

"KALIAN!!!."

Apa yang terjadi?.
_______


The End






Penulis:NVL.EL

Transmigrasi Zee [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang